keuntungan bagi perusahaan, sedangkan apabila diterapkan teknologi padat modal maka besarnya proporsi bagian manajemen lebih besar dari proporsi bagian
tenaga kerja.
2.4 Analisis Finansial
Gittinger 1986 dalam Nisa, 2014 menyatakan aspek finansial merupakan proyeksi anggaran dan pengeluaran pada masa yang akan datang pada setiap
tahunnya. Analisis aspek finansial proyek membahas analisis biaya manfaat proyek, serta kriteria kelayakan investasi.
2.4.1 Analisis biaya dan manfaat
Menurut Ichsan dkk, 2000 biaya didefinisikan sebagai manfaat benefit yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa, sedangkan manfaat
benefit adalah hasil yang diharapkan dari suatu investasi. Biaya yang diperlukan
untuk suatu bisnis antara lain.
a. Biaya modal, yaitu dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka
panjang, seperti tanah, bangunan, alat dan mesin, dan lain-lain. b.
Biaya operasional, yaitu dana yang dikeluarkan untuk menutupi kebutuhan yang diperlukan pada saat bisnis mulai dilaksanakan. Contoh biaya ini adalah
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya perlengkapan. c.
Biaya lain-lain, seperti pajak, bunga pinjaman, dan asuransi.
2.4.2 Kriteria kelayakan investasi
Kriteria investasi adalah alat ukur yang menentukan apakah suatu proyek layak atau tidak layak untuk dilaksanakan. Kriteria investasi dapat dibedakan atas
dua kategori, diantaranya.
1. Undiscounted criteria adalah kriteria investasi yang tidak memperhitungkan
suku bunga yang berlaku. Kriteria investasi ini mempergunakan analisis PBP yang digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi dapat kembali
dengan adanya keuntungan yang dihasilkan oleh usaha dengan satuan waktu. Kelemahan metode ini adalah sulitnya menentukan periode pengembalian
maksimum sebagai angka pembanding. Metode ini mengabaikan nilai waktu uang dan aliran kas setelah periode pengembalian.
2. Discounted criteria adalah kriteria investasi yang memperhitungkan suku
bunga yang berlaku. Kriteria investasi ini menggunakan analisis NPV, Net BC, IRR, dan analisis sensitivitas.