Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 265) menyatakan bahwa “Teknik pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menemukan metode setepat- tepatnya untuk memperoleh data kemudian disusul dengan alat pembantunya
commit to user
data merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan hasil penelitian. Apabila keliru dalam meneliti teknik pengumpulan datanya maka mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat.
1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Sebelum menginjak pada bagaimana peneliti memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, peneliti harus menentukan jenis data terlebih dahulu. Dalam setiap penelitian, jenis data yang dibutuhkan sangat tergantung pada tujuan penelitiannya.
Menurut Dwi Priyatno (2008) mengelompokkan jenis data menjadi dua, yang pertama adalah data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan. Data yang kedua adalah data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis data kuantitatif karena sebagian besar data menggunakan kuesioner/angket yang diolah dengan analisis.
b. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 172) mengatakan bahwa “Sumber data adalah benda, hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data”. Menurut Sugiyono (2012: 137) mengatakan bahwa “Data primer adalah data yang langsung diberikan kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumentasi”.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari konsumen selaku responden melalui daftar pertanyaan yang berupa angket/kuesioner, untuk memperoleh data mengenai kepuasan konsumen atas faktor-faktor retail marketing mix yang terdapat pada Carrefour Solo Paragon Mall. Data sekunder diperoleh dari internet, dan sumber-sumber lain yang berupa data mengenai perkembangan ritel yang diperoleh dari Kompas.com dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta.
commit to user
Di dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai metode atau teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner.
a. Pengertian Angket atau Kuesioner
Menurut Sugiyono (2012: 142) mengatakan bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Sedangkan menurut Rosadi Ruslan (2008: 23) berpendapat bahwa “Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan metode survei yang menggunakan pertanyaan kepada subyek penelitian secara tertulis”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk memperoleh informasi dari responden.
b. Macam-macam Angket atau Kuesioner
Kuesioner atau angket dapat dibedakan atas jenis tergantung dari sudut pandangnya, menurut Suharsimi Arikunto (2010:194) angket dibedakan atas:
1) Dipandang dari cara menjawab
a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
b) Kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan
a) Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.
b) Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang responden.
3) Dipandang dari bentuknya
a) Kuesioner pilihan ganda sama dengan kuesioner tertutup.
b) Kuesioner lisan sama dengan kuesioner terbuka.
c) Check list () yaitu sebuah daftar dan responden tinggal membutuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.
d) Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Dalam penelitian ini, kuesioner yang peneliti gunakan yaitu kuesioner bentuk langsung tertutup dengan model rating scale. Sedangkan skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut
commit to user
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial”. Menurut Sugiyono (2012: 93) jawaban setiap instrument yang menggunakan data likert mempunyai gradasi penilaian sebagai berikut:
1)
Sangat setuju
Tidak setuju
5)
Sangat tidak setuju
Dalam penyusunan angket ini alternatif jawaban ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut menpunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai pendapat Suharsimi Arikunto (2010: 284) yang menyatakan bahwa
Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan lima alternatif, karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa paling aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif pilihannya hanya empat saja. Alternatif “Sangat Setuju” dan “Setuju” ada di posisi kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain yaitu “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” di sisi kubu akhir (atau awal). Dalam hal ini dapat kita pahami karena “Sangat Setuju” dan “Setuju” sebetulnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah “Tidak Setuju”.
Berdasarkan pendapat di atas maka setiap instrument mempunyai empat alternatif jawaban. Pengukuran faktor-faktor kualitas kehidupan kerja dan produktivitas kerja digunakan model skala likert dengan operasional pengukurannya sebagai berikut:
1) Untuk mengukur dimensi retail marketing mix SS : Sangat Setuju
konsumen sangat
mengharapkan.
S : Setuju bobot 3, berarti konsumen mengharapkan. TS : Tidak Setuju
konsumen kurang
mengharapkan.
commit to user
mengharapkan.
2) Untuk mengukur kepuasan SS : Sangat Setuju
bobot 4, berarti konsumen sangat puas. S : Setuju
bobot 3, berarti konsumen puas. TS : Tidak Setuju
bobot 2, berarti konsumen kurang puas. STS : Sangat TidakSetuju
bobot 1, berarti konsumen tidak puas.
c. Syarat-syarat Penulisan Kuesioner yang Baik
Menurut Yulius Slamet (2006) syarat-syarat penulisan kuesioner yang baik yaitu: 1)
Beri judul penelitian pada sampul kuesioner.
2)
Tunjukkan surat keterangan dan surat ijin.
3) Singkirkan pertanyaan yang peka yang tidak perlu. 4)
Buatlah kesan bahwa responden itu adalah “orang penting”. 5)
Peneliti bermaksud memperoleh kenyataan.
6) Jawaban yang diinginkan peneliti adalah apa yang dirasakan responden dan pendapat responden.
7) Berikan penjelasan dan contoh atau memperdalam maksud pertanyaan.
F. Validasi Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:160), mengatakan bahwa “Intrumen yang baik harus memenuhi dua syarat yang penting yaitu valid dan reliabel”.Untuk lebih jelasnya akan peneliti jabarkan sebagai berikut:
1. Validitas Data Validitas instrumen penelitian berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan fungsi dari alat ukur yang akan digunakan. Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumendigunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Menurut Dwi Priyatno (2008) untuk menguji validitas konstruksi dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya.
commit to user
menggunakan metode Corrected Item-Total Correlation.
Dalam mengukur ketepatan butir-butir pertanyaan angket tersebut dalam penelitian ini digunakan teknik uji validitas dengan program SPSS dengan metode Corrected Item-Total Correlation. Menurut Dwi Priyatno (2008), kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut:
a) Jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
b) Jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
2. Reliabilitas Data Duwi Priyatno (2010: 97) menyatakan “Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang”. Angket dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil relatif sama pada saat dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang berlainan pada waktu yang berbeda atau memberikan hasil yang tetap. Menurut Dwi Priyatno (2008: 98) “Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6”.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Importance Performance Analysis (IPA)/ Analisis Tingkat Kepentingan/Harapan dan Kinerja/Kepuasan Pelanggan karena data yang diambil peneliti merupakan data kuantitatif. Jasa akan menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila didasarkan pada kepentingan pelanggan dan kinerjanya pada perusahaan, artinya perusahaan seharusnya mencurahkan perhatiannya pada hal – hal yang memang dianggap penting oleh para konsumen.
commit to user
Dalam uji hipotesis yang pertama ini, peneliti menggunakan prosedur dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh John A. Martila dan John C. James dalam J. Supranto (2001:239-243) yaitu Importance Performance Analisis (IPA) atau analisis tingkat kepentingan dan kinerja. Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepentingan (harapan) dan hasil kinerja/ pelayanan maka dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pada Carrefour Solo Paragon Mall.
Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan kinerja atau pelaksanaan dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan setelah dijabarkan dalam diagram kartesius untuk diketahui dimana faktor-faktor atau atribut-atribut itu berada dalam kuadran diagram kartesius untuk diketahui atribut-atribut yang memuaskan pelanggan dengan yang tidak memuaskan pelanggan.
Dalam penelitian ini terdapat dua buah sub variabel yang diwakili oleh huruf X dan Y, dimana X merupakan tingkat kinerja perusahaan yang dapat memberikan kepuasan para pelanggan, sedangkan Y merupakan tingkat harapan pelanggan.
Menurut J. Supranto rumus yang digunakan adalah:
(J. Supranto, 2001: 241). Keterangan:
Tki = Tingkat kesesuaian responden. Xi
= Skor penilaian kinerja perusahaan
Yi
= Skor penilaian kepentingan pelanggan
commit to user
pelaksanaan sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh kepentingan atau harapan. Menurut J. Supranto (2001;241), dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dengan:
Keterangan :
= Skor rata-rata tingkat kinerja perusahaan = Skor rata-rata tingkat harapan perusahaan = Jumlah responden
Kriteria pengujian hipotesis: Hipotesis diterima jika
≥ . Artinya pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan.
Hipotesis diterima jika ≤ . Artinya pelayanan tidak sesuai dengan harapan pelanggan.
Diagram kartesius merupakan suatu bangunan yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang perpotongan tegak lurus pada titik ( , ), dimana merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat kinerja dan
merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat harapan pelanggan. Seluruhnya ada 6 atribut. Jadi K = 6. Menurut J. Supranto (2001;242) rumus selanjutnya adalah :
Dimana K = Banyaknya atribut/faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.
2. Diagram Kartesius
commit to user
pelayanan pendidikan yang telah dianalisis, dengan gambar sebagai berikut:
Prioritas utama
Pertahankan prestasi
Prioritas rendah
Berlebihan