METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah kota Surakarta dengan ruang lingkup penelitian adalah Pasar Antik Windujenar. Subyek analisis penelitian adalah pedagang yang berada di kawasan Pasar Antik Windujenar, Kalurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kotamadya Surakarta dengan batas- batas antara lain sebagai berikut: Utara

: Istana Mangkunegaran

Timur

: Jalan Teuku Umar Selatan : Jalan Slamet Riyadi Barat

: Jalan Diponegoro Variabel adalah nilai dari suatu obyek yang memiliki variasi tertentu (Sugiyono,2004:32). Variabel penelitian terdiri atas dua macam yaitu variabel dependen dan variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah keuntungan pedagang (LnY). Variabel independen yang dilambangkan dengan (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

ü Modal (LnX 1 ) ü Pengalaman Berdagang (X 2 )

ü Umur pedagang (X 3 ) ü Jumlah tenaga kerja (X 4 )

ü Tingkat pendidikan (X 5 )

1. Operasional Variabel

Pengertian operasional variabel menurut Sugiyono (2010:58) adalah :“Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Operasional Variabel untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keuntungan Keuntungan adalah jumlah uang yang diterima oleh pedagang dari aktivitas jual beli yang dilakukan, sebagian besar berasal dari penjualan produk kepada pelanggan dalam satu periode tertentu. Keuntungan diukur dalam satuan rupiah.

2. Modal Modal (bahasa inggris: equity) adalah investasi yang dilakukan pemilik usaha (http://id.wikipedia.org). Modal digunakan pedagang untuk menjalankan operasional usahanya, baik berupa modal sendiri maupun modal dari pihak lain (modal pinjaman). Modal usaha diukur dalam satuan rupiah.

3. Pengalaman Usaha

Pengalaman usaha adalah jangka waktu lamanya seseorang menekuni usaha yang dijalankan atau waktu yang telah dihabiskan oleh pedagang

semenjak usaha itu berdiri dan sampai sekarang. Pengalaman usaha diukur dalam tahun.

4. Umur Pedagang Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, dikatakan masa awal dewasa adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun, dewasa madya adalah 41 sampai 60 tahun, dewasa lanjut >60 tahun, umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan (Harlock, 2004). Umur merupakan salah satu unsur demografi yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai pengukur motivasi seseorang dalam suatu hal. Umur diukur dalam satuan tahun.

5. Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja yaitu orang yang bekerja di kios tempat berdagang, baik sebagai pemilik usaha itu sendiri dan ditambah pegawai yang membantu pedagang dalam menjalankan usahanya dan menerima upah atas tenaga yang digunakannya. Tenaga kerja diukur dalam jumlah orang.

6. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan pendidikan akhir yang ditamatkan para pedagang secara formal melalui bangku sekolah. Pengelompokan 6. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan pendidikan akhir yang ditamatkan para pedagang secara formal melalui bangku sekolah. Pengelompokan

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan jumlah keseluruhan obyek yang mempunyai karakteristik tertentu (Djarwanto,2000:107). Populasi dari penelitian ini adalah Pasar Antik Windujenar Surakarta. Elemen dari populasi penelitian ini adalah semua pedagang yang terdapat di Pasar Windujenar Surakarta. Jumlah populasi di Pasar Antik Windujenar Surakarta adalah 116 pedagang yang tersebar di area pasar.

b. Sampel

Menurut Djarwanto (2000:108) yaitu: “Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya)”. Penentuan ukuran sampel penelitian dari populasi tersebut dapat digunakan rumus Slovin, yaitu:

n=

N = Ukuran populasi

e = Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang dapat di tolerir (nilai kritis).

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Penelitian ini merupakan penelitian terhadap fakta berupa opini atau pendapat orang (responden). Jenis data yang digunakan adalah data subyek. Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden).

2. Sumber Data

a) Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri

(kuesioner) yang dibuat sesuai dengan kebutuhan penelitian (Arsyad,2004). Variabel dalam kuesioner meliputi nama, jenis kelamin,

umur, daerah asal, status, pendidikan, lama berdagang, jumlah tenaga kerja, modal usaha, keuntungan rata-rata dari hasil berdagang per bulan sebelum (tahun 2006-2007) dan sesudah revitalisasi pasar (tahun 2010- 2011), dan kendala yang dihadapi pedagang.

b) Data sekunder

Data sekuder ialah data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh pihak lain (Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono, 2001). Data sekunder diperoleh dari lembaga terkait antara lain kantor paguyuban pedagang pasar Windujenar Surakarta (jumlah populasi pedagang, luas area pasar, dan potret Pasar Antik Windujenar sebelum revitalisasi), Biro Pusat Statistik (PDRB Surakarta, data jumlah penduduk menurut umur, jenis kelamin, dan pendidikan, luas wilayah dan tingkat kepadatan penduduk tiap Kecamatan), Dinas Pasar Pemerintah Kota Surakarta (data jumlah pasar tradisional tahun 2009) serta situs internet yang mendukung antara lain www.travel.detik.com (potret Pasar Antik Windujenar setelah revitalisasi) dan www.surakarta.go.id (peta kota Surakarta).

C. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian sehingga dapat mengetahui dan mencatat data yang diperlukan untuk

proses penyelesaian penelitian ini.

2. Kuesioner, merupakan cara pengumpulan yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau pernyaataan tertulis kepada reponden untuk dijawab. Tujuan pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan penelitian dengan kesahihan yang cukup tinggi.

D. Metode Analisis Data

Pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan- persoalan yang diajukan dalam penelitian. Tahap-tahap dalam analisis ini yaitu:

1. Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2005:21) “Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis hasil penelitian tapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Analisis deskriptif dalam penelitian ini menjelaskan secara terperinci mengenai keadaan dan karakteristik sosial demografi pedagang. Karakteristik sosial demografi yang digunakan dalam penelitian tentang pedagang pasar Windujenar berdasar pada hasil kuosioner yang disusun dalam tabel distribusi frekuensi yang antara lain meliputi:

1. Umur pedagang Merupakan salah satu unsur demografi terkait dengan produktivitas

seseorang dalam kaitannya dengan motivasi kerja. Seseorang dengan usia produktif cenderung memiliki etos kerja yang lebih tinggi dibanding usia tidak produktif.

2. Jenis kelamin Merupakan salah satu indikator tentang jenis kelamin yang mendominasi kegiatan usaha berdagang di Pasar Antik Windujenar.

3. Tingkat pendidikan pedagang Tingkat pendidikan dapat memeberi gambaran tentang seberapa besar kemajuan tingkat pendidikan formal yang ditempuh pedagang..

4. Tingkat keuntungan pedagang Rata-rata keuntungan yang diterima pedagang atas kegiatan perdagangan yang dilakukan selama periode tertentu, biasanya berdasar kisaran per bulan.

5. Modal usaha Ialah modal yang dikeluarkan pembeli dalam memulai usaha dagang antara lain untuk pembelian barang dagangan dan properti pendukungnya.

2. Analisis Model Regresi

Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya keuntungan pedagang di Pasar Antik Windujenar, maka digunakan model

regresi berganda (multiple regression). Hal ini dikarenakan penggunaan variabel yang lebih dari satu (multivariables) dan dapat dirumuskan model fungsi sebagai berikut (Djarwanto PS, 2000) :

1 X 1 2 X 2 3 X 3 4 X 4 5 X 5 .............................................................. (1)

Dari rumusan fungsi di atas dan pengembangan dari penelitian Dewi Sahara, Dahya, dan Amirrudin Syam (2004) persamaan fungsi dapat dikembangkan menjadi sebagai berikut:

1 X 1i

2 X 2i 3 X 3i 4 X 4i 5i .................................. (2)

Keterangan : LnY

= Keuntungan

Ln = Modal = Pengalaman Usaha

= Umur = Jumlah Tenaga Kerja

X 5 = Tingkat Pendidikan

e = Standar eror

= Responden 1-90

Tahap pengujian persamaan regresi di atas antara lain dengan uji statistik yang meliputi uji t-statistik, uji f, dan Uji R 2 , uji asumsi klasik

meliputi multikolinearitas, autokorelasi,dan heterokedastisitas serta uji beda dua rata-rata.

1. Uji Statistik

Uji statistik merupakan sebuah prosedur dimana masukan (input) adalah sampel dan hasilnya adalah hipotesis. Perhitungan statistik dikatakan signifikan secara statistik apabila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H 0 ditolak).Uji

statistik antara lain:

a. Uji t Uji t bertujuan untuk mengidentifikasi apakah apakah koefisien regresi dari variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Ketentuan uji t-statistik mengacu pada sumber buku Djarwanto (2000:196) dengan kriteria pengujian:

a) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima Ha ditolak artinya koefisien regresi variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

b) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Ha diterima artinya koefisien regresi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

b. Uji F Uji F adalah uji terhadap koefisien regresi secara bersama-sama.

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya. Ketentuan uji F mengacu pada sumber buku Djarwanto (2000:268) dengan hipotesis sebagai berikut :

1 2 3 = 0 (berarti secara bersama-sama variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen) Ha 1 2 3 -sama variabel

independen mempengaruhi variabel dependen) Dari hipotesis di atas diperoleh kesimpulan Ho diterima bila F

hitung

dan Ho ditolak bila F hitung > F tabel

2. Uji Asumsi Klasik

a) Multikolinearitas

Multikolinearitas dapat terjadi jika model tersebut mempunyai standar eror yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi (Gujarati,1995:159). Cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, salah satunya dengan

metode Klein, yaitu dengan membandingkan R 2 (koefisien determinansi) regresi awal dengan r 2 parsial (koefisien korelasi antara variabel independen). Apabila r 2 <R 2 , maka tidak terdapat metode Klein, yaitu dengan membandingkan R 2 (koefisien determinansi) regresi awal dengan r 2 parsial (koefisien korelasi antara variabel independen). Apabila r 2 <R 2 , maka tidak terdapat

Heterokedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama, sehingga penaksir Ordinary Least Square (OLS) tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun besar (Gujarati,1995:183). Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Mengacu pada buku Ekonometrika Dasar (Gujarati, 1995:187) salah satu cara untuk mendeteksi masalah heterokedastisitas adalah dengan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya.

c) Autokorelasi

Menurut Maurice G. Kendall dan William Buckland (1971) “Pengertian autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu”. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t terhadap periode sebelumnya. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson, akan tetapi apabila terdapat bias yang terpasang tetap terhadap korelasi model tersebut maka terdapat tindakan perbaikan antara lain dengan nonparametrik Run Test

(Gujarati,1995:225). Pengujian Run Test dilakukan dengan dengan cara mengukur populasi acak yang didasarkan atas data hasil

pengamatan melalui data sampel dengan ketentuan kriteria pengujian apabila probalitasnya (nilai sig) > 0.05 maka H0 diterima, tidak terjadi autokorelasi dan apabila ika probalitasnya (nilai sig) <

0.05 maka H0 ditolak, terjadi autokorelasi.

3. Uji Beda Dua Rata-rata (Mean)

Uji beda rata-rata dikenal dengan nama uji-t (t-test). Konsep dari uji beda rata-rata adalah membandingkan nilai rata-rata beserta selang kepercayaan tertentu (confidence interval) dari dua kejadian. Prinsip pengujian dua rata-rata adalah melihat perbedaan dua kelompok data.

Untuk mengetahui perbedaan rata-rata tingkat keuntungan antara sebelum dan sesudah adanya program revitalisasi digunakan uji hipotesis beda dua rata-rata untuk observasi berpasangan. Langkah- langkah pengujian uji beda dua rata-rata (Djarwanto, 2000:211) adalah sebagai berikut:

a. Formulasi H 0 dan H 1

H 0 1 2 artinya tidak ada perbedaan antara rata-rata tingkat keuntungan yang diterima oleh pedagang antara sebelum dan sesudah revitalisasi.

H 1 1 2 artinya terdapat perbedaan antara rata-rata tingkat keuntungan yang diterima oleh pedagang antara sebelum dan

sesudah revitalisasi.

Ho ditolak

Ho ditolak

H 0 diterima

tabel -t

t tabel

Gambar 3.1 Uji Statistik t