Deskripsi hasil penelitian
1. Deskripsi hasil penelitian
Hasil penelitian ini adalah hasil studi lapangan untuk memperoleh data dengan teknik tes setelah dilakukan suatu pembelajaran yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMK Ethika Palembang pada tahun ajaran 2012/2013 dari tanggal 04 Februari sampai dengan 27 Maret 2013.
Variabel yang diteliti adalah hasil belajar matematika pada pokok bahasan program linear pada siswa kelas X AK 1 SMK Ethika Palembang sebagai kelompok eksperimen, kelas X AK 2 SMK Ethika Palembang sebagai kelompok kontrol dan kelas XI AK 2 SMK Ethika Palembang sebagai kelas uji coba instrumen penelitian.
Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization di kelas X AK 1 berlangsung sebanyak 3 kali, yaitu pada tanggal 22 Februari, 01 Maret, dan 22 Maret 2013. Dalam setiap pertemuan, materi yang dipelajari merupakan kelanjutan dari materi yang dipelajari sebelumnya.
Sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu pada hari Rabu tanggal 13 Februari 2013, peneliti mengujicobakan intrumen penelitian di kelas
XI AK 2 SMK Ethika berupa soal tes yang akan dipergunakan peneliti sebagai
Seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwa penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan peneliti, yaitu:
”Bagaimanakah efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas X SMK Ethika Palembang ”. Jawaban sementara dari permasalahan tersebut telah dirumuskan dalam bentuk hipotesis yang diuraikan dalam Bab II. Untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut secara empiris dibutuhkan data empiris dari hasil penelitian. Oleh karena itu, penganalisan data penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian secara empiris.
Pertemuan pertama dimulai pada tanggal 22 Februari 2013 pukul 07.00 WIB sampai dengan 09.40 WIB pada kelas eksperimen. Sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu peneliti memberi pretest kepada kelas eksperimen untuk mengetahui pengetahuan awal siswa pada pokok bahasan Sistem Pertidaksamaan Linear dua variabel, Pada kegiatan ini komponen model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization yang muncul adalah placement test .
Gambar 1. Pretest di kelas eksperimen
Sebelum masuk materi, terlebih dahulu diadakan persiapan-persiapan antara lain: menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization , menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa serta menyampaikan materi secara singkat, Pada kegiatan ini komponen model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization yang muncul adalah teaching group. Setelah menjelaskan Kemudian peneliti membagi 25 siswa menjadi lima kelompok, tiap kelompok terdiri dari lima siswa, Pada kegiatan ini komponen model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization yang muncul adalah teams, Setelah itu, peneliti membagi LKS I setiap kelompok diberikan waktu untuk membaca, mamahami, berdiskusi dan menyelesaikan materi Sistem Pertidaksamaan Linier dua variabel. Pada kegiatan ini komponen model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization yang muncul adalah students creative.
Gambar 2. Siswa mendiskusikan LKS
Selama diskusi berlangsung, peneliti membimbing siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan persoalan misalkan kesulitan yang dihadapi siswa ketika menentukan himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel Selama diskusi berlangsung, peneliti membimbing siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan persoalan misalkan kesulitan yang dihadapi siswa ketika menentukan himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Gambar 3. Peneliti membimbing siswa berdiskusi
Setelah setiap kelompok selesai berdiskusi, peneliti memilih perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka dengan menuliskan jawaban salah satu persoalan yang ada dalam LKS dipapan tulis dan misalnya jawaban kelompok tersebut keliru kelompok lain menanggapinya seperti memperbaiki jawaban, sehingga dapat memberikan kriteria penghargaan terhadap terhadap hasil kerja kelompok, Pada kegiatan ini komponen model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization yang muncul adalah teams scores, Tetapi diskusi yang diharapkan kurang berjalan dengan baik karena masih banyak siswa yang tidak mengikuti diskusi kelompoknya dikarenakan siswa masih bergantung pada siswa yang pandai dikelompoknya. Setelah berdiskusi, peneliti mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari, Pada kegiatan
Individualization yang muncul adalah whole class units. Kemudian diakhir pertemuan peneliti memberikan posttest secara individu, pada kegiatan ini komponen model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization yang muncul adalah facts test.
Gambar 4. Siswa mengerjakan posttest
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 01 Maret 2013 pukul 07.00 WIB sampai dengan 09.40 WIB pada kelas eksperimen. Sama seperti proses pembelajaran Sebelumnya, sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu peneliti memberi pretest kepada kelas eksperimen untuk mengetahui pengetahuan awal siswa pada pokok bahasan model matematika dan menentukan nilai optimum dari fungsi objektif dengan menggunakan metode titik pojok. Sebelum masuk materi, peneliti mempersilakan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya. Sebelum membagikan LKS II, peneliti mengingatkan kembali siswa cara menggambar daerah penyelesaian dari suatu Sistem pertidaksamaan linier dua variabel yang diberikan, kemudian peneliti membagikan LKS II dan memberikan waktu untuk masing-masing kelompok membaca, mamahami, berdiskusi dan menyelesaikan model matematika dan nilai optimum dari fungsi
objektif dengan menggunakan metode titik pojok, peneliti membimbing siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan persoalan misalkan kesulitan yang dihadapi siswa ketika menentukan nilai maksimum dan nilai minimum dari SPtLDV dikarenakan keliru dalam menentukan notasi ketidaksamaan pada model matematika sehingga menyebabkan kesalahan pada himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dua variabel sehingga terjadinya kesalahan pada hasil nilai maksimum atau nilai minimumnya, Setelah setiap kelompok selesai berdiskusi, peneliti memilih perwakilan kelompok untuk mempresentasikan jawaban kelompok mereka dengan menuliskan jawaban salah satu persoalan yang ada dalam LKS dipapan tulis dan misalnya jawaban kelompok tersebut keliru kelompok lain menanggapinya seperti memperbaiki jawaban. Tidak seperti diskusi pada pertemuan pertama, diskusi pada pertemuan kedua berjalan cukup aktif, siswa saling bertanya dan menjelaskan kepada teman satu kelompoknya namun masih terdapat beberapa siswa yang ramai dan tidak ikut diskusi. Setelah berdiskusi, peneliti mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian diakhir pertemuan peneliti memberikan posttest secara individu.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2013 pukul 07.15 WIB sampai dengan 09.40 WIB pada kelas eksperimen, jadwal ini mundur beberapa menit dari yang seharusnya 07.00 dikarenakan keadaan yang tidak memungkinkan, proses pembelajaran pada pertemuan ketiga ini diundur beberapa kali pertemuan karena berlangsungnya MID semester dan Ujian Sekolah untuk anak kelas XII di SMK Ethika Palembang. Sama seperti proses pembelajaran Sebelumnya, sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu peneliti memberi
pretest kepada kelas eksperimen untuk mengetahui pengetahuan awal siswa pada pokok bahasan menentukan nilai optimum dari fungsi objektif dengan menggunakan metode garis selidik. Sebelum masuk materi, peneliti mempersilakan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya. Sebelum membagikan LKS III, peneliti mengingatkan kembali siswa cara menggambar daerah penyelesaian dari suatu Sistem pertidaksamaan linier dua variabel dan menentukan model matematika yang diberikan, kemudian peneliti membagikan LKS III dan memberikan waktu untuk masing-masing kelompok membaca, mamahami, berdiskusi dan menyelesaikan nilai optimum dari fungsi objektif dengan menggunakan metode garis selidik, peneliti membimbing siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan persoalan misalkan kesulitan yang dihadapi siswa ketika menentukan nilai maksimum dan nilai minimum dari SPtLDV dengan menggunakan metode garis selidik dikarenakan kurang sejajar dan teliti dalam menggambar pergeseran garis selidik sehingga terjadinya kesalahan pada hasil nilai maksimum atau nilai minimumnya, Setelah setiap kelompok selesai berdiskusi, peneliti memilih perwakilan kelompok untuk mempresentasikan jawaban kelompok mereka dengan menuliskan jawaban salah satu persoalan yang ada dalam LKS dipapan tulis dan misalnya jawaban kelompok tersebut keliru kelompok lain menanggapinya seperti memperbaiki jawaban. Tidak seperti pertemuan sebelumnya, pada pertemuan terakhir ini siswa cukup berantusias mengikuti proses pembelajaran dan diskusi berjalan cukup aktif, siswa saling bertanya dan menjelaskan kepada teman satu yang belum memahami materi pelajaran. Setelah berdiskusi, peneliti mengajak siswa untuk menyimpulkan pretest kepada kelas eksperimen untuk mengetahui pengetahuan awal siswa pada pokok bahasan menentukan nilai optimum dari fungsi objektif dengan menggunakan metode garis selidik. Sebelum masuk materi, peneliti mempersilakan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya. Sebelum membagikan LKS III, peneliti mengingatkan kembali siswa cara menggambar daerah penyelesaian dari suatu Sistem pertidaksamaan linier dua variabel dan menentukan model matematika yang diberikan, kemudian peneliti membagikan LKS III dan memberikan waktu untuk masing-masing kelompok membaca, mamahami, berdiskusi dan menyelesaikan nilai optimum dari fungsi objektif dengan menggunakan metode garis selidik, peneliti membimbing siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan persoalan misalkan kesulitan yang dihadapi siswa ketika menentukan nilai maksimum dan nilai minimum dari SPtLDV dengan menggunakan metode garis selidik dikarenakan kurang sejajar dan teliti dalam menggambar pergeseran garis selidik sehingga terjadinya kesalahan pada hasil nilai maksimum atau nilai minimumnya, Setelah setiap kelompok selesai berdiskusi, peneliti memilih perwakilan kelompok untuk mempresentasikan jawaban kelompok mereka dengan menuliskan jawaban salah satu persoalan yang ada dalam LKS dipapan tulis dan misalnya jawaban kelompok tersebut keliru kelompok lain menanggapinya seperti memperbaiki jawaban. Tidak seperti pertemuan sebelumnya, pada pertemuan terakhir ini siswa cukup berantusias mengikuti proses pembelajaran dan diskusi berjalan cukup aktif, siswa saling bertanya dan menjelaskan kepada teman satu yang belum memahami materi pelajaran. Setelah berdiskusi, peneliti mengajak siswa untuk menyimpulkan
Setelah gambaran pelaksanaan penelitian dijelaskan, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis menggunakan statistik t dengan pengujian normalitas dan kesamaan varians sebagai uji prasyaratnya.