BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Permintaan Telur Ayam Ras
Dari hasil penelitian terhadap 30 sampel yang dilakukan di 3 pasar yang ada di Kota Binjai yaitu Pasar Rambung di Kecamatan Binjai Selatan, Pusat Pasar Tavip
di Kecamatan Binjai Kota, Pasar Pagi di Kecamatan Binjai Utara dapat dilihat faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam ras di Kota Binjai.
Menurut hasil estimasi dengan menggunakan analisis regresi linier berganda variabel – variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah :
1. Harga telur ayam ras 2. Pendapatan rata-ratakeluargabulan
3. Jumlah tanggungan dan 4. Harga komoditi lain barang subtitusi yaitu telur itik.
Dari hasil analisis didapat nilai R square adalah 0,719 lampiran 7 yang berarti bahwa keempat variabel bebas yaitu harga telur ayam ras, pendapatan rata-rata
keluargabulan, jumlah tanggungan dan harga komoditi lain mampu menjelaskan varians permintaan sebesar 71,9 dan sisanya 28,1 dijelaskan oleh faktor lain.
Analisis regresi linier berganda dilakukan terhadap semua variabel independen dengan tingkat signifikansi 10. Dan dapat dilihat pada Tabel 14 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 14. Koefisien Permintaan Telur Ayam Ras
Sumber : Hasil olahan lampiran 2 Dari tabel 14 diatas diperoleh persamaan perhitungan sebagai berikut :
Y = 169,853 – 0,155 + 0,000006
+ 2,998 - 0,019
Nilai 169,853 adalah titik potong garis regresi tersebut dengan sumbu tegak Y. Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variabel harga memiliki
nilai probabilitas sebesar 0,001 0,1. Dengan demikian secara parsial variabel harga telur ayam ras berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan telur
ayam ras. Dengan koefisien regresi yang bernilai negatif sebesar – 0, 155 menunjukkan bahwa semakin mahal harga telur ayam ras maka permintaan
konsumen untuk membeli telur ayam ras semakin menurun. Hal ini sesuai dengan teori dimana menurut Nopirin, 1994 dalam hukum
permintaan dikatakan bahwa apabila harga suatu barang turun maka permintaan konsumen akan barang itu meningkat dan sebaliknya, apabila harga suatu barang
naik maka permintaan konsumen akan barang itu menurun dan apabila semua faktor – faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak
Model Koefisien
Regresi Std. Error
Koefisien Korelasi
Sig 1 Constant
169,853 65,875
2,578 ,016
Harga -,155
,040 -,498
-3,901 ,001
Pendapatan 6,071E-06
,000 ,473
4,024 ,000
Jumlah Tanggungan
2,998 1,313
,297 2,284
,031 Harga Komoditi
lain -,019
,043 -,051
-,432 ,670
Universitas Sumatera Utara
berubah atau cateris paribus. Artinya jumlah yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dan dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta
berhubungan negatif negatively related dengan harga. Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variabel pendapatan
memiliki nilai probabilitas sebesar 0,000 0,1. Dengan demikian secara parsial variabel pendapatan berpengaruh signifikan terhadap permintaan telur ayam ras
di Kota Binjai. Dengan koefiisien regresi yang bernilai positif sebesar 0,000006071 menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan maka semakin
besar permintaan telur ayam ras. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi pendapatan konsumen maka akan
semakin tinggi pula peluang konsumen untuk mengkonsumsi telur ayam ras. Dengan bertambahnya tingkat konsumsi konsumen terhadap telur ayam ras
maka permintaan terhadap telur ayam ras juga bertambah. Menurut Setiadi 2003 pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli
masyarakat. Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti
bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula
terhadap sebagian besar barang. Menurut Rasyaf 1991 kemajuan pembangunan sejak Pelita I hingga kini
menyebabkan kenaikan penghasilan masyarakat, tercatat tinggal 30 saja penduduk yang berada di bawah “garis kemiskinan”. Kenaikan pendapatan rumah
tangga itu menyebabkan banyak rumah tangga yang biasa memasukkan telur
Universitas Sumatera Utara
sebagai menu harian mereka. Semua ini jelas akan menyebabkan permintaan bergeser atau berubah dari posisinya semula. Pada harga tetap Ceteris paribus
jumlah yang diminta menjadi lebih banyak dari semula. Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variabel jumlah
tanggungan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,031 0,1. Dengan demikian secara parsial variabel jumlah tanggungan berpengaruh secara signifikan terhadap
permintaan telur ayam ras. Dengan koefisien regresi sebesar 2,988 menunjukkan semakin besar jumlah tanggungan maka semakin banyak permintaan konsumen
akan telur ayam ras. Menurut Rasyaf 1991 jumlah penduduk akan mempengaruhi permintaan
pangan. Penduduk Indonesia pada bulan September 1990 berjumlah lebih dari 179 juta jiwa, ini jelas sangat potensial, untuk menghasilkan permintaan akan telur.
Kemajuan pembangunan umumnya dan pendidikan khususnya membuat masyarakat sadar akan pentingnya gizi yang baik, dan gizi yang baik ini diperoleh
dari bahan makanan sumber hewani, di antaranya adalah telur. Ditopang dengan penghasilan yang meningkat maka permintaan akan berubah dengan
bertambahnya penduduk. Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variabel harga komoditi
lain yaitu telur itik memiliki nilai probabilitas sebesar 0,670 0,1. Dengan demikian secara parsial variabel harga komoditi lain tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap permintaan telur ayam ras. Dengan koefisien regresi yang bernilai negatif, hal ini berarti semakin tinggi harga telur ayam ras maka
Universitas Sumatera Utara
permintaan konsumen terhadap telur itik semakin menurun dan masyarakat akan tetap memilih membeli telur ayam ras.
Dalam teorinya Rasyaf 1991 menyatakan antara telur ayam ras dengan telur itik ada tingkat substitusinya, bila telur ayam ras naik, konsumen akan beralih ke telur
itik yang mirip dengan gizi yang sama. Tetapi kenyataan dilapangan, masyarakat kota Binjai tetap memilih mengkonsumsi telur ayam ras dan perubahan harga telur
itik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan telur ayam ras karena cita rasa dan kesukaan masyarakat terhadap telur ayam ras.
5.2. Penawaran Telur Ayam Ras