Strategi Pemasaran Cincau Hitam(Mesona Palustris ) Di Kota Medan

(1)

STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM ( Mesona Palustris )

DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

OLEH :

NUR’AIDAH NASUTION

090304135

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

JUDUL : STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM (Mesona Palustris ) DI KOTA MEDAN

NAMA : NUR’AIDAH NASUTION

NIM : 090304135

PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

( Ir. Lily Fauzia, M.Si ) ( Ir. A.T. HUTAJULU, M.S ) NIP. 19630822198803 2 003 NIP. 19460618198003 2 003

Mengetahui : Ketua Program Studi

Agribisnis

( Dr. Ir. Salmiah, MS ) NIP. 195702171986032001


(3)

ABSTRAK

NUR’AIDAH NASUTION (090304135), 2014 dengan judul skripsi

“STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM (Mesona Palustris) DI KOTA MEDAN”. Penelitian skripsi ini dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. A.T Hutajulu, M.S sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pemasaran cincau hitam di daerah penelitian dan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal pada pemasaran cincau hitam di daerah penelitian serta untuk mengetahui strategi pemasaran cincau hitam di Kota Medan. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu dengan mempertimbangkan bahwa industri cincau hitam di daerah tersebut dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Metode pengambilan sampel adalah metode sensus. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode SWOT.

Hasil penelitian diperoleh: 1) Saluran pemasaran cincau hitam di Kota Medan terdiri dari dua jenis saluran pemasaran yaitu saluran pertama pengusaha menjual langsung cincau hitam ke konsumen dan saluran kedua pengusaha menjual cincau hitam ke pedagang/agen kemudian ke konsumen. 2) Kekuatan industri dalam pemasaran cincau hitam di daerah penelitian adalah penggunaan modal usaha, harga jual, kualitas produk, jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja; Kelemahan industri cincau hitam adalah produk yang dihasilkan, teknologi dalam proses produksi, dan promosi/sistem penjualan produk; Peluang industri cincau hitam adalah ketersediaan bahan baku dan pangsa pasar; Ancaman industri cincau hitam adalah perusahaan pesaing dan pengaruh musim/cuaca. 3) Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran industri cincau hitam di Kota Medan adalah strategi agresif atau strategi SO (Strengths-Opportunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.


(4)

RIWAYAT HIDUP

NUR’AIDAH NASUTION lahir pada tanggal 06 Oktober 1991 di Damuli, sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari Ayahanda Chazali Anwar Nasution dan Ibunda Supriani.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1997 masuk sekolah dasar di SD Negeri 112265 Damuli Kebun dan tamat pada tahun 2003.

2. Tahun 2003 masuk sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Kualuh Selatan dan tamat pada tahun 2006.

3. Tahun 2006 masuk sekolah menengah atas di SMA AL-Azhar Medan dan tamat pada tahun 2009.

4. Tahun 2009 diterima di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur UMB−Mandiri.

Kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut:

1. Bulan Juli 2013 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa Rambung Sialang Hulu, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Bulan Februari 2014 melaksanakan penelitian pada industri cincau hitam


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “Strategi Pemasaran Cincau Hitam (Mesona Palustris) di Kota Medan”. Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. A.T. Hutajulu, M.S selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua dan sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

3. Seluruh dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis dalam masa perkuliahan serta seluruh pegawai Program Studi Agribisnis FP-USU.

4. Para pengusaha industri cincau hitam yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan membantu penulis dalam memberikan informasi dalam penulisan skripsi ini.


(6)

Segala hormat dan terima kasih penulis ucapkan kepada Ayahanda Chazali Anwar Nasution dan Ibunda Supriani yang selalu memberikan nasihat, didikan, kasih sayang, dan dukungan baik secara materi maupun doa yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Terima kasih banyak kepada Kakak Meyanna Uliani, Sked dan keluarga besar yang memberikan doa dan dorongan semangat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan karya selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Maret 2014


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 5

2.1.1 Tanaman Cincau Hitam ... 5

2.1.2 Cincau Hitam ... 9

2.2 Penelitian Terdahulu ... 10

2.3 Landasan Teori ... 11

2.3.1 Teori Pemasaran ... 11

2.3.2 Teori Strategi Pemasaran ... 13

2.3.3 Analisis SWOT ... 17

2.4 Kerangka Pemikiran ... 21

2.5 Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 24

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 24

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.4 Metode Analisis Data ... 26

3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 29

3.5.1 Definisi ... 29

3.5.2 Batasan Operasional ... 30

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 31


(8)

4.2 Karakteristik Industri Cincau Hitam ... 33

4.2.1 Karakteristik Sampel ... 33

4.2.2 Fasilitas Perusahaan ... 34

4.2.3 Proses Pembuatan Cincau Hitam ... 35

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pemasaran Cincau Hitam ... 36

5.2 Faktor Internal dan Eksternal dalam Pemasaran Cincau Hitam…………. ... 38

5.2.1 Faktor Internal ... 38

5.2.1.1 Kekuatan ... 38

5.2.1.2 Kelemahan ... 43

5.2.2 Faktor Eksternal ... 44

5.2.2.1 Peluang ... 44

5.2.2.2 Ancaman ... 46

5.3 Strategi Pemasaran Cincau Hitam ... 47

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 56

6.2. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

1 Perbedaan Tanaman Cincau Menurut jenisnya ... 7

2 Komposisi Zat Gizi Daun Cincau Hitam ... 8

3 Jumlah Industri Cincau Hitam ... 24

4 Jenis dan Sumber Data ... 25

5 Matrik Faktor Strategi Internal dan Eksternal ... 26

6 Peringkat (Rating) Faktor Internal dan Eksternal ... 27

7 Matriks SWOT ... 28

8 Karakteristik Pengusaha Industri Cincau Hitam ... 33

9 Industri Penjualan Cincau Hitam ... 37

10 Modal Usaha Industri Cincau Hitam ... 39

11 Harga Jual Cincau Hitam ... 40

12 Jumlah Produksi Cincau Hitam ... 40

13 Jumlah dan Upah Tenaga Kerja ... 43

14 Kebutuhan Bahan Baku Industri Cincau Hitam ... 45

15 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ... 48

16 Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal (IFAS) ... 49

17 Matriks Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (EFAS) ... 50

18 Penggabungan Matriks IFAS dan EFAS ... 51


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal 1 Matriks Posisi SWOT ... 20 2 Skema Kerangka Pemikiran ... 22 3 Matriks Posisi Strategi Pemasaran Cincau Hitam ... 52


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan

1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran Cincau Hitam di Kota Medan

2. Karakteristik Sampel Pengusaha Cincau Hitam di Kota Medan 3. Karakteristik Sampel Industri Cincau Hitam di Kota Medan 4. Parameter Penilaian Faktor Internal Pemasaran Industri Cincau

Hitam di Kota Medan

5. Parameter Penilaian Faktor Eksternal Pemasaran Industri Cincau Hitam di Kota Medan

6. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal (IFAS) 7. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

8. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal dan


(12)

ABSTRAK

NUR’AIDAH NASUTION (090304135), 2014 dengan judul skripsi

“STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM (Mesona Palustris) DI KOTA MEDAN”. Penelitian skripsi ini dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. A.T Hutajulu, M.S sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pemasaran cincau hitam di daerah penelitian dan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal pada pemasaran cincau hitam di daerah penelitian serta untuk mengetahui strategi pemasaran cincau hitam di Kota Medan. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu dengan mempertimbangkan bahwa industri cincau hitam di daerah tersebut dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Metode pengambilan sampel adalah metode sensus. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode SWOT.

Hasil penelitian diperoleh: 1) Saluran pemasaran cincau hitam di Kota Medan terdiri dari dua jenis saluran pemasaran yaitu saluran pertama pengusaha menjual langsung cincau hitam ke konsumen dan saluran kedua pengusaha menjual cincau hitam ke pedagang/agen kemudian ke konsumen. 2) Kekuatan industri dalam pemasaran cincau hitam di daerah penelitian adalah penggunaan modal usaha, harga jual, kualitas produk, jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja; Kelemahan industri cincau hitam adalah produk yang dihasilkan, teknologi dalam proses produksi, dan promosi/sistem penjualan produk; Peluang industri cincau hitam adalah ketersediaan bahan baku dan pangsa pasar; Ancaman industri cincau hitam adalah perusahaan pesaing dan pengaruh musim/cuaca. 3) Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran industri cincau hitam di Kota Medan adalah strategi agresif atau strategi SO (Strengths-Opportunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan sektor industri secara nasional diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh meliputi aspek perubahan ekonomi. Agribisnis bersama agroindustri merupakan pendekatan yang ditempuh untuk pengembangan pertanian industri pada masa yang akan datang karena industri pengolahan hasil pertanian (agroindustri) yang ditangani secara utuh, mulai dari proses produksi, mengolah hasil, pemasaran, dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian (agribisnis) bukan saja mampu sebagai sumber pertumbuhan baru bagi sektor pertanian tetapi juga menyerap tenaga kerja dan meningkatkan nilai tambah (Soekartawi, 1993).

Cincau merupakan salah satu jenis minuman yang banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Bahan baku minuman cincau berasal dari daun tanaman pembuat cincau. Tanaman yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebagai bahan pembuat cincau adalah tanaman cincau hijau dan cincau hitam. Tanaman cincau hitam atau dikenal dengan nama janggelan, merupakan salah satu jenis tanaman cincau yang banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat di Indonesia.

Tanaman cincau hitam sebagai bahan baku cincau hitam banyak tumbuh secara liar dihutan-hutan, akan tetapi dengan semakin meningkatnya permintaan akan potongan kering tanaman cincau hitam atau biasa disebut sebagai simplisia kering, maka petani banyak yang membudidayakannya. Tanaman cincau hitam yang telah


(14)

tanah, sehingga warnanya berubah dari hijau menjadi berwarna cokelat tua. Tanaman cincau yang telah dikeringkan inilah yang merupakan bahan baku utama pembuatan cincau hitam (Pitojo, S. 1998.)

Cincau hitam dapat digunakan sebagai penurun panas dalam, demam, sakit perut (rasa mual), diare, batuk, sariawan, pencegah gangguan percernaan, dan penurun tekanan darah tinggi. Beberapa komponen aktif cincau yang memiliki nilai fungsional di antaranya baik dari golongan polifenol, saponin, flavonoid, maupun alkaloid lainnya. Kandungan serat kasar dalam gel cincau dapat membantu menerangi penyakit degeneratif seperti jantung koroner. Cincau juga mempunyai aktivitas antioksidan yang mampu mematikan sel tumor dan kanker. Gel cincau hitam diproduksi oleh industri rumahan dengan teknologi dan peralatan yang sangat sederhana (Ananta, 2000).

Di Indonesia produk cincau hitam masih sedikit dihasilkan, padahal permintaan terus meningkat. Industri pengolahan cincau hitam masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Kebanyakan produk cincau hitam banyak diproduksi oleh negara lain, seperti Singapura, Malaysia, China, Taiwan, dan Korea. Padahal bahan baku cincau hitam yang dibuat oleh negara tersebut, berasal dari Indonesia. Prospek produk olahan cincau hitam ke depan sangat bagus karena semakin banyak orang menyukai cincau hitam sebagai campuran minuman juga sekaligus sebagai pangan fungsional yang baik untuk kesehatan (Rahmawansyah, 2006). Aspek pemasaran merupakan kendala utama dalam pengembangan usaha Cincau hitam. Hal ini dikarenakan sifat dari produk yang tidak tahan lama (perishable),

bersifat musiman. Pada saat musim kering atau bulan puasa pemasaran cincau hitam meningkat hal ini di karenakan banyak nya pedagang yang menjual produk


(15)

dari olahan cincau hitam seperti olahan minuman segar seperti es campur dan aneka minuman lainnya. Sedangkan pada musim hujan dan di luar bulan puasa pemasaran cincau hitam menurun.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang strategi pemasaran cincau hitam di kota Medan.

1.1Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang didapat antara lain :

1. Bagaimana pemasaran cincau hitam di daerah penelitian ?

2. Apa saja faktor internal dan eksternal dalam pemasaran cincau hitam di daerah penelitian?

3. Bagaimana strategi pemasaran cincau hitam di daerah penelitian ?

1.2Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pemasaran cincau hitam di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal pada pemasaran cincau hitam di daerah penelitian.


(16)

1.3Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi para pengusaha agroindustri cincau hitam dalam memasarkan produknya secara efesien.

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dan pihak yang membutuhkan.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tanaman Cincau Hitam

Tanaman cincau hitam (Mesona palustris) merupakan tanaman yang tergolong ke dalam divisi pterydophyta, kelas dycotiledonae, dan famili Labialae. Tanaman ini merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 30 - 60 cm dan tumbuh pada ketinggian 150 - 1800 meter di atas permukaan laut. Tanaman cincau hitam dapat dibudidayakan dengan cara generatif maupun vegetatif. Cara generatif yaitu dengan menggunakan biji sedangkan dengan vegetatif menggunakan stek batang, tunas akar, dan cara merunduk. Proses pembibitan secara generatif tingkat keberhasilan kecambahnya hanya 1 - 2% saja dengan waktu 2 bulan. Hal ini menyebabkan pembibitan cara ini jarang dilakukan.

Pembudidayaan vegetatif yang sering dilakukan dengan cara stek batang, tunas, dan merunduk. Pembudidayaan dengan cara ini tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dan tingkat keberhasilannya juga tinggi. Selain itu tanaman yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Tanaman cincau hitam mudah dibudidayakan, terutama di dataran menengah hingga tinggi. Tanaman tersebut umumnya cocok di tegalan, pekarangan, dan ladang secara monokultur atau tumpangsari dengan tanaman lain.

Proses pemeliharaan tanaman cincau hitam dilakukan dengan melakukan penyiraman pada waktu pagi dan sore hari agar diperoleh kondisi tanah yang tetap lembab dan tidak kekeringan. Pupuk yang digunakan untuk tanaman ini pupuk


(18)

yang mengandung zat N (nitrogen) seperti pupuk urea. Hal ini bertujuan agar dapat merangsang pertumbuhan daun yang lebih banyak. Hama yang mungkin tumbuh selama penanaman cincau ini adalah jenis Maenas maculifascia yang akan merusak daun cincau. Untuk mengatasinya dilakukan penyemprotan insektisida. Penyemprotan dilakukan apabila diketahui gejala penyebarannya yaitu dengan banyaknya daun cincau yang berlubang. Insektisida yang digunakan adalah insektisida jenis Azordin 15 WSC atau Dursban 20 EC dengan dosis ringan 1,5 ml per liter air (Sunanto, 1995).

Menurut Pitojo dan Sumiati (2005), tanaman cincau secara umum terdiri atas empat jenis, yaitu cincau hijau (Cyclea barbate), Cincau Perdu (Premna serratifolia L atau Premna integritifolia L), cincau minyak (Stephania hermandifolia), dan cincau hitam (Mesona palustris).


(19)

Tabel 1. Perbedaan Tanaman Cincau Menurut Jenisnya

No Komponen

Perbedaan Cincau

Hijau Minyak Perdu Hitam

1 2 Bahan Baku Hasil produksi Daun segar Daun asli Lemas Bentuk dan ukuran asli Warna hijau klorofil Relatif bersih dari kotoran Aroma spesifik, lemah Sedikit Kebutuhan keluarga Daun segar Daun asli Lemas Bentuk dan ukuran asli Warna hijau klorofil Relatif bersih dari kotoran Aroma spesifik, lemah Sedikit Kebutuhan keluarga Daun dilayukan Daun asli Kaku Bentuk dan ukuran asli Warna hijau klrofil Relatif bersih dari kotoran Aroma Langu, kuat Sedikit-banyak Kebutuhan keluarga dan komersil Brangkas (batang, daun) kering Daun asli lemas Bentuk dan ukuran telah berubah dan susut Warna cokelat karena ikatan klorofil rusak Banyak,kotoran campuranbenda lain ketika proses pengeringan Aroma spesifik, lemah Banyak Kebutuhan keluarga dan komersil

Sumber: Pitojo dan Sumiati, 2005

Secara umum tanaman cincau bermanfaat sebagai bahan pangan fungsional, tanaman konservasi karena memiliki kemampuan untuk dapat hidup pada kondisi yang kering dan tidak subur tanahnya serta sebagai komoditas agribisnis dan agroindustri yang dapat memberikan keuntungan bagi petani yang membudidayakannya. Tanaman cincau perdu telah dimanfaatkan sebagai bahan


(20)

dagangan walaupun sifatnya sangat terbatas dan musiman. Sedangkan, tanaman cincau hitam telah lama menjadi bahan dagangan lokal dan sebagai komoditas ekspor penghasil devisa negara.

Daun janggelan (bahan utama cincau hitam) mengandung nilai gizi yang cukup baik per 100 gramnya, terutama jika ditinjau dari kandungan mineral dan vitaminnya.

Tabel 2. Komposisi Zat Gizi Daun Cincau Hitam ( Per 100 gr bahan )

Komponen Kandungan

Energi Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Besi Vitamin A Vitamin B1 Vitamin C Air

b.d.d (bagian yang dapat dimakan)

122 (kkal) 6 (g) 1 (g) 26 (g) 100 (mg) 100 (mg) 3,3 (mg) 10,750 (SI) 80 (mg) 17 (mg) 66,0 (mg) 40 Sumber: Direktorat Gizi, DepKes (1972)

Adapun Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan terhadap cincau mengungkapkan terdapat 6,23 gram per 100 gram kandungan serat kasar dalam gel cincau. Ini berarti bila cincau dikonsumsi bersama dengan buah dan sayur-mayur sehari-hari bisa memadai untuk memenuhi kebutuhan serat harian sebesar 30 gram sehingga bisa membantu memerangi penyakit degeneratif seperti jantung koroner. Kalori yang terkandung di dalamnya adalah 122 kalori dan protein sebesar 6 gram. Karena kandungan seratnya yang tinggi dan kalorinya yang rendah sehingga baik dikonsumsi sehari-hari (Almatsier, 2004).


(21)

2.1.2 Cincau Hitam

Cincau hitam adalah gel berupa agar-agar yang diperoleh dari perendaman daun tumbuhan tertentu dalam air. Gel terbentuk karena daun tumbuhan tersebut mengandung karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul air. Berdasarkan teknologi pengolahan, kita mengenal 2 jenis cincau, yaitu cincau hijau dan cincau hitam. Keduanya berbeda dalam hal warna, cita-rasa, penampakan, bahan baku, dan cara pembuatan. Cincau hijau dibuat dari daun cincau (Cyclea barbata L. Miers) tanpa proses pemanasan. Sedangkan cincau hitam dibuat dari seluruh bagian tanaman janggelan dengan bantuan proses pemanasan dan penambahan pati .

Gel cincau hitam memiliki kelebihan dibandingkan gel cincau hijau. Tekstur gel cincau hijau lebih lunak (lembek), sehingga lebih sulit diiris. Sedangkan gel cincau hitam teksturnya lebih kenyal sehingga lebih mudah diiris. Pada suhu kamar, gel cincau hitam dapat bertahan hingga 4 hari, sedangkan pada gel cincau hijau hanya bertahan 2 hari. Kelebihan ini membuat penggunaan gel cincau hitam lebih beragam dan mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi ( Astawan, 2002). Di Indonesia gel cincau hitam paling banyak digunakan sebagai isi minuman segar dan sudah dikenal sebagai bahan pangan tradisional, yang digunakan sebagai variasi berbagai minuman. Gel cincau hitam biasanya digunakan bersama-sama dengan potongan buah-buahan, irisan kelapa muda, sirup encer, atau sebagai campuran dalam minuman seperti es campur. Gel cincau hitam dalam sebuah minuman dapat memberikan cita rasa yang khas memberikan warna-warni dalam suatu campuran minuman sehingga terlihat lebih menarik (Widyaningsih, 2007).


(22)

2.2 Penelitian Terdahulu

Cincau hitam merupakan masa gel yang berwarna hitam kecoklatan yang diperoleh dari pengolahan panas dari tiga komponen berupa tanaman janggelan (cincau hitam), pati, dan abu qi. Masa ini mempunyai konsistensi yang mirip dengan masa gel yang diperoleh dari agar-agar. Gel cincau hitam termasuk jenis gel ermoreversibel dimana gel dapat mencair dan dibentuk kembali dengan penambahan dan pengurangan energi panas (Supriharsono, 1991).

Tekstur gel yang baik mempunyai kekuatan pecah berkisar antara 9 sampai 25 gr/cm2. Gel dengan kekuatan pecah kurang dari 9 gr/cm2 menghasilkan tekstur yang terlalu lunak, sedangkan gel dengan kekuatan pecah lebih besar dari 25 gr/cm2 menghasilkan tekstur yang terlalu keras (Fardiaz dan Wahab, 1985).

Berdasarkan Rahmawansah (2006), yang telah melakukan observasi ke pedagang cincau hitam di daerah bogor, pada proses ekstraksi penggunaan bobot tanaman cincau sebanyak 6%. Proses perebusan dilakukan selama 2 jam atau lebih. Dalam pembentukan gel cincau hitam perlu diperhatikan perbandingan ekstrak cincau hitam (komponen pembentuk gel) dengan pati (tepung tapioka).

Tepung tapioka mengandung 17% amilosa dan 83% amilopektin. Penggunaan tepung jenis ini disukai oleh pengolah makanan karena tidak mudah menggumpal, memiliki daya perekat yang tinggi sehingga pemakaianya dapat dihemat, tidak mudah pecah atau rusak, dan suhu gelatinisasinya rendah (Zuhri, 2010).


(23)

Nuraini (1994), menyatakan penggunaan konsentrasi pati hingga 10 persen menunjukkan jumlah pati yang makin tinggi akan mengakibatkan sifat tekstur gel cincau hitam yang meliputi kekuatan pecah dan sineresis yang makin meningkat serta penurunan tinggi gel yang makin menurun, tetapi konsentrasi pati yang lebih besar dari 10 persen menghasilkan gel yang lengket dan tidak kaku.

2.3 Landasan Teori 2.3.1 Teori Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Pemasaran juga merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Disamping kegiatan pemasaran perusahaan juga perlu mengkombinasikan fungsi - fungsi dan menggunakan keahlian mereka agar perusahaan berjalan dengan baik.

Menurut William J. Stanton (1984), yaitu: Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

Konsep pemasaran merupakan hal yang sederhana dan secara intuisi merupakan filosofi yang menarik. Konsep ini menyatakan bahwa alasan keberadaan sosial ekonomi bagi suatu perusahaan adalah memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan. Hal tersebut didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada agresifnya tenaga


(24)

penjual, tetapi lebih kepada keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba diperoleh melalui pemuasan konsumen. Dengan laba ini perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar kepada konsumen, serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan. (Swastha, 2001).

Menurut Sarma (1994), pemasaran mempunyai fungsi untuk mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk, dan harga yang tepat dengan cara :

• Menggunakan kegunaan tempat (place utility), yaitu mengusahakan barang dan jasa dari daerah produksi ke daerah konsumen.

• Menaikkan kegunaan waktu (time utility), yaitu mengusahakan barang dan jasa dari waktu belum diperlukan ke waktu yang diperlukan.

• Menaikkan kegunaan bentuk (form utility), yaitu mengusahakan barang dan jasa dari bentuk semula ke bentuk yang lebih di inginkan.

Salah satu kesalahpahaman yang sering dilakukan terhadap pemasaran dalam perusahaan agribisnis adalah pembatasannya pada fungsi penjualan saja, padahal dalam kenyataanya, pemasaran di dalam suatu perusahaan meliputi berbagai aspek keputusan dan kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan guna menghasilkan laba. Proses pemasaran yang sesungguhnya mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan, menetapkan program promosi dan kebijakan


(25)

harga, serta menerapkan system distribusi untuk menyampaikan barang dan jasa kepada pelanggan. (Downey, 1987).

2.3.2 Teori Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah rencana yang hendak diikuti oleh manajer pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan-tujuan perusahaan dan merupakan cara untuk pencapaian tujuan tersebut. Strategi Pemasaran didasarkan analisis manajer perusahaan akan lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal. Terdapat 3 elemen pokok menurut Fandy Tjiptono (2006), dalam strategi pemasaran yaitu :

• Konsumen

Pemasaran berawal dari kebutuhan dan keinginan pelanggan serta berakhir dengan kepuasan loyalitas pelanggan. Pemasar wajib memahami siapa saja pelanggannya, preferensi, karakteristik, kebutuhan, dan keinginan, gaya hidup, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola konsumsi mereka.

• Pesaing

Memenuhi kepuasan konsumen belumlah cukup. Apabila ada pesaing yang memuaskan pelanggan dengan lebih baik, maka pelanggan akan beralih kepesaing. Oleh sebab itu, setiap organisasi harus memperhatikan faktor persaingan pula. Faktor tersebut meliputi siapa saja pesaing perusahaan, strategi, kelemahan, kompetensi diri, serta relasi mereka.


(26)

• Perusahaan

Tujuan perusahaan dicapai melalui upaya memuaskan pelanggan. Caranya tidak semata-mata dengan menekankan pada aspek transaksi, namun justru lebih fokus pada aspek relasi. Untuk itu dibutuhkan strategi, kinerja, kompetensi diri, sumberdaya (manusia, alam, finansial, teknologi, intelektual, informasi, dan waktu).

Setiap perusahaan mengarahkan kegiatan usahanya untuk dapat menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga dalam jangka waktu dan jumlah produk tertentu dapat diperoleh keuntungan seperti yang diharapkan. Melalui produk yang dihasilkannya, perusahaan menciptakan, membina dan mempertahankan kepercayaan langganan akan produk tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh ketepatan produsen dalam memberikan kepuasan kepada sasaran konsumen yang ditentukannya, dimana usaha-usaha pemasaran diarahkan kepada konsumen yang ditujukan sebagai sasaran pasarnya. Dalam hal tersebut pemasaran menunjang perusahaan didasarkan pada konsep pemasaran untuk dapat menentukan strategi pemasaran yang mengarahkan kepada sasaran pasar yang sebenarnya.

Menurut Radiosunu (2001), strategi pemasaran didasarkan atas lima konsep strategi berikut:

Segmentasi pasar.

Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang berbeda-beda. Perusahaan tak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu


(27)

perusahaan harus mengkelompok-kelompokkan pasar yang bersifat heterogen ke dalam satuan–satu pasar yang bersifat homogen.

Market positioning.

Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar keseluruhan. Maka prinsip strategi pemasaran kedua adalah memilih pola spesifik pemusatan pasar yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih segmen pasar yang dapat menghasilkan penjualan dan laba yang paling besar.

Targeting

adalah strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan sasaran penjualan.

Marketing mix strategy.

Kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah variabelvariabel yang berhubungan dengan

product, place, promotion dan price (4P).

Timing strategy.

Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk merupakan hal yang peru diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik. Terlebih dulu harus dilakukan persiapan baik produksi.

Strategi pemasaran yang maju dan berkembang senantiasa memperhatikan adanya unsur menarik perhatian segmen pasar atau pangsa pasar yang produktif dalam kegiatan pemasaran. Selain itu berupaya untuk menempatkan posisi pemasaran


(28)

yang strategis dalam memperoleh keuntungan dan berupaya untuk mencapai target dari realisasi yang diterapakannya.

Menurut Kotler (2008), bauran pemasaran adalah separangkat taktik pemasaran yang dapat dikontrol meliputi produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan perusahaan untuk menciptakan respon dari target marketnya. Bauran pemasaran juga dikenal dengan 4P yaitu :

• Produk (product)

Produk adalah kombinasi barang atau jasa dari perusahaan yang ditawarkan ke target pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk secara luas meliputi desain, merek, hak paten,

positioning, dan pengembangan produk baru.

• Harga (price)

Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkam suatu produk atau jasa. Harga merupakan pesan yang menunjukkan bagaimana suatu brand memposisikan dirinya dipasar.

• Distribusi (place)

Distribusi meliputi aktivitas perusahaan dalam membuat produknya tersedia di target pasar. Strategi pemilihan tempat meliputi transportasi, pergudangan, pengaturan persediaan, dan cara pemesanan bagi konsumen.

• Promosi (promotion)

Promosi adalah aktivitas perusahaan untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya untuk mempengaruhi target konsumen untuk membeli. Kegiatan promosi antara lain iklan, personal selling, promosi penjualan,


(29)

2.3.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada jalan pikiran yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 1997).

Sebelum melakukan analisis, maka diperlukan tahap pengumpulan data yang terdiri dari tiga model.

a. Matriks Faktor Strategi Internal

Sebelum membuat matriks faktor strategi internal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam pembuatan tabel IFAS.

• Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan)

• Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi internal, mulai dari nilai 4 (sangat baik), nilai 3 (baik), nilai 2 (cukup baik) dan nilai 1 (tidak baik) terhadap kekuatan dan nilai “rating” terhadap kelemahan bersifat negatif, kebalikannya.

• Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 1 pada kolom bobot (kolom 3). Bobot ditentukan secara subyektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.

• Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh scoring dalam kolom 4.

• Jumlahkan scoring (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini


(30)

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya.

Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor kekuatan dan kelemahan.

b. Matriks Faktor Strategi Eksternal

Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel EFAS.

• Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor internal (peluang dan ancaman)

• Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi internal, mulai dari nilai 4 (sangat baik), nilai 3 (baik), nilai 2 (cukup baik) dan nilai 1 (tidak baik) terhadap kekuatan dan nilai “rating” terhadap kelemahan bersifat negatif, kebalikannya.

• Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 1 pada kolom bobot (kolom 3). Bobot ditentukan secara subyektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.

• Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh scoring dalam kolom 4.

• Jumlahkan scoring (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini


(31)

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya.

Hasil identifikasi faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor peluang dan ancaman.

c. Matriks Posisi SWOT

Membuat keputusan untuk memilih alternatif strategi sebaiknya dilakukan setelah perusahaan mengetahui terlebih dahulu posisi perusahaan untuk kondisi sekarang berada pada kuadran sebelah mana sehingga strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling tepat karena dengan kondisi internal dan eksternal. Posisi perusahaan dapat dikelompokkan dalam empat kuadaran, yaitu kuadran I, II, III, dan IV. Pada kuadran I strategi yang sesuai adalah strategi agresif, kuadran II strategi diversifikasi, kuadran III strategi turn around, dan kuadran IV strategi defensif.


(32)

Kuadaran III Kuadaran I (mendukung strategi (mendukung strategi

turn around) agresif)

Kuadran IV Kuadran II (mendukung strategi (mendukung strategi defensif) diversifikasi)

Keterangan :

• Kuadran I

Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. (Growth oriented strategy).

• Kuadran II

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa).

Berbagai Ancaman Kekuatan

Ekesternal

Kekuatan Internal Berbagai Peluang


(33)

• Kuadran III

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

• Kuadran IV

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

2.4 Kerangka Pemikiran

Diketahui bahwa cincau hitam merupakan jenis minuman yang banyak digemari oleh masyarakat sebab rasanya yang segar dan dapat menghilangkan dahaga serta harganya relatif murah. Permintaan pasar terhadap panganan dari olahan cincau ini terus meningkat apalagi pada saat bulan puasa karena masyarakat banyak mengkonsumsi cincau untuk dijadikan aneka minuman segar. Industri pengolahan cincau hitam merupakan industri yang berbahan baku dari tumbuhan dengan teknologi yang sederhana menjadi berbagai produk olahan yang dapat menghasilkan nilai tambah ekonomis.

Dalam industri pengolahan cincau hitam terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi produksi. Adapun faktor internal tersebut terdiri dari modal, produksi, kualitas produk, kualitas tenaga kerja, dan harga. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari penyediaan bahan baku, pasar, perusahaan pesaing, daya beli masyarakat, dan musim. Oleh karena itu diperlukan alternatif strategi dalam pemasaran dengan menggunakan analisis SWOT, dimana didalam analisis SWOT


(34)

tersebut dapat diidentifikasikan faktor internal, yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) dan faktor internal, yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat) dalam usaha industri pengolahan cincau hitam. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran.

Keterangan : Faktor Internal

• Modal

• Produksi

• Tenaga kerja

• Harga

• Promosi

Faktor Eksternal

• Bahan baku

• Pasar

• Perusahaan pesaing

• Daya beli masyarakat

• Musim

SWOT

Strategi Pemasaran Agroindustri Cincau Hitam


(35)

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan landasan teori yang dibuat, maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada beberapa saluran pemasaran cincau hitam didaerah penelitian.

2. Terdapat beberapa faktor internal dan eksternal dalam pemasaran cincau hitam di daerah penelitian

3. Strategi pemasaran dapat dihasilkan melalui memanfaatkan peluang pasar pada musim tertentu seperti musim kering atau panas dan saat bulan puasa.


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, yaitu di Kecamatan Medan Tembung, dan di Kecamatan Medan Marelan . Daerah penelitian di tentukan secara purposive

yaitu berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu dengan mempertimbangkan bahwa industri cincau hitam di daerah tersebut dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

Tabel 3. Jumlah Industri Cincau Hitam di Kota Medan.

No Kecamatan Unit Skala usaha

1 2

Medan Tembung Medan Marelan

3 2

Kecil / industri rumah tangga Kecil / industri rumah tangga Sumber : analisis data primer

3.2 Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode Sensus, yaitu metode pengumpulan data dimana seluruh populasi digunakan sebagai sumber data. Adapun besar sampel yang didapat adalah sebanyak 5 sampel.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dengan cara


(37)

menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Jenis dan data yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Jenis dan Sumber Data yang di Kumpulkan

No Jenis data Sumber data Metode

1 2 3

4 5

6

Identitas perusahaan Sistem pengolahan cincau Harga jual

Lembaga yang terlibat Faktor internal

- modal - produksi - tenaga kerja - harga

Faktor eksternal - bahan baku - pasar

- perusahaan pesaing - daya beli masyarakat - musim

Industri kecil / rumah tangga Industri kecil / rumah tangga Industri kecil / rumah tangga/

pedagang

Industri kecil / rumah tangga Industri kecil / rumah tangga

Industri kecil / rumah tangga

Wawancara Wawancara Wawancara

Wawancara Wawancara

Wawancara


(38)

3.4 Metode Analisis Data

Untuk hipotesis 1 digunakan analisis deskriptif dan hipotesis 2 digunakan analisis SWOT. Proses yang harus dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih tepat perlu melalui berbagai tahapan sebagai berikut:

1. Tahap pengambilan data yaitu evaluasi faktor eksternal dan internal.

2. Tahap analisis yaitu pembuatan matriks internal, eksternal, dan matrik SWOT.

3. Tahap pengambilan keputusan.

Tahap pengambilan data ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi perusahaan dapat dilakukan dengan wawancara terhadap ahli perusahaan yang bersangkutan. Setelah mengetahui berbagai faktor dalam perusahaan maka tahap selanjutnya adalah membuat matriks internal eksternal.

Tabel 5. Matrik Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor (Rating x Bobot) Kekuatan/Kelemahan

1. 2. 3.

Total Skor Kekuatan/Kelemahan 100

Peluang /Ancaman 1.

2. 3.


(39)

Berdasarkan tabel tersebut, tahapan yang dilakukan dalam menentukan faktor strategi adalah menetukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan/kelemahan serta peluang/ancaman dalam kolom 1, lalu beri peringkat (rating) untuk setiap faktor pada kolom 2 berdasarkan respon sampel penelitian terhadap faktor-faktor tersebut, yaitu:

Tabel 6. Peringkat (Rating) Faktor Internal dan Eksternal

Rating Kategori Faktor Internal Faktor Eksternal

4 Sangat Besar Kekuatan Peluang

3 Besar Kekuatan Peluang

2 Kecil Kekuatan Peluang

1 Sangat Kecil Kekuatan Peluang

1 Sangat Besar Kelemahan Ancaman

2 Besar Kelemahan Ancaman

3 Kecil Kelemahan Ancaman

4 Sangat Kecil Kelemahan Ancaman

Sumber: Rangkuti, 1997.

Kemudian beri bobot masing-masing faktor tersebut yang jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1 pada kolom 3 dengan rumus seperti berikut:

Bobot =rating x total bobot total rating

Kemudian yang terakhir, kalikan setiap bobot faktor dengan rating untuk mendapatkan skoring dalam kolom 4 (Rangkuti, 1997).

Matrik SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan


(40)

kelemahan yang dimiliki. Dari matriks ini akan terbentuk empat kemungkinan alternatif strategi.

Table 7. Matriks SWOT INTERNAL

EKSTERNAL

STRENGTHS (S)

• Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

WEAKNESS (W)

• Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

OPPORTUNITIES (O)

• Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO Ciptakan strategi yang Meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THREAT (T)

• Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi

ancaman

STRATEGI WT Ciptakan strategi yang Meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber: Rangkuti,1997. Keterangan :

• Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

• Strategi ST

Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.


(41)

• Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

• Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 1997).

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat Definisi dan Batasan Operasional sebagai berikut :

3.5.1 Definisi

1. Pemasaran , adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan laba.

2. Cincau hitam, adalah gel berupa agar-agar yang diperoleh dari perendaman daun tumbuhan tertentu dalam air.

3. Strategi pemasaran, adalah rencana yang hendak diikuti oleh manajer pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan-tujuan perusahaan dan merupakan cara untuk pencapaian tujuan tersebut.

4. Modal, adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi.


(42)

6. Bahan baku, adalah bahan pokok atau bahan utama berupa tanaman jenggelan yang dikeringkan dan diolah dalam proses produksi menjadi produk jadi.

7. Pasar , adalah tempat pedagang dan konsumen untuk melakukan transaksi jual beli suatu produk.

8. Perusahaan pesaing, adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual produk yang sama atau mirip dengan produk yang di tawarkan.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Tempat penelitian adalah perusahan agroindustri cincau hitam di Kota Medan, yaitu di Kecamatan Medan Tembung dan Kecamata Medan Marelan.


(43)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

INDUSTRI CINCAU HITAM

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Kota Medan terletak antara 3° 30’ − 3° 47’ Lintang Utara dan 98° 35’ − 98° 44’ Bujur Timur, dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara 22,49°C – 23,97°C dan suhu maksimum antara 32,15°C – 34,21°C. Kelembapan udara di wilayah Medan rata-rata 76 – 81%. Kota medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang pada sebelah utara, selatan, barat, dan timur.

Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat I di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran yang merupakan tempat pertemuan duan sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

Berikut adalah deskripsi kecamatan di Kota Medan yang merupakan lokasi penelitian pada industri cincau hitam, yaitu Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Marelan.

4.1.1 Medan Tembung

Kecamatan Medan Tembung merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 7,78 km². Kecamatan Medan Tembung berbatasan dengan :


(44)

− Sebelah Utara berbatasan dengan : Kabupaten Deli Serdang

− Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Medan Denai

− Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Medan Perjuangan

− Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Deli Serdang

Dari tujuh kelurahan di Kecamatan Medan Tembung, Kelurahan Bantan memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 1,51 km² sedangkan Kelurahan Tembung mempunyai luas terkecil yakni 0,64 km².

Kecamatan Medan Tembung dihuni oleh 133.784 orang dimana penduduk terbanyak di Kelurahan Bantan yakni sebanyak 29.693 orang dan jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Tembung sebanyak 9.821 orang.

Perusahaan industri di Medan Tembung sudah mulai ramai, terutama industri rumah tangga. Tercatat pada tahun 2012 terdapat sebanyak 48 industri kecil dan industri rumah tangga di Kecamatan Medan Tembung.

4.1.2 Medan Marelan

Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu Kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 44,47 km². Kecamatan Medan Marelan berbatasan dengan :

− Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Medan Belawan

− Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Medan Helvetia

− Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Deli Serdang


(45)

Perusahaan industri di Medan Marelan terdiri dari 21 unit yang tercatat pada tahun 2012 terdapat sebanyak industri besar dan sedang 3 unit, industri kecil 11 unit dan industri rumah tangga 7 unit di Kecamatan Medan Marelan.

4.2 Karakteristik Industri Cincau Hitam

4.2.1 Karasteristik Sampel

Industri pengolahan dalam penelitian ini adalah industi kecil/rumah tangga yang menggunakan bahan baku tanaman jenggelan serta bahan penunjang lainnya untuk mengolah menjadi cincau hitam.

Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berusaha serta luas lahan bangunan. Secara rinci, karakteristik sampel pengusaha industri cincau hitam dapat di lihat pada tabel 8 berikut :

Tabel 8. Karakteristik Pengusaha Industri Cincau Hitam

Karakteristik Sampel Satuan Rataan Range

Umur Tahun 41 28 − 52

Tingkat Pendidikan Tahun 11 9 − 12

Lama Usaha Tahun 24 12 − 34

Luas Bangunan Usaha m² 259 120 − 400

Sumber: Analisis data primer, Lampiran 2

Dari tabel tersebut di ketahui bahwa rata- rata umur pengusaha industri cincau hitam adalah 41 tahun dengan rentang antara antara 28 – 52 tahun. Dilihat dari tingkat pendidikan pengusaha tersebut rata-rata adalah 11 tahun, ini


(46)

menunjukkan bahwa pendidikan pengusaha cincau hitam adalah tingkat SMA/sederajat. Sedangkan untuk pengalaman berusaha di indsutri cincau hitam tersebut rata-rata adalah 24 tahun dengan rentang antara 12 – 34 tahun. Rata-rata luas bangunan untuk memproduksi cincau hitam adalah 259 m² dengan rentang antara 120 – 400 m².

4.2.2 Fasilitas Perusahaan

Fasilitas perusahaan industri cincau hitam di daerah penelitian meliputi seluruh peralatan dan perlengkapan yang terdapat dalam untuk memperlancar kegiatan produksi. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada usaha cincau hitam di lokasi penelitian terdapat fasilitas-fasilitas yang mendukung jalannya produksi yaitu:

1. Fasilitas Produksi

Alat-alat yang digunakan untuk memproduksi cincau hitam adalah:

− Drum kaleng sebagai tempat atau wadah dalam proses perebusan daun jenggelan/cincau (bahan baku).

− Saringan untuk menyaring daun jenggelan/cincau yang masih kotor karena tercampur material lain seperti tanah.

− Ember plastik sebagai tempat atau wadah untuk mengaduk tepung tapioka sebelum di masukkan ke dalam drum yang berisi bahan baku

− Kayu untuk mengaduk daun jenggelan/cincau setelah di masukkan tepung tapioka.


(47)

− Gayung plastik untuk menuangkan daun jenggelan/cincau yang sudah mulai mengental ke dalam loyang kaleng.

− Loyang kaleng untuk mencetak cincau yang sudah dimasak. 2. Fasilitas Transportasi

Masing - masing industri cincau hitam memiliki 1 mobil pick-up dengan kapasitas 10 peti untuk memasarkan cincau hitam ke pasar.

4.2.3 Proses Pembuatan Cincau Hitam

Proses pembuatan cincau hitam menggunakan bahan baku seperti daun jenggelan/cincau dan tepung tapioka. Berikut adalah tahapan dalam pembuatan cincau hitam yaitu:

− Proses memasak

Daun jenggelan/cincau di masukkan ke dalam drum besar beirisi air kemudian di rebus selama 4 jam sampai mendidih.

− Penyaringan

Air yang berisi daun jenggelan/cincau yang sudah di masak di saring untuk memisahkan ampas dari daun jenggelan/cincau dan air yang masih kotor pada saat perebusan.

− Perebusan

Setelah dilakukan penyaringan air dari daun jenggelan direbus lagi selama 2 jam sampai mendidih kemudian setelah mendidih di tambah tepung tapioka agar mengental. Setelah adonan mengental kemudian di cetak ke dalam loyang dan dibiarkan sampai dingin hingga cincau hitam yang di dalam loyang padat dan kenyal kemudian siap dipasarkan.


(48)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pemasaran Cincau Hitam

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting dalam perusahaan. Sebelum melakukan pemasaran pengusaha terlebih dahulu mensortir atau memilih kualitas produk yang baik untuk di pasarkan. Hal ini dilakukan agar para konsumen tidak merasa rugi dalam membeli produk yang di hasilkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha cincau hitam di daerah penelitian, Dalam memasarkan produknya pengusaha menjual cincau hitam kepada pedagang/agen dan kemudian para pedagang ini lah yang menjual ke pasar yang ada di Kota Medan seperti pasar simpang limun, pasar halat, pasar sukarame, pasar seikambing, pasar bengkok dan pasar lainnya hingga sampai ketangan konsumen. Pengusaha juga menjual langsung produknya tanpa melalui perantara/agen yaitu pengusaha menjual produknya langsung ke konsumen yang datang ke lokasi usaha cincau hitam dan pengusaha juga melayani pemesanan saat ada hajatan/pesta. Adapun saluran pemasaran cincau hitam di daerah penelitian adalah sebagai berikut:

Saluran I : Produsen Konsumen

Saluran II : Produsen Pedagang/agen Konsumen


(49)

Setiap pengusaha memiliki wilayah masing-masing dalam memasarkan cincau hitam dan memiliki pedagang/agen di setiap pasar yang menjadi sasaran penjualan industri cincau hitam. Untuk industri skala kecil seperti KS,TR,SM pengusaha menjual cincau hitam hampir di pasar yang ada di Kota Medan sedangkan industri rumah tangga hanya memasarkan cincau hitam di sekitar pasar yang tidak jauh dari lokasi usaha. Secara rinci penjualan cincau hitam dengan saluran pemasarn dapat dilihat pada tabel 9 berikut:

Tabel 9. Industri Penjualan Cincau Hitam dengan Saluran Pemasaran

No Industri Saluran Pemasaran Volume Penjualan

1 2 3 4 5

IRT 1 IRT 2 IK.SM IK.KS IK.TR

I dan II II II I dan II

II

150 160 600 600 500 Sumber Analisis Data Primer, Lampiran 3

Untuk IRT 1 dan IK.KS pengusaha menggunakan saluran pemasaran I dan II yaitu pengusaha memasarkan cincau hitam dengan volume penjualan sebanyak 150 dan 600 loyang/hari melalui perantara dan tanpa perantara. Sedangkan IRT 2, IK.SM dan TR pengusaha menggunakan saluran pemasaran II yaitu melalui agen/pedagang yang ada di pasar dalam memasarkan cincau hitam dengan volume penjualan sebanyak 160, 500, 600 loyang/hari.


(50)

5.2 Faktor Internal dan Eksternal dalam Pemasaran Cincau Hitam

5.2.1 Faktor Internal

Adapun faktor internal dalam pemasaran cincau hitam di daerah penelitian adalah:

5.2.1.1 Strength (Kekuatan)

1. Penggunaan modal usaha pada industri cincau hitam

Modal usaha bagi pengusaha skala besar atau kecil merupakan unsur yang utama dalam mendirikan suatu usaha yang bertujuan untuk mendukung peningkatan pendapatan (profit) yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup pengusaha itu sendiri. Setiap perusahan memerlukan modal yang besar untuk biaya investasi dan operasi. Terkadang modal tersebut dapat menjadi ancaman bagi para pengusaha. Namun, di daerah penelitian modal bukanlah menjadi ancaman bagi mereka dalam menjalankan usahanya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha cincau hitam di daerah penelitian, rata - rata modal yang digunakan adalah untuk mendirikan usaha adalah modal sendiri. Besarnya modal yang digunakan pada usaha cincau hitam tersebut rata-rata adalah Rp 77.000.000 dengan rentang antara Rp 50.000.000 – Rp 120.000.000. Hal ini memberikan kekuatan bagi industri di karenakan memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan industri cincau hitam di Kota Medan. Secara rinci besar modal usaha pada industri cincau hitam dapat di lihat pada tabel 10 berikut:


(51)

Tabel 10. Modal Usaha Industri Cincau Hitam di Daerah Penelitian Tahun 2014

No Nama Industri Besar Modal

1 2 3 4 5

IRT 1 IRT 2 IK.SM

IK.KS IK.TR

Rp 55.000.000 Rp 50.000.000 Rp 60.000.000 Rp 100.000.000 Rp 120.000.000

Total Rp 385.000.000

Rata-rata Rp 77.000.000

Sumber: Analisis data primer, Lampiran 3

2. Harga jual produk cincau hitam per loyang

Dalam menentukan harga jual produknya pengusaha terlebih dahulu menghitung beberapa biaya seperti biaya tenaga kerja, biaya pembelian bahan baku dan biaya lain-lain. Penetapan harga yang terlalu tinggi menyebabkan pengusaha kehilangan pelanggan (distributor) karena berpindah menjadi pelanggan dari perusahaan pesaing. Penetapan harga yang terlalu rendah juga menyebabkan berkurangnya keuntungan (profit) yang diperoleh perusahaan, hal ini berpengaruh pada kelangsungan usaha.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha cincau hitam di daerah penelitian, rata- rata harga jual produk cincau hitam adalah Rp 2.300/loyang dengan rentang antara Rp 2.000 – Rp 2.500. Hal ini menjadi kekuatan perusahaan industri cincau hitam karena dari harga jual pengusaha bisa memperoleh keuntungan yang sangat besar. Secara rinci harga jual cincau hitam dapat dilihat pada tabel 11 berikut.


(52)

Tabel 11. Harga Jual Cincau Hitam di Daerah Penelitian Tahun 2014

No Nama Industri Harga (Rp)

1 2 3 4 5 IRT 1 IRT 2 IK.SM IK.KS IK.TR 2500 2500 2500 2000 2000

Total 11.500

Rata-rata 2.300

Sumber: Analisis data primer, Lampiran 3

3. Jumlah produksi cincau hitam per hari

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha cincau hitam di daerah penelitian, jumlah produksi cincau hitam per hari adalah 402 loyang dengan rentang antara 150 – 600 loyang per hari.

Tabel 12. Jumlah Produksi Cincau Hitam per Hari di Daerah Penelitian Tahun 2014

No Nama Industri Jumlah Produksi (loyang/hari)

1 2 3 4 5 IRT 1 IRT 2 IK.SM IK.KS IK.TR 150 160 600 600 500

Total 2010

Rata-rata 402


(53)

Akan tetapi pada saat bulan puasa jumlah produksi bertambah hal ini karena permintaan terhadap cincau hitam meningkat. Pada saat bulan puasa pengusaha cincau hitam bisa memproduksi 1500 – 3000 loyang per harinya. Hal ini memberikan kekuatan bagi industri cincau hitam dengan peningkatan produksi maka pengusaha akan dapat memproleh keuntungan yang sangat besar di bandingkan dengan hari biasa. Dalam memproduksi cincau hitam pengusaha membutuhkan 10 kg daun jenggelan/cincau dan 5 kg tepung tapioka dalam 1 drum, biasanya pengusaha memproduksi 3 drum per harinya dan pada saat bulan puasa bisa mencapai 10 – 12 drum per hari.

4. Kualitas produk yang di hasilkan industri cincau hitam

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha cincau hitam di daerah penelitian, kualitas produk yang dihasilkan oleh masing-masing sampel di daerah penelitian memiliki kualiatas produk yang baik. Hal ini menjadi kekuataan bagi indsutri cincau hitam karena produk yang di hasilkan dapat bertahan sampai 3 hari.

5. Jumlah tenaga kerja pada industri cincau hitam

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu kegiatan produksi. Tenaga kerja di perlukan dalam usaha industri cincau hitam untuk mengerjakan berbagai tahapan dalam pembuatan cincau hitam seperti perebusan daun jenggelan/cincau, penyaringan daun jenggelan, pencetakkan hingga menjadi cincau hitam yang siap dipasarkan.


(54)

Tenaga kerja untuk memproduksi cincau hitam tidak membutuhkan pendidikan formal ataupun khusus, tetapi lebih memerlukan ketrampilan dan ketekunan. Hal ini menjadi kekuatan pada industri karena dalam memproduksi cincau hitam menggunakan teknologi yang sederhana tanpa perlu pengetahuan spesifik, hal ini memudahkan pengusaha untuk mencari tenaga kerja apabila terjadi peningkatan permintaan terhadap cincau hitam.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha cincau hitam di daerah penelitian, jumlah tenaga kerja yang di butuhkan dalam industri cincau hitam skala kecil/rumah tangga rata-rata adalah 3 orang dengan rentang antara 2 - 4 orang yang berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga dengan jam kerja kurang lebih 8 jam/hari yaitu mulai dari jam 8 pagi - 4 sore, tetapi pada saat bulan puasa jumlah tenaga kerja bertambah menjadi 20 orang dan jam kerja/harinya kurang lebih 16 jam/hari yaitu mulai dari jam 8 pagi – 12 malam. Hal ini karena jumlah produksi meningkat bisa mencapai 1 ton/hari. Penggunaan tenaga kerja yang dilakukan bersifat tetap dan tidak tetap (borongan). Upah tenaga kerja pada indsutri cincau hitam adalah sebesar Rp 1.080.000/bulan dengan rentang antara Rp 900.000 – Rp 1.200.000/bulan.


(55)

Tabel 13. Jumlah Tenaga Kerja dan Upah Tenaga Kerja per Hari di Daerah Penelitian Tahun 2014

Nama Industri Jumlah Tenaga Kerja (orang)

Upah Tenaga Kerja (Rp/bulan)

IRT 1 IRT 2 IK.SM

IK.KS IK.TR

2 2 4 3 4

900.0000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 900.000

Total 15 5.400.000

Rata – rata 3 1.080.000

Sumber: Analisis data primer, Lampiran 3

5.2.1.2 Weakness (Kelemahan)

1. Variasi produk yang dihasilkan industri cincau hitam

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha cincau hitam di daerah penelitian, industri pada sampel penelitian hanya memproduksi cincau hitam tanpa olahan. Tidak ada variasi produk pada industri ini dianggap sebagai kelemahan perusahaan, padahal jika cincau hitam diolah menjadi berbagai minuman dalam kemasan yang menarik tentunya dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hanya menghasilkan produk cincau hitam tanpa olahan.

2. Teknologi dalam proses produksi cincau hitam

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha cincau hitam di daerah penelitian, dalam memproduksi cincau hitam pengusaha menggunakan


(56)

peralatan yang sederhana karena tidak menggunakan modal yang terlalu besar untuk membeli peralatan yaitu hanya menggunakan drum kaleng untuk pembuatan cincau hitam. Pengusaha menggunakan peralatan yang sederhana karena hanya memproduksi sebatas cincau hitam tanpa olahan hal ini menjadi kelemahan bagi industri. Jika pengusaha memproduksi cincau hitam olahan dalam bentuk minuman tentunya digunakan tekonologi yang modern hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit jadi karena pengusaha hanya memproduksi cincau hitam tanpa olahan maka digunakan teknologi yang sederhana dalam pembuatan cincau hitam.

3. Promosi/sistem penjualan cincau hitam

Promosi /sistem penjualan produk yang di jalankan perusahaan cincau hitam di daerah penelitian lebih banyak ditujukan ke agen (distributor). Hal ini menjadi kelemahan bagi para pengusaha cincau hitam karena tidak memiliki akses ke industri besar, dan produksi yang di hasilkan masih sebatas cincau hitam tanpa olahan sehingga para pengusaha tidak melakukan promosi.

5.2.2 Faktor Eksternal

Adapun faktor internal dalam pemasaran cincau hitam di daerah penelitian adalah:

5.2.2.1 Opportunities (Peluang)

1. Ketersediaan bahan baku dalam industri cincau hitam

Bahan baku sangat penting bagi perusahaan agroindustri yang mengolah suatu produk, karena bahan baku merupakan salah satu faktor penentu kualitas dari


(57)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha cincau hitam di daerah penelitian, penyediaan bahan baku berupa daun jenggelan yang telah dikeringkan banyak tersedia untuk kebutuhan produksi yaitu rata-rata sekitar 1,2 ton per bulan dengan rentang antara 500 kg – 2 ton dengan harga Rp 9.000 – Rp 10.000.

Tabel 14. Kebutuhan Bahan Baku Industri Cincau Hitam di Daerah Penelitian Tahun 2014.

Sampel Kebutuhan Bahan Baku (kg/bulan)

Harga Bahan Baku (Rp/kg)

1 2 3 4 5

5.00 1.000 1.500 2.000 1.000

10.000 9.500 10.000

9.000 10.000

Total 6.000 48.500

Rata - rata 1.200 9.700

Sumber analisis data primer, Lampiran 3

Para pengusaha mendapatkan bahan baku dari daerah Langkat dan Karo, biasanya pengusaha membeli bahan baku kepada agen yang sudah menjadi langganan tetapnya. Jika bahan baku di daerah Sumatera Utara tidak ada maka para pengusaha membeli bahan baku dari daerah Jawa dengan harga yang tinggi yaitu Rp 30.000 per kg di bandingkan dengan harga yang ada di daerah Langkat dan Karo yaitu sekitar Rp 9.000 – Rp 10.000 per kg.

2. Permintaan pasar produk cincau hitam

Produk dari tanaman jenggelan biasanya di jual dalam bentuk cincau hitam tanpa olahan yang biasa dikenal oleh masyarakat yaitu lengkong. Padahal jika cincau


(58)

hitam di olah menjadi produk minuman akan lebih bervariasi lagi, tetapi untuk membuat produk yang bervariasi harus menggunakan modal yang tidak sedikit.

Dalam memasarkan produknya setiap perusahaan memiliki segmentasi pasar sendiri-sendiri. Perusahaan besar/menengah memiliki pasar yang relatif lebih luas. Sedangkan perusahaan kecil/rumah tangga memiliki perusahaan pasar lokal dan daerah sekitar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha cincau hitam di daerah penelitian, permintaan akan cincau hitam biasanya meningkat pada saat bulan puasa. Hal ini membuat para pengusaha di daerah penelitian memproduksi cincau hitam dalam jumlah yang lebih besar. Meningkat nya permintaan terhadap cincau hitam di bulan puasa merupakan peluang bagi pengusaha cincau hitam dalam mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari biasanya.

5.2.2.2 Threaths (Ancaman)

1. Perusahaan pesaing industri cincau hitam

Pangsa pasar dan ketersedian bahan baku yang selalu ada serta permintaan yang terus meningkat terhadap cincau hitam menyebabkan banyaknya bermunculan industri kecil/rumah tangga yang bergerak di bidang cincau hitam. Dampak yang ditimbulkan dari industri tersebut adalah terjadinya persaingan dengan industri sejenis dalam memperebutkan konsumen dan bahan baku. Untuk menghadapi banyaknya pesaing dalam usaha industri cincau hitam para pengusaha berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dan ciri khas dari produk yang di hasilkan serta mempertahan kan pelanggan tetap mereka agar tidak beralih ke industri


(59)

2 Pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap penjualan cincau hitam

Pergantian musim/cuaca menjadi ancaman bagi perusahaan khususnya pada saat musim penghujan karena umumunya konsumen mengkonsumsi cincau hitam dengan disajikan bersama es agar lebih segar dibandingkan dengan tidak disajikan dengan es. Hal ini dapat berpengaruh pada jumlah produksi, selain berpengaruh pada proses produksi, musim/cuaca juga berpengaruh pada proses pemasaran. Pada saat musim hujan para pengusaha cincau hitam mengurangi jumlah produksi yang di hasilkan hal ini dilakukan karena jumlah permintaan akan cincau hitam menurun dan dampaknya keuntungan (profit) yang didapat oleh perusahaan akan menurun.

5.3 Strategi Pemasaran Cincau Hitam

Dalam menghadapi berbagai masalah dalam mencapai tujuan perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar menempatkan diri pada posisi yang menguntungkan. Untuk menetapkan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan, dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data yang diperoleh dari industrti cincau hitam di daerah penelitian, dapat dilihat faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi pemasaran cincau hitam di Kota Medan sebagai berikut :


(60)

Tabel 15. Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Pemasaran Cincau Hitam di Kota Medan

Faktor – faktor Parameter

Faktor Internal

− Kekuatan

− Kelemahan

1. Penggunaan modal usaha pada industri cincau

hitam

2. Harga jual produk cincau hitam per loyang

3. Kualitas produk yang dihasilkan industri cincau hitam

4. Jumlah produksi cincau hitam per hari

5. Jumlah tenaga kerja pada industri cincau hitam 1. Variasi produk yang dihasilkan industri cincau

hitam

2. Teknologi dalam proses produksi cincau hitam 3. Promosi/sistem penjualan produk cincau hitam

Faktor Eksternal

− Peluang

− Ancaman

1. Ketersedian bahan baku dalam industri cincau

hitam

2. Permintaan pasar produk cincau hitam 1. Perusahaan pesaing industri cincau hitam

2. Pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap

industri cincau hitam Sumber: Analisis data primer

Setelah diketahui faktor-faktor internal dan eksternal pada pemasaran cincau hitam di daerah penelitian, tahap selanjutnya adalah tahap pengumpulan data. Model yang digunakan adalah Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks Strategi Eksternal (EFAS).

Hasil indentifikasi dari faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan dipindahkan ke tabel matrik IFAS untuk diberikan skoring (rating x bobot) seperti pada tabel berikut:


(61)

Tabel 16. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal (IFAS)

Faktor-Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor Strength (Kekuatan)

1. Penggunaan modal usaha pada industri cincau hitam

2. Harga jual cincau hitam per loyang 3.Kualitas produk yang dihasilkan industri cincau hitam

4. Jumlah produksi cincau hitam per hari 5. Jumlah tenaga kerja pada industri cincauHitam

Weakness (Kelemahan)

1. Variasi produk yang dihasilkan industri cincau hitam

2. Teknologi dalam proses produksi cincau hitam

3. Promosi/sistem penjualan produk cincau hitam 3 4 3 3 2 1 2 1 10 13,33 10 10 6,67 12,5 25 12,5 30 53,2 30 30 13,34 12,5 50 12,5

TOTAL 19 100 231,54

Sumber: Analisis data primer, Lampiran 6

Hasil pembobotan faktor internal yang paling tinggi pada kekuatan adalah harga jual cincau hitam per loyang. Sedangkan hasil yang paling tinggi pada kelemahan adalah teknologi dalam proses produksi cincau hitam.

Selanjutnya, hasil identifikasi faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, rating, dan pembobotaan dipindahkan ke tabel EFAS untuk diberi skoring (rating x bobot) seperti pada tabel berikut:


(62)

Tabel 17. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Faktor-Faktor Strategi Eksternal Rating Bobot Skor Opportunity (Peluang)

1. Ketersedian bahan baku pada industri cincau hitam

2. Pangsa pasar produk cincau hitam

Threaths (Ancaman)

1. Perusahaan pesain industri cincau hitam

2. Pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap industri cincau hitam

4 3

2

1

28,57 21,43

33,33

16,67

114,28 64,29

66,66

16.67

TOTAL 10 100 261,9

Sumber: Analisis data primer, Lampiran 7

Hasil pembobotan faktor eksternal yang paling tinggi pada peluang adalah ketersediaan bahan baku pada industri cincau hitam, sedangkan hasil yang paling tinggi pada ancaman adalah perusahaan pesaing pada industri cincau hitam.


(63)

Tabel 18. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal (IFAS) dan Eksternal (EFAS) Pada Pemasaran Cincau Hitam

Faktor – Faktor Strategis Rating Bobot Skor

Faktor Strategis Internal Strength (Kekuatan)

1. Penggunaan modal usaha pada industri cincau hitam

2. Harga jual cincau hitam per loyang 3.Kualitas produk yang dihasilkan industri cincau hitam

4. Jumlah produksi cincau hitam per hari

5. Jumlah tenaga kerja pada industri Cincau Hitam

Total Skor Kekuatan

3 4 3 3 2 15 10 13,33 10 10 6,67 50 30 53,2 30 30 13,34 156,54 Weakness (Kelemahan)

1. Variasi produk yang dihasilkan industri cincau hitam

2. Teknologi dalam proses produksi cincau hitam

3. Promosi/sistem penjualan produk cincau hitam 1 2 1 12,5 25 12,5 12,5 50 12,5

Total Skor Kelemahan 4 50 75

Selisih (Kekuatan – Kelemahan) 81,54

Faktor Strategis Eksternal Opportunity (Peluang)

1. Ketersedian bahan baku pada industri cincau hitam

2. Pangsa pasar produk cincau hitam

4 3 28,57 21,43 114,28 64,29

Total Skor Peluang 7 50 178,57

Threaths (Ancaman)

1. Perusahaan pesain industri cincau hitam

2. Pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap industri cincau hitam

2 1 33,33 16,67 66,66 16,67

Total Skor Ancaman 3 50 83,33

Selisih (Peluang – Ancaman) 95,24

Sumber: Analisis data primer, Lampiran 8

Tabel 18 menunjukkan bahwa selisih faktor strategis internal (kekuatan-kelemahan) adalah sebesar 81,54 yang artinya pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan pengaruh kelemahan terhadap pemasaran cincau hitam di Kota


(64)

Medan. Sedangkan selisih faktor strategis eksternal (peluang-ancaman) sebesar 95,24 yang artinya pengaruh peluang lebih besar dibandingkan pengaruh ancaman terhadap pemasaran cincau hitam di Kota Medan.

Berdasarkan penggabungan matriks evaluasi faktor internal dan eksternal tersebut, maka dapat diketahui posisi strategi pemasaran cincau hitam di Kota Medan. Posisi strategi pemsaran dianalisis menggunakan matriks posisi, sehingga akan menghasilkan titik koordinat (x,y). Nilai x diperoleh dari selisih faktor internal yaitu kekuatan dikurang kelemahan dan nilai y diperoleh dari selisih faktor eksternal yaitu peluang dikurang ancaman. Posisi titik koordinatnya dapat dilihat sebagai barikut:

Y (+)

Kuadran III 95,24 Kudaran I Strategi Turn Around Strategi Agresif

X (-) 81,54 X (+)

Kuadran IV Kuadran II Strategi Defensif Strategi

Diversifikasi Y (-)

Faktor Internal Faktor Eksternal


(65)

Setelah mengetahui hasil pada gambar di atas, maka perlu dilakukan analisis dengan menyusun faktor-faktor strategis dalam matriks SWOT. Matriks ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yaitu Strategi SO (Strenghts-Opportunities), Strategi ST (Strenghts-Threats), Strategi WO (Weakness-Opportunities), dan Strategi WT (Weakness-Threats).

Tabel 19. Matriks SWOT

INTERNAL

EKSTERNAL

STRENGHTS (S) 1. Penggunaan modal usaha pada industri cincau hitam (S1) 2. Harga jual cincau hitam per loyang (S2) 3. Kualitas produk yang dihasilkan industri cincau hitam (S3) 4. Jumlah produksi cincau hitam per hari (S4)

5. Jumlah tenaga kerja pada industri cincau hitam (S5)

WEAKNESS

1. Variasi produk yang dihasilkan industri cincau hitam (W1)

2. Teknologi dalam proses produksi cincau hitam (W2)

3. Promosi/sistem penjualan produk cincau hitam (W3)

OPPORTUNITIES (O) 1. Ketersedian bahan baku pada industri cincau hitam (O1)

2. Pangsa pasar produk cincau hitam (O2)

STRATEGI SO

1. Menghasilkan variasi produk (S1, S5, O1,) 2 Meningkatkan modal usaha pada industri cincau (S1, S2,S4,O2)

3. Meningkatkan jumlah produksi(S1, S2, S3,O1 O2)

STRATEGI WO

1. Meningkatkan kualitas produk (W1, O1. O2) 2. Mengadopsi teknologi dalam proses produksi (W1, W2, O1, O2) 3. Menjalin kerjasama yang baik dengan distributor (W3, O2)

THREATS (T) 1. Perusahaan pesain industri cincau hitam (T1)

2. Pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap industri cincau hitam (T2)

STRATEGI ST

1.Memberikan pelatihan bagi tenaga kerja (S1,S5, T1,T2)

2.Memperluas jaringan distributor produk (S2, S3 S4, T1)

STRATEGI WT 1.Melakukan promosi produk ke industri makanan dan minuman (W1, W3, T1)

2.Mempertahankan pelanggan (W3, T1)


(66)

Keempat berbagai kemungkinan strategi di atas tidak digunakan seluruhnya dalam pemasaran cincau hitam di daerah penelitian, melainkan disesuaikan dengan posisi yang telah diketahui dalam matrik posisi SWOT. Di daerah penelitian, posisi perusahaan industri cincau hitam dalam pemasaran cincau hitam berada pada pada kuadran I, sehingga strategi yang tepat digunakan dalam posisi tersebut adalah strategi agresif.

Strategi agresif merupakan strategi yang fokus pada strategi SO ( Strenghts-Opportunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Sehingga strategi-strategi yang tepat digunakan perusahaan industri dalam pemasaran cincau hitam di daerah penelitian adalah:

1. Menghasilkan variasi produk (S1,S5,O1,)

Saat ini variasi produk industri cincau hitam di daerah penelitian hanya menghasilkan sebatas produk cincau hitam tanpa olahan. Untuk mengembangkan usaha tersebut dengan menggunakan modal, tenaga kerja, dan bahan baku maka industri tersebut dapat menghasilkan variasi produk seperti minuman jelly drink/cincau dalam bentuk kemasan.

2. Meningkatkan modal usaha (S1,S2,S4,O2)

Modal merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan suatu usaha. Dengan modal yang ada pengusaha industri cincau hitam dapat membeli alat dan teknologi untuk mengembangkan produknya serta menambah tenaga kerja yang terampil untuk memproduksi cincau hitam


(67)

3. Meningkatkan jumlah produksi (S1,S2,S3,O1,O2)

Saat ini hasil produksi industri cincau hitam di daerah penelitian rata- rata adalah 402 loyang per hari. Untuk mengembangkan usaha tersebut yaitu dengan memanfaatkan modal serta ketersediaan bahan baku, perusahaan industri cincau hitam dapat meningkatkan produksi hinga 1-3 ton/hari.


(1)

Lampiran 3. Karakteristik Sampel Industri Cincau Hitam di Kota Medan Sampel Nama

Industri

Modal Usaha (Rp) Harga Bahan Baku (Rp/kg)

Jumlah Produksi (loyang/hari)

Harga Penjualan

(Rp)

Jumlah Tenaga Kerja

Upah Tenaga Kerja (Rp/bulan)

1 IRT 1 55.000.000 Rp 10.000 150 2.500 2 900.000

2 IRT 2 50.000.000 Rp 9.500 160 2.500 2 1.200.000

3 IK.SM 60.000.000 Rp 10.000 600 2.500 4 1.200.000

4 IK.KS 100.000.000 Rp 9.000 600 2.000 3 1.200.000


(2)

Lampiran 4. Parameter Penilaian Faktor Internal Pemasaran Industri Cincau Hitam di Kota Medan

Sampel

Faktor Internal

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)

A B C D E F G H

1 3 4 2 3 2 1 2 1

2 3 3 3 3 2 1 2 2

3 3 4 2 3 2 1 2 1

4 3 4 3 3 2 1 2 1

5 4 3 3 3 2 1 2 1

Total 16 18 13 15 10 5 10 6

Rataan 3 4 3 3 2 1 2 1

Keterangan:

1. Sampel 1 − 5 adalah pengusaha industri cincau hitam 2. Faktor Internal:

a. Kekuatan

A = Penggunaan modal usaha pada industri cincau hitam B = Harga jual produk cincau hitam per loyang

C = Jumlah produksi cincau hitam per hari

D = Kualitas produk yang dihasilkan indsutri cincau hitam E = Jumlah tenaga kerja pada industri cincau hitam

b. Kelemahan

F = Variasi produk yang dihasilkan industri cincau hitam G = Teknologi yang digunakan pada indsutri cincau hitam H = Promosi/sistem penjualan produk cincau hitam


(3)

Lampiran 5. Parameter Penilaian Faktor Eksternal Pemasaran Industri Cincau Hitam di Kota Medan

Sampel Faktor Eksternal

Opportunity (Peluang) Threaths (Ancaman)

A B C D

1 4 3 2 1

2 4 3 2 1

3 3 2 2 1

4 4 3 2 1

5 3 3 2 1

Total 18 14 10 5

Rataan 4 3 2 1

Keterangan:

1. Sampel 1 − 5 adalah pengusaha industri cincau hitam

2. Faktor Eksternal

a. Peluang

A = Ketersedian bahan baku pada industri cincau hitam

B = Pangsa pasar produk cincau hitam

b. Ancaman

C = Perusahaan pesaing industri cincau hitam


(4)

Lampiran 6. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Internal (IFAS)

Faktor-Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skor Strength (Kekuatan)

1. Penggunaan modal usaha pada industri cincau hitam

2. Harga jual cincau hitam per loyang 3.Kualitas produk yang dihasilkan industri cincau hitam

4. Jumlah produksi cincau hitam per hari

5. Jumlah tenaga kerja pada industri cincauHitam

Weakness (Kelemahan)

1. Variasi produk yang dihasilkan Industri cincau hitam

2. Teknologi yang digunakan industri cincau hitam

3. Promosi/sistem penjualan produk cincau hitam

3

4 3

3

2

1

2

1

10

13,33 10

10

6,67

12,5

25

12,5

30

53,2 30

30

13,34

12,5

50

12,5


(5)

Lampiran 7. Matriks Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Faktor-Faktor Strategi Eksternal Rating Bobot Skor Opportunity (Peluang)

1. Ketersedian bahan baku pada industri cincau hitam

2. Pangsa pasar produk cincau hitam

Threaths (Ancaman)

1. Perusahaan pesain industri cincau hitam

2. Pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap industri cincau hitam

TOTAL

4

3

2

1

10

28,57

21,43

33,33

16,67

100

114,28

64,29

66,66

16,67


(6)

Lampiran 8. Penggabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan Eksternal Pemasaran Cincau Hitam

Faktor – Faktor Strategis Rating Bobot Skor Faktor Strategis Internal

Strength (Kekuatan)

1. Penggunaan modal usaha pada industri cincau hitam

2. Harga jual cincau hitam per loyang 3.Kualitas produk yang dihasilkan industri cincau hitam

4. Jumlah produksi cincau hitam per hari

5. Jumlah tenaga kerja pada industri Cincau Hitam

Total Skor Kekuatan

3 4 3 3 2 15 10 13,33 10 10 6,67 50 30 53,2 30 30 13,34 156,54 Weakness (Kelemahan)

1. Variasi produk yang dihasilkan industri

cincau hitam

2. Teknologi dalam proses produksi cincau hitam

3. Promosi/sistem penjualan produk cincau hitam 1 2 1 12,5 25 12,5 12,5 50 12,5

Total Skor Kelemahan 4 50 75

Selisih (Kekuatan – Kelemahan) 81,54

Faktor Strategis Eksternal Opportunity (Peluang)

1. Ketersedian bahan baku pada industri cincau hitam

2. Pangsa pasar produk cincau hitam

4 3 28,57 21,43 114,28 64,29

Total Skor Peluang 7 50 178,57

Threaths (Ancaman)

1. Perusahaan pesain industri cincau hitam

2. Pengaruh pergantian musim/cuaca terhadap industri cincau hitam

2 1 33,33 16,67 66,66 16,67

Total Skor Ancaman 3 50 83,33


Dokumen yang terkait

Pengembangan Produk Minuman Cincau Hitam (Mesona palustris) Dalam Kemasan Cup Polipropilen di PT Fits Mandiri Bogor

5 27 91

Karakteristik Pemanasan Pada Proses Pengalengan Gel Cincau Hitam (Mesona palustris)

12 66 160

Karakteristik rheologi gel cincau hitam (Mesona palustris BL)

7 49 101

FORMULASI PRODUK MINUMAN HERBAL BERBASIS CINCAU HITAM (MESONA PALUSTRIS), JAHE (ZINGIBER OFFICINALE), DAN KAYU MANIS (CINNAMOMUM BURMANNI) Herbal Product Formulation Based Black Grass Jelly (Mesona Palustris), Ginger (Zingiber Officinale), and Cinnamon (C

0 0 13

JURNAL REVIEW: POTENSI CINCAU HITAM (Mesona palustris Bl.), DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) SEBAGAI BAHAN BAKU MINUMAN HERBAL FUNGSIONAL Black Cincau (Mesona palustris Bl.), Pandanus Leaves (Pandanus amaryllifol

0 6 9

FAKTOR PENGARUH EKSTRAKSI CINCAU HITAM (Mesona palustris BL) SKALA PILOT PLANT: KAJIAN PUSTAKA Influence Factor of Black Cincau (Mesona palustris BL) Extraction in Pilot Plant Scale: A Review

1 1 8

LIANGTEH BERBASIS CINCAU HITAM (Mesona palustris Bl), PANDAN (Pandanus amaryllifolius), DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale) : KAJIAN PUSTAKA Herbal Tea Based Black Cincau (Mesona palustris Bl), Pandanus (Pandanus amaryllifolius) and Red Ginger (Zingiber

0 2 6

POTENSI CINCAU HITAM (Mesona palustris Bl.) SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL UNTUK KESEHATAN: KAJIAN PUSTAKA Healthy Potential of Black Grass Jelly (Mesona palustris Bl.) As Functional Foods: A Review

0 0 5

Strategi Pemasaran Cincau Hitam(Mesona Palustris ) Di Kota Medan

0 0 11

KARYA TULIS ILMIAH PEMERIKSAAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA MINUMAN CINCAU HITAM (Mesona palustris) YANG DIJUAL DI WILAYAH KECAMATAN KENJERAN SURABAYA

0 0 15