commit to user 14
3. Amenorea Sekunder
a. Definisi Amenorea
Amenorea ialah keadaan tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Amenorea primer adalah tidak terjadinya
menarke sampai usia 17 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenorea sekunder merupakan tidak terjadinya
menstruasi selama 3 bulan atau lebih pada wanita yang pernah mengalami siklus menstruasi Wiknjosastro dkk eds, 2006. Adapun
ketiadaan menstruasi dalam waktu yang singkat kurang dari 3 bulan dinamakan delayed menses Hatcher et al., 2009.
Perbedaan antara amenorea primer dan amenorea sekunder sejak dahulu telah ditekankan karena adanya insidensi yang lebih tinggi
terhadap kelainan genetik dan anatomik pada wanita muda dengan amenorea primer. Selain itu, penyebab amenorea sangat luas dan
melibatkan semua tingkat aksis hipotalamus, hipofisis, gonad, dan organ target Heffner dan Schust, 2006.
Amenorea sekunder bisa bersifat fisiologis pada perempuan usia prapubertas, hamil dan pascamenopause. Di luar itu, amenorea bersifat
patologis dan menunjukkan adanya disfungsi atau abnormalitas pada sistem reproduksi Hillegas, 2005. Amenorea merupakan suatu gejala
dan bukan suatu penyakit Bielak, 2008.
commit to user 15
b. Klasifikasi Amenorea Sekunder
Berdasarkan organ target yang terkena, hal-hal yang dapat menimbulkan amenorea sekunder meliputi :
1 Gangguan di tingkat hipotalamus atau hipofisis Hypothalamic amenorrhea merupakan penyebab tersering dari
amenorea sekunder. Gangguan pada tingkat ini seringkali ditandai dengan kadar gonadotropin hormon yang normal, struktur pelvis
normal, dan kadar androgen yang normal. Hypothalamic amenorrhea dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti adanya
tumor hipofisis, hiperprolaktinemia, dan adanya pengaruh eksogen seperti penggunaan kontrasepsi hormonal. Selain itu, adanya stres
emosional, olahraga yang berlebihan, penurunan berat badan berlebihan, anoreksia nervosa ataupun bulimia juga turut
menyebabkan hypothalamic amenorrhea Camacho et al., 2007. 2 Gangguan di ovarium
Gangguan ini dapat ditimbulkan oleh sindrom ovarium resisten gonadotropin. Penyebab pasti kelainan ini belum diketahui secara
jelas. Namun, diduga sindrom ini ditimbulkan oleh proses autoimun
yang mengakibatkan
hiposensitisasi reseptor
gonadotropin di ovarium, sehingga terjadi kegagalan ovulasi dan akhirnya mengalami amenorea sekunder. Selain itu, gangguan di
tingkat ovarium juga dapat disebabkan oleh premature ovarian
commit to user 16
failure yang merupakan penyakit habisnya folikel ovarium yang terjadi lebih awal dari semestinya Camacho et al., 2007.
3 Gangguan pada vagina atau uterus Gangguan ini meliputi aplasia tidak berkembangnya vagina,
aplasia uterus, histerektomi, dan sindrom Asherman akibat terjadinya sequele pada lapisan endometrium Wiknjosastro dkk.
eds, 2006. 4 Hiperandrogenisme
Hiperandrogenisme yang dapat memicu timbulnya amenorea sekunder seringkali disebabkan oleh penyakit ovarium polikistik
PCOS. Penyakit ini seringkali dikaitkan dengan resistensi insulin dan menimbulkan gejala khas berupa hirsutisme, jerawat, dan
alopesia Camacho et al., 2007.
c. Penegakan Diagnosis Amenorea Sekunder