: MENGEMBANGKAN SKEMA PERLINDUNGAN INVESTOR DAN NASABAH

STRATEGI 5 : MENGEMBANGKAN SKEMA PERLINDUNGAN INVESTOR DAN NASABAH

Kepercayaan investor terhadap pasar modal dan industri keuangan non bank merupakan hal mutlak yang harus senantiasa dijaga oleh regulator dan segenap pelaku yang berkecimpung dalam industri tersebut. Investor dan nasabah akan memanfaatkan industri pasar modal dan industri keuangan non bank sebagai sarana investasi dan pengelolaan risiko bila mereka merasa yakin bahwa kepentingan mereka dilindungi. Beberapa upaya untuk meningkatkan perlindungan kepada investor telah dilakukan, baik melalui peningkatan kualitas penegakan hukum maupun penyediaan infrastruktur perlindungan investor atau nasabah, namun masih terdapat kasus-kasus pelanggaran di pasar modal dan industri keuangan non bank yang berpotensi menurunkan minat investasi mereka.

Menyadari hal tersebut, dalam 5 (lima) tahun ke depan akan dilakukan beberapa program untuk meningkatkan perlindungan investor, antara lain melalui peningkatan penggunaan investor area, pembentukan dana perlindungan pemodal (Investor Protection Fund/IPF), optimalisasi pemantauan Portofolio Efek dan dana nasabah dari Perusahaan Efek, pengembangan skema penjaminan polis asuransi,dan pembentukan lembaga mediasi oleh Asosiasi Dana Pensiun Indonesia.

Program 1 : Meningkatkan Penggunaan Investor Area

Perlindungan aset nasabah baik berupa dana maupun Efek yang disimpan di Perusahaan Efek merupakan hal yang sangat penting bagi industri Pasar Modal. Perlindungan terhadap aset nasabah akan meminimalisir risiko akibat penyalahgunaan aset nasabah atau kebangkrutan Perusahaan Efek. Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah melalui pemberian akses yang mudah dan efisien bagi nasabah untuk secara transparan mengetahui posisi aset yang dimilikinya baik berupa dana maupun Efek.

MASTER PLAN PASAR MODAL DAN INDUSTRI KEUANGAN NON BANK 2010 - 2014

Saat ini PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT KSEI) telah mengembangkan suatu sistem pemantauan dana dan Efek yang dimiliki nasabah di Perusahaan Efek yang disebut dengan fasilitas Investor Area. Melalui fasilitas ini nasabah dapat memantau kepemilikannya atas dana dan Efek yang tersimpan di Perusahaan Efek dengan mudah dan secara real time.

Meskipun fasilitas ini sangat membantu nasabah Efek dalam memantau keamanan dana dan Efeknya, namun sampai akhir tahun 2009 tercatat pengguna fasilitas ini masih belum optimal, hanya berkisar 8.479 investor dari 386.436 investor. Masih rendahnya pemanfaatan fasilitas ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain masih kurangnya pemahaman investor akan fasilitas ini. Untuk itu, beberapa upaya akan dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas ini, yaitu dengan mewajibkan semua Kustodian (Perusahaan Efek dan Bank Kustodian) untuk menyediakan fasilitas investor area bagi setiap nasabahnya dan meneruskan upaya sosialisasi secara menyeluruh dan berkelanjutan terhadap seluruh nasabah yang telah memiliki rekening efek di pasar modal. Diharapkan upaya-upaya tersebut akan mampu meningkatkan pemanfaatan fasilitas investor area yang pada akhirnya meningkatkan perlindungan nasabah.

Program 2 : Membentuk Dana Perlindungan Pemodal (Investor Protection Fund/IPF)

Perusahaan Efek atau Bank Kustodian secara hukum merupakan pihak yang memiliki kewenangan untuk mengadministrasikan, menyimpan, mengontrol, mentransfer, dan menggunakan aset pemodal dalam rangka aktivitas transaksi untuk kepentingan pemodal. Untuk memberikan rasa aman dan meningkatkan kepercayaan pemodal terhadap pasar modal, hal yang penting yang harus dilakukan adalah memberikan perlindungan dana dan Efek pemodal yang disimpan pada Perusahaan Efek atau Bank Kustodian. Salah satu bentuk perlindungan pemodal adalah dengan membentuk dana perlindungan pemodal. Dana perlindungan pemodal merupakan suatu skema perlindungan pemodal yang secara internasional dikenal dengan nama investor protection fund atau compensation fund. Melalui skema tersebut, dana atau Efek pemodal yang dititipkan pada market intermediary akan dilindungi dari risiko akibat terjadinya penyalahgunaan dan kebangkrutan.

Dalam mewujudkan skema ini, Bapepam-LK telah melakukan studi mengenai pembentukan dana perlindungan pemodal pada tahun 2007. Dari hasil studi tersebut, mayoritas pelaku pasar menyetujui rencana pengembangan skema pelindungan pemodal dimaksud. Dalam

5 (lima) tahun ke depan, upaya pembentukan dana perlindungan pemodal akan dilanjutkan dengan penyediaan dasar hukum bagi pembentukan dan operasionalnya.

Program 3 : Meningkatkan Pemantauan Portofolio Efek dan Dana Nasabah dari Perusahaan Efek

Upaya untuk memberikan perlindungan kepada investor juga dapat dilakukan melalui pemantauan Portofolio Efek nasabah. Melalui pemantauan Portofolio Efek nasabah, indikasi penyalahgunaan Efek nasabah baik oleh Perusahaan Efek maupun oleh Bank Kustodian dapat

90 MASTER PLAN PASAR MODAL DAN INDUSTRI KEUANGAN NON BANK 2010 - 2014 T U J U A N II SARANA INVESTASI YANG KONDUSIF DAN ATRAKTIF SERTA PENGELOLAAN RISIKO YANG HANDAL

dideteksi secara dini. Disamping melakukan pemantauan Efek nasabah, Bapepam-LK juga akan melaksanakan pemantauan pengelolaan dana nasabah yang dilakukan oleh Perusahaan Efek dan Bank Kustodian di sistem perbankan.

Meskipun peraturan yang ada saat ini telah mewajibkan Perusahaan Efek dan Kustodian untuk memisahkan aset nasabah dengan aset perusahaan, namun mengingat aset tersebut berada di bawah pengendalian langsung Perusahaan Efek dan Bank Kustodian, maka perlu dilakukan pemantauan dan pencocokkan data Efek nasabah yang terdapat di Perusahaan Efek dan Bank Kustodian dengan data yang terdapat di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

Upaya untuk mengoptimalisasikan pemantauan Portofolio Efek dan dana nasabah Perusahaan Efek akan dilakukan melalui pengembangan lebih lanjut sistem pemantauan Portofolio Efek nasabah. Bapepam-LK dan SRO telah bekerja sama dalam mengembangkan sistem ini. Dengan sistem tersebut, diharapkan regulator dapat mengawasi pergerakan Efek dari para nasabah secara lebih baik. Penggunaan Efek nasabah oleh manajemen Perusahaan Efek dapat dilihat melalui sistem ini sehingga dapat menjadi salah satu alat bantu regulator dalam mengidentifikasi terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh Perusahaan Efek.

Sedangkan untuk pemantauan penggunaan dana nasabah, Bapepam-LK dan PT KSEI akan bekerja sama dalam mengembangkan sistem yang dapat memantau penggunaan dana nasabah. Melalui sistem ini diharapkan nasabah dapat melihat langsung jumlah dana yang dimilikinya secara on-line sehingga apabila terjadi penggunaan dana nasabah oleh Perusahaan Efek, nasabah dapat mengetahuinya secara cepat dan melaporkan kepada regulator guna diambil tindakan atas pelanggaran tersebut.

Selain itu, untuk meningkatkan efektivitas pemantauan, khusus untuk portofolio berupa Efek bersifat utang dan sukuk yang dimiliki nasabah, akan digunakan acuan harga pasar wajar dari Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE) dalam pemantauan nilai portofolio yang wajar. Diharapkan upaya-upaya tersebut akan mampu meningkatkan optimalisasi pemantauan Portofolio Efek dan dana nasabah Perusahaan Efek yang pada gilirannya akan meningkatkan perlindungan kepada pemodal.

Program 4 : Mengembangkan Skema Penjaminan Polis Asuransi

Indonesia sampai saat ini belum memiliki sebuah program perlindungan untuk pemegang polis yang menjamin pemenuhan hak pemegang polis dalam hal perusahaan asuransi bangkrut. Mengingat perlindungan pemegang polis merupakan salah satu pilar penting yang mendukung pertumbuhan industri asuransi, maka diperlukan suatu skema penjaminan polis asuransi yang mampu melindungi kepentingan pemegang polis tersebut. Kajian awal pendirian lembaga penjamin polis dan proses identifikasi hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pendirian lembaga penjamin polis telah dilakukan.

MASTER PLAN PASAR MODAL DAN INDUSTRI KEUANGAN NON BANK 2010 - 2014

Ke depan, upaya pendirian lembaga penjaminan polis akan dilanjutkan melalui penyempurnaan kerangka hukum dan peraturan yang memungkinkan penanganan perusahaan asuransi bermasalah dan perusahaan yang gagal secara fleksible dan efektif,penanganan perusahaan asuransi bermasalah, yang kegagalannya dapat membebani biaya yang sangat tinggi bagi lembaga penjamin polis, perumusan dan penetapan Undang-Undang tentang Penjaminan Polis Asuransi, serta pendirian Lembaga Penjaminan Polis.

Diharapkan keberadaan lembaga penjamin polis akan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada industri perasuransian, sehingga mendorong minat masyarakat untuk memanfaatkan produk asuransi sebagai sarana pengelolaan risiko sekaligus sebagai sarana investasi.

Program 5 : Membentuk Lembaga Mediasi oleh Asosiasi Dana Pensiun Indonesia

Salah satu aspek terpenting dalam penyelenggaraan program pensiun adalah perlindungan kepada para peserta dan pihak-pihak yang berhak atas manfaat pensiun agar dapat menerima hak atas manfaat pensiun dengan tepat jumlah dan tepat waktu. Dalam penyelenggaraan dana pensiun, terdapat banyak pihak yang terlibat seperti pendiri, pengurus, dewan pengawas, peserta dan jasa penunjang. Masing-masing pihak memiliki kepentingan dan kebutuhan tertentu yang berbeda satu dengan yang lain. Untuk menjembatani perbedaan antar pihak dan untuk melindungi kepentingan peserta dan pihak yang berhak atas manfaat pensiun, perlu didirikan sebuah lembaga yang berfungsi sebagai mediator dalam penyelesaian perselisihan.

Sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional misalnya Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Principles on private pension, lembaga mediasi adalah sebuah lembaga independen yang didirikan oleh asosiasi industri. Untuk itu, dalam 5 (lima) tahun ke depan, Bapepam-LK akan terus mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan asosiasi industri dana pensiun dalam pelaksanaan kajian dan penyiapan infrastruktur pendirian lembaga mediasi dana pensiun.