Pelaksanaan Tata Kerja Dalam Mempengaruhi Kinerja Pegawai

akuntansi terhadap pelayanan yang diberikan oleh pegawai. Sebagian besar mengatakan pelayanannya sudah relatif baik, dimana pegawai telah bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai ukuran yang telah ditentukan. Misalnya dalam hal pembuatan transkrip nilai pegawai mampu menyelesaikannya dalam waktu 3 hari sesuai dengan prosedurnya. Sebagian kecilnya lagi masih mengeluhkan pelayanan yang tidak sesuai keinginan. Hal ini disebabkan beberapa fasilitas kerja yang diperlukan seperti mesin printer di bagian akuntansi keadaannya kurang memadai, sehingga mengakibatkan keterlambatan penyelesaian kerja, akibatnya beberapa mahasiswa tidak mendapatkan pelayanan yang optimal.

D. Pelaksanaan Tata Kerja Dalam Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Tata kerja mempunyai prinsip lancar, berjalan lurus tidak maju mundursimpang siur dan mudah pengawasannya, sehingga memberikan hasil kerja yang memuaskan bagi perorangan serta menjamin pencapaian tujuan dilihat dari segi mutu dan jumlah serta. Ditinjau dari segi perluasan pekerjaan, seorang pegawai berperan penting dalam tanggung jawab pekerjaannya, pengambilan keputusan, sesuai dengan wewenang yang diberikan. Untuk memperlancar kegiatan tata kerja, ketua juga harus memperhatikan langkah – langkah dalam penyelesaian permasalahan instansi. Dari pengamatan penulis selama melaksanakan magang, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dalam memperlancar kinerja pegawai dipengaruhi oleh fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia serta ruangan pekerjaan yang membantu siklus kerja Departemen Akuntansi. Selain itu Universitas Sumatera Utara sasaran yang mempengaruhi kinerja pegawai Departemen Akuntansi dengan adanya peningkatan hasil kerja baik dari segi jumlah ataupun mutu, peningkatan motivasi pegawai, kesetiaan dan ketertarikan pada pekerjaannya dan rasa puas terhadap karyanya, serta mengurangi rasa malas dan keluh kesah. Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai serta memperhatikan perluasan pegawai Departemen Akuntansi, maka segala kegiatan yang berlangsung di Departemen Akuntansi yang mencakup tata kerja akan memudahkan pimpinan dalam melakukan pengendalian dan pembinaan jalannya instansi yang diinginkan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengukur tingkat kinerja pegawai menurut Fuad Gani 2008 : 122 adalah dengan cara : 1. Menentukan standar ukuran baku yang akan menjadi patokan. Dalam hal ini standarnya adalah penyelesaian tugas secara efektif dan efisien. Departemen menentukan standart waktu untuk menyelesaikan pengetikan satu buah surat umum atau surat undangan adalah 10 menit. Dari pengamatan selama penulis magang di bagian Akuntansi, para pegawainya mampu menyelesaikan pengetikan surat sesuai standart waktu yang telah ditentukan, yaitu 10 menit untuk menyelesaikan satu buah surat umum dan surat undangan. Begitu pula dalam hal menemukan arsip, standart waktunya adalah 5 menit untuk satu buah arsip dan pegawai juga bisa menemukannya secara tepat waktu.Untuk mengarsip surat masuk dan surat keluar standart waktunya adalah 2 menit untuk satu buah surat dan pegawai sudah mengerjakannya sesuai standart yaitu 2 menit atau Universitas Sumatera Utara kadangkala bisa kurang dari 2 menit. Ini berarti pegawai telah melaksanakan tugasnya sesuai standart waktu yang ditentukan. 2. Mengukur menilai kegiatan – kegiatan yang sedang dijalankan atau hasil kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin dalam hal ini adalah ketua departemen dan ketua program studi S-1 Akuntansi. Dari temuan di lapangan dan berdasarkan pengamatan selama penulis magang di bagian Akuntansi, ternyata ada beberapa keluhan yang dialami mahasiswa dalam urusan penyelesaian transkip nilai. Keterlambatan penyelesaian transkip ini lebih sering dikarenakan oleh sarana penunjang kerja dalam kondisi kurang baik. Untuk menyelesaiakan transkip standart waktu yang telah ditentukan adalah 3 hari, mulai dari pengetikan, meminta pengesahan kepada PD I, KETUA DEPARTEMEN dan yang terakhir adalah DEKAN. Apabila sarana penunjang kerja seperti mesin printer pada saat itu dalam kondisi kurang baik dan ditambah lagi atasan – atasan yang berwenang untuk mengesahkan transkrip tersebut tidak sedang berada di tempat, maka hal itu yang mengakibatkan tidak efektif dan efisienya pekerjaan pegawai. Tetapi keluhan ini hanya dialami oleh sebagian kecil mahasiswa saja, untuk keseluruhan kinerjanya sudah baik. Karena biasanya pegawai bisa menyelesaikan pembuatan transkip dan meminta pengesahannya kepada atasan yang berwenang dalam waktu 3 hari saja. Adapun bentuk - bentuk pelayanan mahasiswa yang ada di bagian Akuntansi adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara • Pembuatan transkrip nilai mahasiswa sampai hal pengesahannya, standart waktunya 3 hari. • Pendaftaran seminar proposal dan sidang, standart waktunya 1 hari • Memberikan KRS dan KHS mahasiswa, standart waktunya 1 menit untuk satu mahasiswa. • Menemukan arsip mahasiswa, standart waktunya 5 menit Secara keseluruhan pegawai mampu menyelesaikan pekerjaannya sesuai standart waktu yang ditetapkan. Hanya dalam beberapa hal saja pekerjaan mereka menjadi tidak efektif dan efisien, tetapi hal itu relatif kecil saja karena kinerja mereka semuanya telah sesuai standart. 3. Membetulkan penyimpangan perbedaan yang terjadi agar semua kegiatan hasilnya sesuai yang telah ditentukan. Dari pengamatan selama penulis magang di bagian S-1 Akuntansi penyimpangan yang terjadi bukan dikarenakan kinerja pegawai yang tidak baik, melainkan karena sarana penunjang kerjanya pada saat itu kondisinya kurang baik. Sehingga mengakibatkan penyimpangan waktu yang sebenarnya telah ditentukan standartnya menjadi tidak sesuai target yang diharapkan. Untuk mengontrol semua kegiatan dan kinerja pegawai S-1 Akuntansi, supervisi atau pemimpin memperolehnya dari berbagai sumber, baik sumber tercetak maupun elektronik, serta sumber – sumber dari informan. Informasi tentang kinerja pegawai diperoleh dengan metode tertentu. Misalnya, informasi yang dapat diukur dan terlihat bisa diperoleh dari sumber tercetak, sedangkan Universitas Sumatera Utara informasi yang implisit bisa diperoleh dari wawancara dan pengamatan langsung atau survei. Sumber atau metode pengontrolan adalah sebagai berikut : 1. Laporan pelaksanaan kegiatan, secara lisan tertulis, berkala sewaktu– waktu atas permintaan. 2. Buku catatan tugas hasil kerja, jadwal kegiatan , laporan kemajuan pekerjaan. 3. Survei atau inspeksi setempat di mana kegiatan – kegiatan dilakukan. 4. Wawancara dengan pelaksana – pelaksana tugas yang bersangkutan. Dalam kegiatan mengontrol tersebut, penyelia atau pemimpin sebaiknya bersikap lebih sensitif, baik terhadap sumber tertulis maupun terhadap informasi. Bila penyelia menggunakan metode wawancara, ia harus berhati–hati dengan ucapan–ucapan individu, sebab seseorang seringkali berkata ‘a’, tetapi perilakunya ‘b’. Pengontrolan perlu dilakukan secara reguler dan konsisten, untuk mengingatkan setiap pegawai bahwa mereka harus tetap menjaga kinerja mereka untuk mencapai tujuan bersama.

E. Hambatan - Hambatan Pelaksanaan Tata Kerja