Kinerja Departemen Akuntansi Penyusunan Tata Kerja

4. Menstempel skripsi mahasiswa yang telah di tandatangani oleh Ketua Departemen Akuntansi 5. Menstempel persetujuan seminar proposal mahasiswa 6. Menstempel skripsi mahasiswa yang akan di uji di perbanyak 7. Memasukkan nilai ujian semester mahasiswa ke kartu evaluasi belajar 8. Mengetik daftar alumni Departemen Akuntansi 9. Menstempel KRS KHS mahasiswa 10. Mengerjakan Dikti untuk Departemen Akuntansi 11. Membuat transkrip sementara mahasiswa yang akan ujian komprehensif 12. Mengetik transkrip asli dan SKTL mahasiswa yang telah selesai tamat.

D. Kinerja Departemen Akuntansi

Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara 2005 : 9 “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.” Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson 2001 : 82 “adalah kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, hubungan mereka dengan organisasi.” Setiap Perguruan Tinggi Negeri mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan Perguruan Tinggi Negeri, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya pada bagian Departemen Akuntansi terus berupaya Universitas Sumatera Utara agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Untuk mendorong tercapainya hasil yang optimal diperlukan kinerja yang profesional. Kinerja usaha yang dijalankan instansi saat ini adalah menyelengarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap mahasiswa, melakukan berbagai penelitian ilmiah khususnya bidang ekonomi yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar dan diskusi. Departemen juga melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas. Universitas Sumatera Utara

BAB III PEMBAHASAN

A. Penyusunan Tata Kerja

1. Pengertian Tata Kerja

Menurut Sedarmayanti, 2001 : 134 “tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin atas sesuatu tugas dengan mengingat segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga kerja, waktu, ruang dan biaya yang tersedia.” Fuad Gani 2008 : 220 mengemukakan pengertian “prosedur kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain sehingga menunjukkan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas.” Kata Efisien berasal dari bahasa latin efficere yang berarti menghasilkan, mengadakan, atau menjadikan. Efisiensi dapat dirumuskan menurut suatu pengertian tertentu yaitu memaksimumkan perbandingan antara hasil bersih yang nyata imbangan akibat - akibat yang dikehendaki terhadap yang tidak dikehendaki dengan pengorbanan yang diberikan. Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang maksimum dengan usaha tertentu yang diberikan. Atau apabila mencapai suatu tingkat hasil tertentu dengan usaha terkecilusaha minim yang digunakan. Miranda 2003 menyatakan bahwa “efisiensi adalah prediksi keluaran ouput pada biaya Universitas Sumatera Utara minimum, atau merupakan rasio antara kuantitas sumber yang digunakan dengan keluaran yang dikirim.” Gie 1997:26 menjelaskan bahwa “efisiensi adalah satu pengertian tentang perhubungan optimal antara pendapatan dan pengeluaran, bekerja keras dan hasil-hasilnya, modal dan keuntungan, biaya dan kenikmatan, yang ada kalanya juga disamakan dengan ketepatan atau dapat juga dirumuskan sebagai perbandingan terbaik antara pengeluaran dan penghasilan, antara suatu usaha kerja dengan hasilnya.” Jadi dengan adanya tata kerja menjadikan pelaksanaan fungsi manajemen dan kebijaksanaan pimpinan menjadi lebih terarah, lebih efisien, terkoordinir dan terkontrol dengan baik. Tata kerja harus disusun untuk memiliki sifat stabilitas dan fleksibilitas. Stabilitas maksudnya bahwa tata kerja itu harus mengandung unsur tetap sehingga menjamin kelancaran dan kemantapan kerja. Fleksibilitas artinya bahwa dalam pelaksanaannya tidak kaku tetapi harus luwes yaitu masih memungkinkan diadakannya saling pergantian tugas. Contohnya salah seorang tidak masuk atau kebetulan salah satu mesin macet, maka pekerjaan harus tetap dapat terlaksana dan diselesaikan. Suatu penyusunan tata kerja dilakukan secara updateness artinya bahwa tata kerja harus selalu mengikuti perkembangan up to date dan kemajuan zaman teknologi. Sistem terdiri dari subsistem yang berhubungan dengan prosedur yang membantu pencapaian tujuan. Pada saat prosedur diperlukan untuk melengkapi beberapa proses pekerjaan, maka metode berisi tentang aktivitas operasional atau teknis yang akan menjelaskannya. Universitas Sumatera Utara Menurut Zaenudin Achmad 2008 : 8 “bahwa organisasi sebagai sebuah sistem merupakan kesatuan, dimana bagian terkecil dari sistem metode atau prosedur maupun subsistem merupakan penjabaran dari system organisasi yang digunakan.”

2. Manfaat Tata Kerja

Seperti yang dikemukakan oleh Zaenudin Achmad 2007 : 62 manfaat yang dapat diperoleh dari tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja adalah : a. Tata Kerja sebagai suatu pola kerja yang merupakan penjabaran tujuan, sasaran, program kerja, fungsi-fungsi dan kebijaksanaan ke dalam kegiatankegiatan pelaksanaan yang nyata b. Melalui tata kerja yang dibuat dapat dilakukan standarisasi dan pengendalian kerja dengan tepat. c. Tata kerja bermanfaat baik bagi para pelaksana maupun semua pihak yang berkepentingan, untuk dijadikan sebagai pedoman kerja.

3. Prinsip - Prinsip Penyusunan Tata Kerja

Mengingat pentingnya tata kerja sebagaimana telah diuraikan, maka dalam teknik penyusunan dan penentuan tata kerja harus dipakai dalam setiap instansi hendaknya dapat dipenuhi prinsip-prinsip seperti yang dikemukakan oleh Moekijat 2001 : 121 yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Tata kerja harus disusun dengan memperhatikan segi-segi tujuan, fasilitas peralatan, material, biaya, dan waktu, yang tersedia serta segi luas, macam dan sifat dari tugas atau pekerjaan. b. Untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan tepat maka terlebih dahulu dipersiapkan penjelasan tentang tujuan pokok organisasi, skema organisasi berikut klasifikasi jabatan dan analisis jabatannya, unsur-unsur kegiatan di dalam organisasi dan lainnya. c. Hendaknya ditentukan satu pokok bidang tugas yang akan dibuat bagan prosedurnya. d. Perlu didaftar secara rinci tentang pekerjaan yang harus dilakukan berikut lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan bidang tugas termaksud. e. Dalam penetapan urutan tahap demi tahap dari rangkaian pekerjaan, maka antara tahap yang satu dengan tahap berikutnya harus terdapat hubungan yang sangat erat yang keseluruhannya menuju ke satu tujuan. f. Setiap tahap harus merupakan suatu kerja nyata dan perlu untuk pelaksanaan dan penyelesaian seluruh tugas atau pekerjaan yang dimaksudkan. g. Perlu ditetapkan tentang kecakapan dan keterampilan tenaga kerja yang diperlukan untuk penyelesaian bidang tugas termaksud. h. Tata kerja harus disusun secara tepat sehingga memiliki stabilitas dan fleksibilitas. Universitas Sumatera Utara i. Penyusunan tata kerja harus selalu disesuaikan dengan perkembangan teknologi. j. Untuk penggambaran tentang penerapan suatu prosedur tertentu sebaiknya dipergunakan simbol dan skema atau bagan prosedur dengan setepat- tepatnya. Bagan semacam ini sering disebut skema arus kerja. k. Untuk menjamin penerapan tata kerja dengan tepat, maka perlu dipakai buku pedoman.

4. Asas Penyusunan Tata Kerja

Supaya ada kejelasan guna penyusunan tata kerja perlu memperhatikan beberapa asas, adapun asas-asas penyusunan tata kerja menurut Zaenudi Achmad 2007 : 62 adalah sebagai berikut : a. Harus dinyatakan secara tertulis dan disusun secara sistematis, serta dituangkan dalam bentuk manual atau pedoman kerja pelaksanaannya. b. Harus dikomunikasikan atau diinformasikan secara sistematis kepada semua petugas atau pihak yang bersangkutan atau yang berkepentingan. c. Harus selaras dengan kebijaksanaan pimpinan yang berlaku dan dengan kebijaksanaan umum yang ditentukan pada tingkat yang lebih tinggi. d. Harus dapat mendorong pelaksanaan kegiatan secara efisien serta menciptakan jaminan yang memadai bagi terjaganya sumber-sumber yang berada di bawah pengendalian organisasi. e. Secara periodik harus ditinjau dan dievaluasi kembali serta bila perlu direvisi dan disesuaikan dengan keadaan. Universitas Sumatera Utara

5. Pengaturan Pokok di Bidang Tata Kerja Dalam Organisasi

Secara umum kebijaksanaan pengaturan di bidang tata kerja dapat dinyatakan sebagai berikut : a. Setiap pimpinan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan instansi atau kantor lain. b. Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan membimbing serta memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. c. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dengan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.

B. Ruang Lingkup Tata Kerja, pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara