Penanaman Kopi Arabika memerlukan pohon pelindung yang hendaknya sudah ditanam 1-2 tahun. Biasanya jenis pohon yang ditanam seperti lamtoro,
dadap, dan sengon. Pohon pelindung selain berguna untuk melindungi tanaman kopi, juga berguna untuk memperpanjang umur produksi, menghindari penyakit,
mengurangi biaya penyiangan, dan dapat menurunkan suhu air dan tanah pada musim panas
.
3. Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan pada bibit yang sudah mati untuk menjamin jumlah tegakan tanaman. Penyiangan dilakukan empat kali dalam sebulan pada tanaman
muda sedangkan untuk tanaman dewasa dua kali dalam sebulan yang bertujuan meratakan unsur hara dan air. Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu
awal musim hujan dan akhir musim hujan.
4. Panen
Ukuran kematangan buah kopi ditandai oleh perubahan kulit buah telah merah. Warna tersebut akan berubah menjadi kehitam-hitaman setelah masa
masak penuh terlampaui over ripe. Sistem petik merah akan menghasilkan kopi pasar bermutu tinggi dengan rendemen yang tinggi sekitar 20-22. Tanaman
Kopi Arabika sudah mulai berproduksi pada umur 2,5-3 tahun. Buah kopi yang bisa dipetik pada panen pertama hanya sedikit. Jumlah tersebut semakin
meningkat dari tahun ke tahun dan mencapai puncaknya setelah berumur 7-9 tahun. Tanaman Kopi Arabika mampu berproduksi rata-rata 5-7
kuintalhatahun pada saat umur tersebut.
5. Pascapanen pengolahan hasil
Ada dua cara pengolahan buah Kopi Arabika, antara lain.
a. Pengolahan kering dry process
Pengolahan kering biasanya dilakukan pada buah kopi yang belum masak masih hijau dan kelewat masak, serta buah kopi yang cacat lainnya. Buah kopi
disortasi dengan cara memisahkan buah kopi yang masak dari buah yang belum masak dan kelewat masak, buah cacat dan kotoran lainnya. Buah kopi dijemur
selama 10-15 hari hingga kadar air kurang dari 13 setelah disortasi, setelah proses penjemuran buah kopi dikupas dengan mesin pengupas huller.
b. Pengolahan basah wet process
Buah kopi yang baik dan masak dipisahkan dari buah busuk, mentah, dan kotoran lainnya. Buah kopi dimasukkan ke dalam bak sortasi buah yang berisi air.
Air yang digunakan adalah air yang bersih dan bebas dari kotoran yang dapat mencemari biji kopi. Buah yang mengapung terserang bubuk buah dipisahkan
dari buah yang tenggelam dan selanjutnya diolah terpisah. Buah kopi dikupas dengan mesin pengupas pulper tipe silinder setelah proses sortasi, kemudian biji
kopi difermentasi. Tahap fermentasi hanya dilakukan untuk pengolahan Kopi Arabika. Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan lapisan lendir yang
tersisa di permukaan kulit tanduk biji kopi setelah proses pengupasan. Tujuan lain proses fermentasi ini adalah untuk mengurangi rasa pahit dan mendorong
terbentuknya kesan mild pada citarasa seduhannya. Prinsip fermentasi adalah pernguraian senyawa-senyawa yang terkandung
di dalam lapisan lendir oleh mikroba alami dan dibantu dengan oksigen dari udara. Proses fermentasi dapat dilakukan secara basah merendam biji kopi di
dalam genangan air dan secara kering tanpa rendaman air. Cara sederhana untuk fermentasi kering adalah dengan menyimpan biji kopi HS basah dalam karung
plastik yang bersih atau dapat juga dilakukan dengan menumpuk biji kopi HS basah di dalam bak semen dan kemudian ditutup dengan karung goni, dan
dilakukan pembalikan minimal satu kali sehari. Akhir fermentasi ditandai dengan mengelupasnya lapisan lendir yang menyelimuti kulit tanduk. Waktu fermentasi
biji Kopi Arabika berkisar 12-36 jam. Biji kopi dicuci untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang
masih menempel dikulit tanduk setelah proses fermentasi. Proses pencucian ini dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan mesin. Kopi gabah kopi
HS yang telah dicuci ditiriskan selama beberapa jam. Proses selanjutnya adalah pengeringan. Kopi HS harus dijemur sampai kadar air 30, selanjutnya dapat
dikeringkan dengan mesin pada suhu maksimum 45
o
C atau dijemur terus hingga kering. Penjemuran dilakukan dengan menggunakan alas yang bersih.
Pengeringan ini dilakukan sampai kadar air kopi lebih rendah dari 12. c.
Penggerbusan Hulling Buah kopi kering digiling dengan mesin huller untuk mendapatkan biji
kopi Ose kopi beras atau dapat juga dilakukan dengan cara ditumbuk. Penggerbusan dilakukan terhadap kopi HS yang cukup kering.
d. Penyimpanan
i. Biji kopi HS atau kopi beras dapat disimpan setelah cukup kering, dengan
kadar air 12. ii.
Biji kopi harus dikemas dan disimpan dengan bahan kemas dari ruang simpan yang tidak lembab, aerasi baik, bersih, dan bebas dari bahan yang
berbau asing dan hama gudang.
iii. Penyimpanan kopi bisa secara curah atau dalam karung. Penyusunan
karung dalam gudang menggunakan palet landasan kayu dengan jarak dari lantai 10 cm, 60 cm dari dinding, dan 60 cm antartumpukan.
Penyusunan karung dengan sistem kunci lima dengan tinggi tumpukan kurang dari 20 karung.
iv. Selama penyimpanan dilakukan pengawasan mutu biji kopi secara
periodik setiap bulan meliputi kadar air, serangan hama, dan jamur. Penyimpanan sebaiknya tidak lebih dari tiga bulan.
6. Proses pengolahan kopi bubuk