Sumber Daya

c. Sumber Daya

Sumber daya merupakan salah satu hal penting dalam implementasi kebijakan, baik sumber daya manusia ataupun juga sumber daya non-manusia. Dalam implementasi kebijakan administrasi kependudukan juga memerlukan sumber daya baik dana, alat maupun juga manusia yang akan sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan. Beberapa unsur dari sumber daya sebagai penentu keberhasilan kebijakan administrasi kependudukan di Surakarta, yaitu:

1) Aparat pelaksana

Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah aparat pelaksana (pegawai). Pada saat kebijakan sudah diimplementasikan penyebab adanya ketidakberhasilan dari implementasi tersebut disebabkan oleh pengetahuan dan penguasaan aparat yang tidak memadai dan tidak kompeten, selain itu karena jumlah aparat pelaksana yang tidak mencukupi.

Dalam pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan

Banyaknya pemohon yang setiap hari datang untuk mencari dokumen kependudukan baik itu di bagian pendaftaran maupn pencatatan sipil dibandingkan dengan pegawai yang ada masih sangat kurang sebab beban kerja setiap pegawai sangat banyak sampai berkas atau pekerjaan harus dibawa pulang sudah mengartikan bahwa SDM dalam pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan itu kurang. Seperti yang diungkapakan oleh Bapak Bambang selaku Administrator SIAK :

“Kalo memenuhi sama enggaknya, ini kalo pendapat saya pribadi ya masih kurang terbukti kalo kita mengandalkan yang ada di Dinas dan Kecamatan itu masih kurang kemudian kita juga di Dinas ada pengadaan outsourching nah itu yang direkrut untuk membantu kewalahan dalam pelaksanaan administrasi kependudukan.” (Wawancara 08 Mei 2012)

Kenyataan yang sama juga dirasakan oleh Ibu Widi SH MH, Kepala Seksi Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuhan, dan Pengesahan Anak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta :

“Belum cukup jumlah aparatnya. solusinya ya kita mengajukan ke BKD memohon tambahan karena kalo menurut analisis kerja kemarin yang kita buat ternyata kewalahan disini. Dengan beban kerja yang sebegitu sudah kelihatan, setiap hari saya harus bawa pulang 40 berkas, itu sudah menunjukkan bahwa kurang sdmnya.” (Wawancara 09 Mei 2012)

Masih kurangnya sdm dalam pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan juga dibarengi dengan masih belum semua aparat pelaksana Masih kurangnya sdm dalam pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan juga dibarengi dengan masih belum semua aparat pelaksana

“Kalo soal pemahaman dan pengetahuan aparat sudah cukup baik akan tetapi tidak semuanya kan juga tergantung kemampuan aparat masing-masing juga beda-beda ada yang di beri penjelasan sedikit sudah paham ada juga yang di beri pemahaman dua atau tiga kali baru paham.” (Wawancara 28 April 2012)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Esti, Sebagai Kepala Seksi Perkawinan dan perceraian : “Soal pengetahuan dan pemahamannya harus tahu, karena dia

seorang PNS dia itu mempunyai strutur organisasi mempunai tupoksi jadi harus tahu dan wajib tahu. kalo tidak tahu ya kita bina biar tahu dan paham betul sama tupoksinya.” (Wawancara 07 Mei 2012)

Pengetahuan dan pemahaman aparat pelaksana teradap kebijakan administrasi kependudukan ini sering juga dikeluhkan oleh beberapa masyarakat, seperti yang diungkapkan oleh Mas Arief Warga Kerten, Kecamatan Laweyan :

“Mengenai sumberdaya manusia yang ada, aparat pemerintah yang membidangi masalah administrasi kependudukan. Kalo kita misalnya membuat KK KTP kalo kurang ya bisa menjelaskan kekurangannya apa, kemudian istilahnya di lengkapi. Ya ada juga kurang enak ya kalo bisa pelayan masyarakat itu ya biasanya murah senyum supaya senang yang dilayani.” (Wawancara 10 Mi 2012) “Mengenai sumberdaya manusia yang ada, aparat pemerintah yang membidangi masalah administrasi kependudukan. Kalo kita misalnya membuat KK KTP kalo kurang ya bisa menjelaskan kekurangannya apa, kemudian istilahnya di lengkapi. Ya ada juga kurang enak ya kalo bisa pelayan masyarakat itu ya biasanya murah senyum supaya senang yang dilayani.” (Wawancara 10 Mi 2012)

Kesimpulan dari wawancara adalah aparat pelaksana dalam melaksanakan kebijakan admnistrasi kependudukan masih sangat kurang terlihat dari dilakukannya perekrutan tenaga kerja kontrak dan juga masih ada pegawai yang membawa pulang pekerjaanya. Disamping itu juga masih terdapat pegawai yang kurang pengetahuan dan pemahamannya karena kemampuan memahami sesuatu orang itu berbeda-beda, karena mereka adalah seorang PNS maka perlu adanya pembinaan agar mereka paham dan tahu akan tupoksi dalam melaksanakan kebijakan adminitrasi kependudukan.

2) Fasilitas

Fasilitas merupakan sumberdaya yang sangat penting yang harus dimiliki dalam keberhasilan implementasi kebijakan. Fasilitas seperti ruang tunggu, tempat duduk, ruang dan fasilitas kantor sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kebijakan adminitrasi kependudukan. Inilah penuturan yang disampaikan oleh Ibu Widi SH MH, Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuhan, dan Pengesahan Anak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta :

“Ya sebenarnya kurang tetapi kita harus memaksimalkan yang ada kan gitu. Seperti tempatnya juga belum layak kan itu, gedungnya juga ga layak kan ga layak kantor seperti ini kayak “Ya sebenarnya kurang tetapi kita harus memaksimalkan yang ada kan gitu. Seperti tempatnya juga belum layak kan itu, gedungnya juga ga layak kan ga layak kantor seperti ini kayak

Permasalahan kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil juga dibenarkan oleh Mas Arif salah satu Warga Kerten Kecamatan laweyan :

“Kalo fasilitasnya itu semenjak pindah sini terlihat menurun mas menurut saya, kurang memadai. Untel-untelan (Berdesak- desakan), kan 4 loket beda-beda urusan mas itu kumpul banyak banget disini. Ya enak sih jadi satu atap tapi untel-untelan (Berdesak-desakan). Selain itu juga tempatnya dilantai atas kan kasian kalo yang tidak bisa jalan atau sakit kan kalo naik agak kesulitan, kalo bisa dibawah.” (Wawancara 10 Mei 2012)

Fasilitas yang ada untuk menunjang pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan selain dirasakan oleh aparat juga dirasakan oleh masyarakat yang sedang membuat dokumen kependudukan. Keterbatasan fasilitas tersebut dapat menggangu keberhasilan implementasi kebijakan ini, akan tetapi fasilitas yang sudah ada harus tetap dimaksimalkan walaupun ada kritik dan saran dari berbagai pihak yang nantinya untuk perbaikan agar menjadi lebih baik.

Kesimpulan dari wawancara diatas bahwa sumberdaya baik yang sumberdaya manusia maupun non manusia yang dimiliki oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil masih menjadi hambatan dari Dinas dalam mengimplementasi kebijakan administrasi kependudukan. Perlu adanya keterikatan dari kedua hal tadi, agar implementasi berjalan dengan

masing agar tidak terjadi kesalahan dalam melaksanakan tugas. Pembinaan aparat pelaksana selalu dilakukan agar aparat semakin paham dan tahu tentang tupoksinya dan juga dijadikan tempat saling bertukar pikiran mengenai pelaksanaan kebijakan admininistrasi kependudukan, sehingga pelaksanaan kebijakan ini nantinya dapat mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan. Fasilitas yang ada juga menjadi dapat membantu agar masyarakat lebih nyaman ketika sedang membuat dokumen kependudukan, sehingga nantinya mereka tidak menjadi malas di kemudian hari.