Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan

a. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan

Pada Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan menyebutkan bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Daerah adalah Instansi Pelaksana dalam penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta merupakan Instansi yang diberi tugas atau kewenangan untuk melaksanakan Kebijakan Administrasi kependudukan, tapi jika menilik siapa yang bertanggungjawab itu hubungannya dengan orang bukan Instansi atau lembaga seperti yang dijelaskan oleh Ibu Widi SH MH selaku Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan dan Pengesahan Anak:

“Ya kalo yang melaksanakan Administrasi Kependudukan di Surakarta ini kan jelas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil seperti yang diamanatkan di Peraturan daerah Administrasi Kependudukan. Kalo tangung jawab itu berhubungan dengan orang, jadi dalam hal ini yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan Administrasi Kependudukan di

(Wawancara 09 Mei 2012) Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan yang baik harus

memiliki indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dan tujuan dari kebijakan tersebut. Kebijakan adminitrasi kependudukan memiliki indikator tersendiri yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dan tujuan kebijakan adminitrasi kependudukan, indikator tersebut didasarkan atas SOP karena Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah memiliki SOP maka untuk operasional pelaksanaan adminitrasi kependudukan sudah diatur dalam SOP dan juga SOP nanti ada tupoksi masing-masing yang digunakan untuk membuat analisis jabatan. Berikut ini penjelasan dari Bapak Widi SH MH Selaku Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuhan, dan Pengesahan Anak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta :

“Ya itu kan mestinya dibuat di SOP itu, di SOP terus kemudian itu akan dibentuk kinerja dalam rangka kita mau membuat laporan kinerja, terus Anjab (analisis jabatan) lha itu indikatornya kan untuk itu. Jadi misalnya kamu bertugas menulis regester itu berapa menit indikatornya kan dari tupoksi itu mereka buat indikatornya untuk membuat analisis jabatan.” (Wawancara 09 Mei 2012)

Kepala Dinas menjadi yang bertanggungjawab dalam melaksanakan kebijakan administrasi kependudukan karena merupakan puncak pimpinan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Surakarta. Kepala Dinas dan juga Dinas memang menjadi yang bertanggungjawab dan instansi pelaksana kebijakan administrasi kependudukan di Kota Surakarta, oleh karena itu dalam implementasinya perlu adanya pembagian tugas dan juga peran para

yang terkait ini sangat penting bagi pelaksanaan administrasi kependudukan, sebab dengan adanya pembagian tugas diharapkan agar tidak terjadi tumpang tindih tugas antar individu ataupun antar bidang. Sedangkan peran yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dimaksudkan untuk lebih melihat secara nyata yang sudah dilakukan oleh setiap individu ataupun setiap bidang dalam implementasi kebijakan adminitrasi kependudukan. Hal ini juga disampaikan oleh Widiastuti Pratiwiningsih SIP, MM selaku Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk :

“Ya sudah tugasnya kan distruktur itu sudah ada itu kan kalo disini itu di bidang Pendaftaran Penduduk itu ada satu Kabid dan dua Kasi, ada bagian tupoksinya, bukan kewenangannya ya itu sudah ada pembagiannya masing-masing. Perannya ya melaksanakan tupoksi sebaik-baiknya memberikan playanan kpada masyarakat yang terbaik itu yang kita lakukan contohnya memberikan sosialisasi dan memberikan playanan.” (Wawancara 28 April 2012)

Ibu Esti sebagai Kepala Seksi Perkawinan dan Perceraian juga menegaskan tentang pembagian tugas ini : “Ya sudah dijelaskan di tupoksi. Di tupoksi ada tugasnya, misalnya

saya Kasi perkawinan dan perceraian lha itu tugasnya ada kalo secara global tugasnya seperti ini-ini dan begini terus dilanjutkan uraian tugasnya itu semuanya sudah dijelaskan di tupoksi. Ya perannya mengeluarkan akta perkawinan dan perceraian, juga melaksanakan pencatatan dan mengeluarkan akta. Mestinya itu.” (Wawancara 07 Mei 2012)

Setelah disusun indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur kinerja dari pelakasanaan adminitrasi kependudukan maka dari pelaksanaan tersebut sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau masih Setelah disusun indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur kinerja dari pelakasanaan adminitrasi kependudukan maka dari pelaksanaan tersebut sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau masih

“Oh iya, kebijakan administrasi kependudukan dibuat untuk semakin tertibnya administrasi kependudukan. Jika ada berkas yang kurang harus dilengkapi dulu kalo tidak lengkap tidak akan diproses.. Kalo berkasnya sudah lengkap berkasnya dibawa dan di catat di dokumen. Nanti kan kalo ada masyarakat yang cari kan dokumennya sudah tersedia kita tinggal menerbitkan.” (Wawancara 07 Mei 2012)

Pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan tidak dapat terlepas dari adanya biaya retribusi yang dibebankan oleh masyarakat untuk mendapatkan dokumen kependudukan. retribusi dari pembuatan dokumen kependudukan berguna untuk pemasukan kas daerah yang dapat digunakan pemerintah daerah untuk pembangunan, selain untuk biaya cetak dari dokumen kependudukan. selain adanya biaya retribusi ada juga denda yang diperuntukkan bagi masyarakat ang mengalami keterlambatan untuk melaporkan peristiwa kependudukan atau peristiwa penting lainnya, seperti yang Seperti yang ditegaskan oleh Ibu Esti, Kepala Seksi Perkawinan dan Perceraian:

“Soal biaya atau retribusi pasti ada, untuk biaya perkawinan untuk dikantor 100 ribu diluar kantor 125ribu. Kalo perceraian itu 150 ribu, nanti banyak sekali di perwalinya ada.” (Wawancara 07 Mei 2012)

Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, Ibu Widi SH MH : Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, Ibu Widi SH MH :

Dari pemaparan diatas terlihat jelas bahwa yang mengimplementasikan kebijakan administrasi kependudukan di Kota Surakarta adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan yang bertanggungjawab dalam pelaksaannya adalah Kepala Dinas dibantu oleh bawahannya dengan menjalankan pembagian tugas dan fungsi yang sudah dijelaskan dalam tupoksi dan SOP (Standart operating Prosedure) masing-masing. Tupoksi dan SOP (Standart operating Prosedure) yang ada ini dapat membantu para aparat dalam melaksanakan kebijakan ini sesuai dengan apa yang menjadi tugasnya di Dinas. Setelah adanya kebijakan baru mengenai adminitrasi kependudukan tujuan semakin tertibnya adminitrasi kependudukan khususnya di Surakrta telah terpenuhi. Walaupun belum mencapai 100% dari yang ditargerkan, tetapi dengan selalu adanya perbaikan dan berusah kearah yang lebih baik maka diharapkan tujuan tertibnya administrasi kependudukan ini sudah menjadi seperti rutinitas biasa yang dilakukan oleh masyarakat. Selama pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan, ada biaya retribusi yang dibebamkan kepada masyarakat dalam pembuatan dokumen kependudukan dan juga denda administrasi bagi masyarakat yang mengalami keterlambatan untuk melaporkan peristiwa kependudukan atau peristiwa penting lainnya sesuai dengan peraturan yang ada. Biaya retribusi dan juga denda administrasi ini dapat menjadi pemasukan kas daerah yang nantinya dapat digunakan untuk

Pada Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan menyebutkan bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Daerah adalah Instansi Pelaksana dalam penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta merupakan Instansi yang diberi tugas atau kewenangan untuk melaksanakan Kebijakan Administrasi kependudukan, tapi jika menilik siapa yang bertanggungjawab itu hubungannya dengan orang bukan Instansi atau lembaga seperti yang dijelaskan oleh Ibu Widi SH MH selaku Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan dan Pengesahan Anak:

“Ya kalo yang melaksanakan Administrasi Kependudukan di Surakarta ini kan jelas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil seperti yang diamanatkan di Peraturan daerah Administrasi Kependudukan. Kalo tangung jawab itu berhubungan dengan orang, jadi dalam hal ini yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan Administrasi Kependudukan di Solo ya mestinya Kepala Dinas ya to mas. Misalnya dalam pencatatan sipil seperti hal pencatatan perkawinan bisa Kepala Dinas mungkin bisa P4 pembantu pencatat perkawinan atau paling tidak kabidnya.” (Wawancara 09 Mei 2012)

Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan yang baik harus memiliki indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dan tujuan dari kebijakan tersebut. Kebijakan adminitrasi kependudukan memiliki indikator tersendiri yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dan tujuan kebijakan adminitrasi kependudukan, indikator tersebut didasarkan atas SOP karena Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah memiliki SOP maka untuk operasional pelaksanaan adminitrasi kependudukan sudah diatur dalam

Selaku Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuhan, dan Pengesahan Anak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta :

“Ya itu kan mestinya dibuat di SOP itu, di SOP terus kemudian itu akan dibentuk kinerja dalam rangka kita mau membuat laporan kinerja, terus Anjab (analisis jabatan) lha itu indikatornya kan untuk itu. Jadi misalnya kamu bertugas menulis regester itu berapa menit indikatornya kan dari tupoksi itu mereka buat indikatornya untuk membuat analisis jabatan.” (Wawancara 09 Mei 2012)

Kepala Dinas menjadi yang bertanggungjawab dalam melaksanakan kebijakan administrasi kependudukan karena merupakan puncak pimpinan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Surakarta. Kepala Dinas dan juga Dinas memang menjadi yang bertanggungjawab dan instansi pelaksana kebijakan administrasi kependudukan di Kota Surakarta, oleh karena itu dalam implementasinya perlu adanya pembagian tugas dan juga peran para pihak-pihak terkait untuk membantu Kepala Dinas dalam implementasi kebijakan ini. Pembagian tugas dan peran yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait ini sangat penting bagi pelaksanaan administrasi kependudukan, sebab dengan adanya pembagian tugas diharapkan agar tidak terjadi tumpang tindih tugas antar individu ataupun antar bidang. Sedangkan peran yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dimaksudkan untuk lebih melihat secara nyata yang sudah dilakukan oleh setiap individu ataupun setiap bidang dalam implementasi kebijakan adminitrasi kependudukan. Hal ini juga disampaikan oleh Widiastuti Pratiwiningsih SIP, MM selaku Kepala Bidang Kepala Dinas menjadi yang bertanggungjawab dalam melaksanakan kebijakan administrasi kependudukan karena merupakan puncak pimpinan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Surakarta. Kepala Dinas dan juga Dinas memang menjadi yang bertanggungjawab dan instansi pelaksana kebijakan administrasi kependudukan di Kota Surakarta, oleh karena itu dalam implementasinya perlu adanya pembagian tugas dan juga peran para pihak-pihak terkait untuk membantu Kepala Dinas dalam implementasi kebijakan ini. Pembagian tugas dan peran yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait ini sangat penting bagi pelaksanaan administrasi kependudukan, sebab dengan adanya pembagian tugas diharapkan agar tidak terjadi tumpang tindih tugas antar individu ataupun antar bidang. Sedangkan peran yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dimaksudkan untuk lebih melihat secara nyata yang sudah dilakukan oleh setiap individu ataupun setiap bidang dalam implementasi kebijakan adminitrasi kependudukan. Hal ini juga disampaikan oleh Widiastuti Pratiwiningsih SIP, MM selaku Kepala Bidang

Ibu Esti sebagai Kepala Seksi Perkawinan dan Perceraian juga menegaskan tentang pembagian tugas ini : “Ya sudah dijelaskan di tupoksi. Di tupoksi ada tugasnya, misalnya

saya Kasi perkawinan dan perceraian lha itu tugasnya ada kalo secara global tugasnya seperti ini-ini dan begini terus dilanjutkan uraian tugasnya itu semuanya sudah dijelaskan di tupoksi. Ya perannya mengeluarkan akta perkawinan dan perceraian, juga melaksanakan pencatatan dan mengeluarkan akta. Mestinya itu.” (Wawancara 07 Mei 2012)

Setelah disusun indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur kinerja dari pelakasanaan adminitrasi kependudukan maka dari pelaksanaan tersebut sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau masih belum tercapai. Tujuan dari kebijakan adminitrasi kependudukan adalah semakin tertibnya adminitrasi kependudukan khususnya di Surakarta. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Esti, Sebagai Kepala Seksi Perkawinan dan perceraian :

“Oh iya, kebijakan administrasi kependudukan dibuat untuk semakin tertibnya administrasi kependudukan. Jika ada berkas yang kurang harus dilengkapi dulu kalo tidak lengkap tidak akan diproses.. Kalo berkasnya sudah lengkap berkasnya dibawa dan di catat di dokumen. Nanti kan kalo ada masyarakat yang cari kan dokumennya sudah tersedia kita tinggal menerbitkan.” (Wawancara 07 Mei 2012)

Pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan tidak dapat terlepas Pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan tidak dapat terlepas

“Soal biaya atau retribusi pasti ada, untuk biaya perkawinan untuk dikantor 100 ribu diluar kantor 125ribu. Kalo perceraian itu 150 ribu, nanti banyak sekali di perwalinya ada.” (Wawancara 07 Mei 2012)

Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, Ibu Widi SH MH :

“Nah dalam proses administrasi itu kan pasti ada biaya itu nah itu nanti ada aturannya sendiri. Nah nanti kalo masyarakat itu tidak patuh misalnya telat dalam melapor itu dia dikenakan denda keterlambatan, tapi untuk penerbitan akta kelahiran apabila terlambat lebih dari satu tahun itu harus pakai sidang dulu baru bisa dikeluarkan aktanya.” (Wawancara 09 Mei 2012)

Dari pemaparan diatas terlihat jelas bahwa yang mengimplementasikan kebijakan administrasi kependudukan di Kota Surakarta adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan yang bertanggungjawab dalam pelaksaannya adalah Kepala Dinas dibantu oleh bawahannya dengan menjalankan pembagian tugas dan fungsi yang sudah dijelaskan dalam tupoksi masing-masing. Tupoksi yang ada ini dapat membantu para aparat dalam Dari pemaparan diatas terlihat jelas bahwa yang mengimplementasikan kebijakan administrasi kependudukan di Kota Surakarta adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan yang bertanggungjawab dalam pelaksaannya adalah Kepala Dinas dibantu oleh bawahannya dengan menjalankan pembagian tugas dan fungsi yang sudah dijelaskan dalam tupoksi masing-masing. Tupoksi yang ada ini dapat membantu para aparat dalam