Kualitas Hidup Pasien PGK

tahun tetapi untuk menilai kejadian gejala osteodistrofi renal. Pakpour 2010 juga cenderung membagi dua pasien yang menjalani hemodialisis dengan batas rentang waktu 5 tahun. Dari 250 orang penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, terdapat 165 orang 66 yang telah menjalani hemodialisis 5 tahun dan terdapat 85 orang 34 yang telah menjalani hemodialisis ≤5 tahun. Hal ini menunjukkan perbedaan proporsi variabel yang terlalu lebar. Semakin lamanya pasien menjalani hemodialisis menunjukkan bahwa hemodialisis yang dijalani pasien tersebut menunjukkan kemampuan pasien untuk bertahan hidup lebih lama pada stadium penyakit ginjal terminal end stage renal disease tersebut, namun sangat perlu dibahas bagaimana analisa nilai dari kualitas hidupnya, yang akan dibahas dalam pembahasa tabulasi silang penelitian ini. Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa proporsi antara kedua variabel lebih sama pada batas waktu hemodialisis 8 bulan, sama halnya dengan penelitian ini. Disamping itu nilai pada kualitas hidup pasien juga sudah terlihat ada perubahan pada rentang waktu tersebut, sehingga hasil diharapkan lebih bermakna nantinya. Meskipun proporsi variabel hampir sama dan telah menunjukkan adanya perbaikan kualitas hidup dalam watu 8 bulan, perlu dilakukan penelitian lain secara cohort guna mengurangi bias antar variabel tersebut.

5.2.3. Kualitas Hidup Pasien PGK

Kualitas hidup merupakan salah satu cara penilaian perjalanan suatu penyakit, termasuk adekuasi hemodialisis pada penderita penyakit ginjal kronik. Pada penelitian ini terlihat pada Tabel 5.6. sampai Tabel 5.9.. Dari keempat domain dari WHO-QOL BREF yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan dengan sasaran kualitas hidup baik, cukup, atau kurang. Hasil analisis statistik menunjukkan hasil “cukup” pada semua. Sasaran terbaik tampak pada domain hubungan sosial yang memiliki rerata skor tertinggi, yaitu 70,06±11,218, diikuti domain lingkungan sebesar 67,59±19,377, Universitas Sumatera Utara kemudian domain kesehatan fisik yang memiliki rerata skor 66,04±12,161, dan yang terakhir adalah domain kesehatan psikologis yang memiliki rerata skor 64,28±11,368. Pada penelitian lain oleh Sathvik 2008 di India yang menggunakan kuesioner yang sama untuk penilaian kualitas hidup pasien. Hasil dari penelitian tersebiut menunjukan skor tertinggi untuk penilaian kualitas hidup adalah untuk domain lingkungan yaitu 60,59±11,73, diikuti hubungan sosial yaitu 53,93±16,91, kemudian kesehatan psikologis yaitu 40,92±18,66. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kualitas hidup di RSUP H. Adam Malik terlihat sedikit lebih tinggi dibanding penelitian di India ini. Pada keempat domain terlihat bahwa nilai tertinggi bukan pada domain hubungan sosial, melainkan domain lingkungan. Tetapi tetap saja domain lingkungan menduduki nilai tertinggi kedua dan kesehatan fisik dan psikologis juga menjadi dua nilai rerata terakhir, sama dengan penelitian ini. Sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan gambaran kualitas hidup pasien PGK yang menjalani hemodialisis yang menjalani HD di RSUP H. Adam Malik Tahun 2007 tergolong dalam kriteria “buruk”, yaitu dengan rerata skor tingkat kesehatan secara umum KDQOL-SF bernilai 56,46±11,19 Prasetya, 2010. Peningkatan hubungan dan dukungan sosial bisa menyebabkan peningkatan kualitas hidup pasien Saban, 2010. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan derajat kualitas hidup dibandingkan tahun sebelumnya. Kekurangannya adalah kuesioner yang digunakan tidak sama dan tingkat subjektivitas pasien masih berlaku pada kedua jenis kuesioner. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk penilaian kualitas hidup yang lebih objektif.

5.2.4. Lamanya Hemodialisis dan Kualitas Hidup Pasien PGK