: MENINGKATKAN KEMUDAHAN DALAM BERTRANSAKSI

STRATEGI 4 : MENINGKATKAN KEMUDAHAN DALAM BERTRANSAKSI

Keputusan masyarakat untuk menginvestasikan kelebihan dananya akan sangat tergantung pada beberapa faktor seperti ketersediaan informasi atas produk investasi yang ditawarkan dan keanekaragaman produk yang tersedia serta kemudahan dalam bertransaksi. Agar pasar modal dan industri jasa keuangan menjadi pilihan investasi masyarakat, kemudahan bertransaksi harus menjadi salah satu prioritas utama. Produk-produk pasar modal dan lembaga keuangan non bank harus didekatkan pada masyarakat.

Menyadari pentingnya kemudahan bertransaksi sebagai faktor yang menentukan pilihan investasi masyarakat, maka dalam 5 (lima) tahun ke depan 2 (dua) program strategis akan

MASTER PLAN PASAR MODAL DAN INDUSTRI KEUANGAN NON BANK 2010 - 2014

dilaksanakan untuk meningkatkan kemudahan dalam bertransaksi, yaitu pengembangan kanal- kanal pemasaran produk asuransi dan penerapan e-channel dalam industri pengelolaan investasi. Penerapan 2 (dua) program ini diharapkan akan mampu meningkatkan kemudahan masyarakat dalam melakukan transaksi di industri asuransi dan pengelolaan investasi.

Program 1 : Mendorong Pengembangan Kanal-Kanal Pemasaran Produk Asuransi dan Investasi yang Efektif

Saat ini sebagian besar produk asuransi dipasarkan melalui jaringan agen yang dikelola perusahaan asuransi dan melalui perusahaan pialang. Sistem distribusi ini masih cukup efektif namun membutuhkan biaya yang tinggi sehingga berimbas pada harga produk asuransi (premi) yang relatif mahal. Produk-produk asuransi harus didekatkan kepada masyarakat melalui kanal- kanal pemasaran yang efektif sehingga biaya pemasaran dapat lebih efisien. Kanal-kanal pemasaran yang terbukti cukup efektif layak untuk dikembangkan misalnya Bancassurance. Kanal-kanal distribusi alternatif lainnya yang layak dikaji antara lain brandassurance. Melalui brandassurance produk asuransi dapat dipasarkan bersama produk lain yang telah dikenal masyarakat. Penjualan produk asuransi dapat dilakukan melalui jaringan-jaringan toko ritel, internet, operator telekomunikasi, atau produk-produk lain yang telah memiliki merk yang sudah dikenal masyarakat.

Dalam rangka mendukung pengembangan kanal-kanal distribusi alternatif akan dilakukan penguatan kerjasama dengan regulator Perbankan. Prioritas pengaturan akan dilakukan dengan menerbitkan peraturan terkait distribusi produk asuransi dan Bancassurance. Kanal-kanal pemasaran yang efektif akan memberikan masyarakat kemudahan dalam memperoleh informasi maupun dalam melakukan pembelian produk asuransi. Hal ini diharapkan akan mendorong minat masyarakat untuk memanfaatkan produk asuransi sebagai sarana pengelolaan risiko yang handal sekaligus sebagai sarana investasi.

Program 2 : Mendorong Penerapan E-Channel Dalam Industri Pengelolaan Investasi

Perkembangan industri pengelolaan investasi sangat tergantung pada kemampuan sistem distribusinya, dimana saat ini sistem distribusi produk pengelolaan investasi sebagian besar masih mengandalkan jaringan pemasaran pada industri perbankan. Agen penjual produk investasi terutama Reksa Dana saat ini terdiri dari dua pihak, yaitu Bank dan Perusahaan Efek. Tenaga pemasaran Reksa Dana di Bank kebanyakan masih dirangkap oleh tenaga pemasaran yang merupakan agen penjual produk Bank.

Meskipun sistem distribusi produk pengelolaan investasi telah memanfaatkan jaringan pemasaran perbankan, namun perkembangan penjualan produk-produk investasi pasar modal masih jauh bila dibandingkan dengan perkembangan produk-produk perbankan. Hal ini antara lain disebabkan beberapa fasilitas seperti ATM, Phone Banking, dan Internet Banking yang selama ini menjadi andalan perbankan dalam melayani nasabah belum dapat diterapkan pada investor pasar modal. Investor pasar modal belum dapat bertransaksi sebagaimana layaknya nasabah suatu bank

88 MASTER PLAN PASAR MODAL DAN INDUSTRI KEUANGAN NON BANK 2010 - 2014 T U J U A N II SARANA INVESTASI YANG KONDUSIF DAN ATRAKTIF SERTA PENGELOLAAN RISIKO YANG HANDAL

melalui ATM atau Phone Banking. Kendala utamanya adalah aspek legalitas atas pembelian dan penjualan produk yang belum diakomodasi dalam peraturan pasar modal sebagaimana di perbankan. Beberapa peraturan pasar modal masih mewajibkan paper based dalam hal pengadministrasian yang menyangkut kepentingan investor. Disamping itu, belum diterapkannya single identification number juga merupakan salah satu hambatan penerapan e-channel pada pemasaran produk pengelolaan investasi.

Menyadari pentingnya penerapan e-channel dalam mendorong pertumbuhan industri tersebut, maka regulator dalam 5 (lima) tahun ke depan akan menerapkan e-channel dalam industri pengelolaan investasi dengan tahapan kegiatan antara lain melakukan kajian, menyediakan kerangka hukum dan sosialisasi penerapan e-channel.