2.4. Polistirena
Polistirena pertama kali dibuat oleh Eduard Simon tahun 1938. Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena, hidrokarbon cair yang dibuat secara
komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat, tidak mudah patah dan tidak beracun serta dapat mencair pada
suhu yang lebih tinggi.
Pada awalnya polistirena dimanfaatkan sebagai reagent dan substrat, namun setelah dimodifikasi dapat dipakai sebagai katalis, ataupun bahan penyerap.
Polistirena banyak digunakan untuk tombol knop, gelas minuman, botol, dan lain- lain. Polistirena dapat digunakan pada suhu 100
o
C, bersifat tahan asam, basa, dan zat pengkarat korosif tetapi mudah larut dalam hidrokarbon aromatik dan klorin seperti
benzena, karbon tetra klorida, piridin, keton, toluene dan sebagainya Odian, G. 1988. Siat-sifat fisik dari polistirena dapat dilihat seperti pada Tabel 2.1 dibawah ini :
Tabel 2.1 Sifat-Sifat Fisik Polistirena
Sifat Fisis Ukuran
Densitas 1050 kgm³
Densitas EPS 25 - 200 kgm³
Spesifik Gravitasi 1,05
Konduktivitas Listrik s 10
-16
Sm Konduktivitas Panas k
0.08 Wm·K Kekuatan Tarik s
t
46–60 Mpa Perpanjangan
3–4 Temperatur Transisi gelas Tg
95 °C Steven, M. 2001
Polistirena adalah molekul yang memiliki berat molekul besar, terbentuk dari monomer stirena. Polistirena merupakan polimer hidrokarbon parafin yang terbentuk
dengan cara reaksi polimerisasi, dimana reaksi pembentukan polistirena adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Struktur Stirena dan Polistirena
2.5. Reaksi Sulfonasi
Sulfonasi adalah suatu reaksi untuk memodifikasi bahan polimer yang memiliki cincin aromatik sebagai rantai utamanya. Sulfonasi termasuk ke dalaam
reaksi elektrofilik. Sulfonasi dari polimer aromatis bisa menjadi sangat kompleks karena reversibilitasnya. Senyawa seperti H
2
SO
4
dan SO
3
adalah bahan pensulfonasi yang paling umum digunakan untuk berbagai polimer aromatik termasuk polistirena.
Sulfonasi polimer adalah salah satu metode untuk membuat fungsionalisasi membran dengan sifat hidrofilik yang diinginkan untuk berbagai aplikasi seperti penukar ion,
nanofiltrasi, mikrofiltrasi dan membran osmosis Pinto, B.P. 2006
Sulfonasi terhadap senyawa aromatis seperti benzen bersifat mudah balik dan menunjukkan efek isotop kinetik yang sedang dimana ion benzenonium sebagai zat
antara dalam sulfonasi dapat kembali ke benzena atau langsung menjadi asam benzenasulfonat dengan hampir sama mudahnya. Gugus asam sulfonat mudah
digantikan oleh aneka ragam gugus lain. Dalam sulfonasi tersebut, asam aril sulfonat merupakan zat antara yang bermanfaat dalam sintesis untuk menghasilkan senyawa
tertentu. Fessenden, R. J dan J.S Fessenden. 1986.
2.6. Sintesis Polistirena Sulfonat