Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Pedagang di Daerah Penelitian
C. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Pedagang di Daerah Penelitian
Mengacu persamaan 2 pada halaman 51 maka diperoleh persamaan hasil analisis regresi yang berpengaruh terhadap variabel modal (X 1 ), pengalaman usaha (X 2 ), umur (X 3 ), jumlah tenaga kerja (X 4 ), dan tingkat pendidikan(X 5 ) terhadap keuntungan pedagang sebagai berikut:
LnY = 10,626 + 0,250LnX 1 + 0,040X 2 – 0,025X 3 + 0,233X 4 – 0, 007X 5
t = (12,910) (5,034) (8,104) (-6,565) (5,067) (-0,660)
F = 53,108 R 2 = 0,760
1. Uji Statistik
a. Uji t
Salah satu uji statistika adalah uji t, yaitu untuk menguji apakah tiap-tiap variable independen secara individual berpengaruh/signifikan terhadap variabel dependen. Dalam pengujian ini menggunakan tingkat signifikan (
1) Pengujian Hipotesis Variabel Modal (X 1 )
(a) Hipotesis statistik
H 0 : 1 = 0 Modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
keuntungan
H 1 : 1 Modal berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan (b) (c) Perhitungan uji t
Nilai t hitung = 5,034 Nilai t tabel =t 0,05/2 ; df : 89 = 2,00
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho diterima
2,00 - 2,00 5,034
Gambar 4.2 Uji t untuk variabel modal
(d) Kesimpulan: t hitung > t tabel atau 5,034 > 2,00 Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf (d) Kesimpulan: t hitung > t tabel atau 5,034 > 2,00 Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf
yang diperoleh pedagang di Pasar Antik Windujenar.
2) Pengujian Hipotesis Variabel Pengalaman Usaha (X 2 )
(a) Hipotesis statistik
H 0 : 1 = 0 Pengalaman usaha tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap keuntungan
H 1 : 1 Pengalaman usaha berpengaruh secara signifikan terhadap
keuntungan.
(b) Mene
(c) Perhitungan uji t
Nilai t hitung = 8,104 Nilai t tabel =t 0,05/2 ; df : 89 = 2,00
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho diterima
2.00 - 2.00 8,104 Gambar 4.3 Uji t untuk variabel Pengalaman Usaha
(d) Kesimpulan: t hitung > t tabel atau 8,104 > 2,00 Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf (d) Kesimpulan: t hitung > t tabel atau 8,104 > 2,00 Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf
keuntungan yang diperoleh pedagang di Pasar Antik Windujenar.
3) Pengujian Hipotesis Variabel Umur (X 3 )
(a) Hipotesis statistik
H 0 : 1 = 0 Umur tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
keuntungan
H 1 : 1 Umur berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan (b) (c) Perhitungan uji t
Nilai t hitung = -6,565 Nilai t tabel =t 0,05/2 ; df : 89 = 2,00
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho diterima
-6,565 - 2,00
Gambar 4.4 Uji t untuk variabel Umur
(d) Kesimpulan: t hitung < t tabel atau -6,565 > -2,00
Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai t hitung (-6,565) lebih besar dari t Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai t hitung (-6,565) lebih besar dari t
4) Pengujian Hipotesis Variabel Tenaga Kerja (X 4 )
(a) Hipotesis statistik
H 0 : 1 = 0 Tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
keuntungan
H 1 : 1 0 Tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan
(b) (c) Perhitungan uji t
Nilai t hitung = 5,067 Nilai t tabel =t 0,05/2 ; df : 89 = 2,00
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho diterima
2,00 - 2,00 5,067
Gambar 4.5 Uji t untuk variabel tenaga kerja
(d) Kesimpulan: t hitung > t tabel atau 5,067 > 2.00 Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0.05 didapatkan nilai t hitung (5,067) lebih besar dari t (d) Kesimpulan: t hitung > t tabel atau 5,067 > 2.00 Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0.05 didapatkan nilai t hitung (5,067) lebih besar dari t
5) Pengujian Hipotesis Variabel Tingkat Pendidikan (X 5 )
(a) Hipotesis statistik
H 0 : 1 = 0 Tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap keuntungan
H 1 : 1 Tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap
keuntungan
(b) Mene
(c) Perhitungan uji t
Nilai t hitung = -0.660 Nilai t tabel =t 0,05/2 ; df : 89 = 2,00
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho diterima
2,00 -0.660 - 2,00
Gambar 4.5 Uji t untuk variabel tingkat pendidikan
(d) Kesimpulan: t hitung > t tabel atau -0.660 < 2,00
Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai t hitung (-0.660) lebih kecil dari t Dengan menggunakan kriteria pengujian dua sisi dan pada taraf signifikansi 0,05 didapatkan nilai t hitung (-0.660) lebih kecil dari t
b. Uji F
Uji F adalah uji untuk mengetahui apakah variabel independen yang ada secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya. Adapun langkah – langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1). Hipotesis
H 0 : 1 2 3 4 =0
( tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel modal, pengalaman usaha, umur, jumlah tenaga kerja, dan tingkat pendidikan dengan besarnya keuntungan usaha)
(terdapat hubungan yang signifikan antara variable modal, pengalaman usaha, umur, jumlah tenaga kerja, dan tingkat pendidikan dengan besarnya keuntungan usaha)
2). Menentukan
3). Perhitungan uji F
Nilai F hitung = 53.108
F tabel = F 0,05 ; (90 – 5) ; (5 – 1) = 2,45 (Tabel Distribusi F)
Ho ditolak
Ho diterima
Ga mbar 4.6 Uji F
Jadi F hitung (53.108) lebih besar daripada F tabel (2,45), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dapat disimpulkan semua variabel independen secara bersama–sama signifikan pada tingkat 5%. Hal tersebut mengidetifikasikan bahwa modal, pengalaman usaha, umur, jumlah tenaga kerja, dan tingkat pendidikan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keuntungan pedagang Pasar Antik Windujenar.
c. Koefisien Determinasi ( R 2 )
R² merupakan koefisien determinasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variasi variabel independen. Besarnya nilai statistik koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Squared) yang diperoleh dari regresi linier adalah sebesar 0,760. Ini artinya bahwa sekitar 76% variasi variabel dependen (keuntungan) dapat dijelaskan oleh variasi independen yang dimasukan dalam model yaitu Modal, Pengalaman Berdagang, Umur, Tenaga Kerja, dan Pendidikan. Sisanya sebanyak 24% dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat korelasi atau hubungan antar variabel independen. Cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas salah satunya dengan metode Klein, yaitu dengan
membandingkan R 2 (koefisien determinasi) regresi awal dengan r 2 parsial (koefisien korelasi antar variabel independen). Kriteria pengujian: 1). Jika nilai r 2 >R 2 maka ada masalah multikolinearitas 2). Jika nilai r 2 <R 2 maka tidak ada masalah multikolinearitas
Jika dalam model tersebut terdapat multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi.
Tabel 4.20 Uji Multikolinearitas
Sumber: Output SPSS 17.00, 2012
Dari tabel di atas terlihat bahwa semua regresi antar variabel independen menghasilkan nilai r 2 < R 2 , sehingga dapat disimpulkan model terbebas dari masalah multikoloniearitas.
Model
r 2 R 2 Kesimpulan
R 2 X1 0,314
Bebas Multikolinearitas
R 2 X2 0,469
Bebas Multikolinearitas
R 2 X3 0,293
Bebas Multikolinearitas
R 2 X4 0,732
Bebas Multikolinearitas
Bebas Multikolinearitas Bebas Multikolinearitas
Heterokedastisitas terjadi jika muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun besar (tetapi masih tetap bias dan konsisten). Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya (Gujarati,1995:187). Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Tabel 4.21 Uji Heteroskedastisitas Glejser
Coefficients a
Model
Unstandardized Coefficients
Collinearity S tatistics
B Std. Error
Beta
Tolerance VIF 1 (Constant)
.914 .780 1.283 a. Dependent V ariable: abs_res
Dari tabel di atas terlihat bahwa keseluruhan nilai P {sig} > 0.05 jadi dapat disimpulkan maka dapat disimpulkan bahwa model terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan non- parametrik Run Test. Uji ini merupakan bagian dari statistik non- Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan non- parametrik Run Test. Uji ini merupakan bagian dari statistik non-
(2-tailed) lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi (Ghozali,2006:103). Tujuan uji tersebut untuk melihat apakah residual terjadi secara random (acak) atau tidak.
Tabel 4.22 Tabel Autokorelasi Run Test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value a .00399
Cases < T est Value
Cases >= Test Value
Total Cases
Number of Runs
Asymp. S ig. (2-tailed)
a. Median
Sumber: Output SPSS 17.0,2012
Dari hasil perhitungan didapat nilai Run Test dengan nilai Z sebesar 1,484 diperoleh nilai probabilitas asymp sig sebesar 0,138. Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya probabilitas asymp sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
3. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi
a. Pengaruh Modal Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar Antik Windujenar Surakarta Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari
variabel modal (X 1 ) sebesar 5,034 dengan nilai T tabel = t 0,50/2: 90-1 = 2,00.
modal mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang di Pasar Antik Windujenar Surakarta. Nilai koefisien regresi dari
variabel modal sebesar 0,250, berarti peningkatan jumlah modal sebesar Rp 1% menyebabkan kenaikan keuntungan sebesar 0,25% dengan asumsi variabel independen yang lain tetap. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat kesesuaian hipotesis yang menyatakan hubungan antara variabel modal dengan variabel keuntungan.
b. Pengaruh Pengalaman Berdagang Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar Antik Windujenar Surakarta Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari
variabel pengalaman berdagang (X 2 ) sebesar 8,104 dengan nilai T tabel = t 0,50/2:
90-1 = 2,00. Berdasarkan uji t pada taraf signifikansi 5% membuktikan bahwa variabel pengalaman berdagang mempunyai pengaruh terhadap besarnya
keuntungan yang diperoleh pedagang di Pasar Antik Windujenar Surakarta. Nilai koefisien regresi dari variabel pengalaman berdagang sebesar 0,040, berarti jika pengalaman usaha pedagang bertambah 1 tahun maka akan berakibat pada keuntungan yang diperoleh mengalami kenaikan 0,040% dengan asumsi variabel independen yang lain tetap. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat kesesuaian hipotesis yang menyatakan hubungan antara variabel pengalaman usaha dengan variabel keuntungan.
c. Pengaruh Umur Pedagang Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar Antik Windujenar Surakarta
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari variabel umur pedagang (X 3 ) sebesar 0,025 dengan nilai T t abel = t 0,50/2: 90-1
=2,00. Berdasarkan uji t pada taraf signifikansi 5% membuktikan bahwa variabel umur mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang di Pasar Antik Windujenar Surakarta. Nilai koefisien regresi dari variabel umur sebesar –6,565, berarti jika umur pedagang bertambah 1 tahun lamanya maka akan berakibat pada keuntungan yang diperoleh mengalami penurunan sebesar –6,565% dengan asumsi variabel independen yang lain tetap. Semakin tua usia pedagang maka keuntungan yang diperoleh pedagang semakin menurun karena adanya penurunan tingkat produktivitas. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat kesesuaian hipotesis yang menyatakan hubungan antara variabel pengalaman usaha dengan variabel keuntungan.
d. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar Antik Windujenar Surakarta Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diketahui t statistik dari
variabel jumlah tenaga kerja (X 4 ) sebesar 5,067 dengan nilai T tabel = t 0,50/2: 90-1 =2,00. Berdasarkan uji t pada taraf signifikansi 5% membuktikan bahwa variabel jumlah tenaga kerja mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang di Pasar Antik Windujenar Surakarta. Nilai koefisien regresi dari variabel jumlah tenaga kerja sebesar 0,233, berarti jika jumlah tenaga kerja bertambah 1 orang/pekerja maka akan berakibat pada variabel jumlah tenaga kerja (X 4 ) sebesar 5,067 dengan nilai T tabel = t 0,50/2: 90-1 =2,00. Berdasarkan uji t pada taraf signifikansi 5% membuktikan bahwa variabel jumlah tenaga kerja mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang di Pasar Antik Windujenar Surakarta. Nilai koefisien regresi dari variabel jumlah tenaga kerja sebesar 0,233, berarti jika jumlah tenaga kerja bertambah 1 orang/pekerja maka akan berakibat pada
bahwa terdapat kesesuaian hipotesis yang menyatakan hubungan antara variabel jumlah tenaga kerja dengan variabel keuntungan.
e. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Keuntungan Pedagang Pasar Antik Windujenar Surakarta Berdasarkan hasil analisis regresi linear diketahui t statistik dari variabel
tingkat pendidikan (X 5 ) sebesar -0.660 dengan nilai T tabel = t 0,50/2: 90-1 =2,00. Berdasarkan uji t pada taraf signifikansi 5% membuktikan bahwa variabel tingkat pendidikan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang di Pasar Antik Windujenar Surakarta. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak terdapat kesesuaian hipotesis yang menyatakan hubungan antara variabel pengalaman usaha dengan variabel keuntungan. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan formal yang tinggi tidak memberikan jaminan terhadap peningkatan keuntungan pedagang.