pagar dengan katalis CaO, diperoleh yield reaksi besar disamping itu katalis padat ini juga lebih mudah dipisahkan Liu, H. 2007.
Tobing, M 2009 berhasil melakukan transesterifikasi terhadap minyak jarak merah Rincinus Communis dengan katalis CaO dan MgO menghasilkan metil ester
asam lemak. Bangun, N juga telah berhasil mengubah minyak kelapa sawit menjadi metil ester menggunakan katalis NaOH dan KOH. Selain memiliki tingkat korosif
yang tinggi, katalis ini juga tidak dapat digunakan kembali sehingga katalis dibuang
dalam bentuk larutan Bangun, N. 2009. Siboro, J 2010 berhasil melakukan transesterifikasi minyak kacang tanah dengan katalis CaO dengan yield 73,42 .
Penggunaan katalis basa dalam reaksi transesterifikasi akan mempercepat reaksi 4000 x dibanding katalis asam, sehingga transesterifikasi dengan katalis basa
seperti yang telah dimanfaatkan sebelumnya dilakukan dengan waktu reaksi yang lebih singkat. Namun dengan katalis basa akan lebih banyak sabun yang terbentuk
pada saat reaksi berlangsung Srivastava,R. 1999.
2.3.2. Reaksi Transesterifikasi dengan Katalis Asam
Penggunaan katalis asam dalam reaksi transesterifikasi sudah berhasil dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, pada umumnya katalis yang digunakan
yaitu katalis asam homogen. Seperti yang dilakukan oleh Rachmaniah, O 1999 telah meneliti studi kinetika transesterifikasi minyak mentah dedak dengan katalis HCl
menghasilkan biodiesel dengan yield reaksi 25– 50 . Sedangkan Guan telah meneliti transesterifikasi minyak jarak dengan katalis H
2
SO
4
, asam benzen sulfonat, dan asan p- toluene sulfonat. Pada akhir reaksi diperoleh kesimpulan yield reaksi dengan asam
p- toluene sulfonat asam benzensulfonat H
2
SO
4
Guan,G. 2009
Namun peneliti selanjutnya lebih tertarik untuk menggunakan katalis heterogen-homogen seperti yang dilakukan Yuliskan, F. 2006 berhasil melakukan
transesterifikasi dengan menggunakan katalis campuran Fe
2
SO
4 3
. x H
2
O H
2
SO
4
dengan perbandingan 1:1 mengubah minyak goreng bekas menjadi biodiesel. Dengan sifat keasaman katalis yang lebih kecil.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan katalis asam homogen seperti asam sulfat dan asam sulfonat pada reaksi transesterifikasi umumnya memerlukan waktu reaksi yang lebih lama
karena dilakukan pada suhu rendah. Katalis ini juga cenderung lebih sulit dipisahakan diperoleh kembali karena katalis ini dapat mengkontaminasi gliserol yang
merupakan hasil samping reaksi, sehingga tingkat kemurnian metil ester yang diperoleh akan lebih rendah.
Untuk meningkatkan kualitas katalis yang bersifat asam maka telah dilakukan berbagai sintesa seperti pada bahan polimer, diharapkan dengan rantai karbon yang
lebih panjang akan dapat meningkatkan aktivitas katalis. Adanya katalis heterogen yang bersifat asam seperti diatas, membuat reaksi transesterifikasi dengan katalis
asam lebih menguntungkan, dimana bahan baku minyak lemak yang sifat keasamannya tinggi diatas 1 dapat didaya-gunakan untuk menghasilkan sesuatu
yang lebih bermanfaat.
2.3.3. Reaksi Transesterifikasi Tanpa Katalis