Teknik Analisis Data Analisis Regresi Logistik

commit to user 27

J. Teknik Analisis Data

Data yang didapat dilakukan analisis dengan program SPSS 17.0. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis regresi logistik. 1. Analisis Univariat Pada analisis univariat, data berupa karakter demografik yang ditampilkan dalam bentuk persentase. 2. Analisis Bivariat Pada analisis bivariat dilakukan uji Independensi Kai Kuadrat. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat. 3. Analisis Regresi Logistik Analisis regresi digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Mengingat variabel terikat kejadian amenorea sekunder bersifat kategorik dikotom yang terdiri dari dua kategori, maka uji regresi yang digunakan adalah uji regresi logistik. Uji ini dilakukan dengan interval kepercayaan CI 95 dan α = 0,05. commit to user 28 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Analisis Univariat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan kuesioner pada periode April 2010 hingga Mei 2010, didapatkan sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 54 akseptor. Data yang diperoleh meliputi usia akseptor, tingkat pendidikan, pekerjaan, paritas, berat badan akseptor, dan kejadian amenorea sekunder.

1. Deskripsi Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA

a. Usia Akseptor Usia akseptor dapat diketahui dari hasil tabulasi sebagai berikut: Tabel 1 . Distribusi Akseptor Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 18 21 15 33,3 38,9 27,8 Jumlah 54 100 Sumber : Data primer pada bulan April-Mei 2010 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 54 akseptor yang diobservasi sebagian besar berada pada rentang usia 26-30 tahun yaitu sebanyak 21 akseptor 38,9, dan paling sedikit berada dalam rentang usia 31-35 tahun sebanyak 15 akseptor 27,8. commit to user 29 b. Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat pendidikan terakhir akseptor dapat diketahui dari hasil tabulasi sebagai berikut: Tabel 2 . Distribusi Akseptor Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase Lulus SD 8 14,8 Lulus SLTP 18 33,3 Lulus SLTA 26 48,1 Lulus PT 2 3,7 Jumlah 54 100 Sumber : Data primer pada bulan April-Mei 2010 Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 54 akseptor yang diobservasi sebagian besar memiliki pendidikan terakhir SLTA yaitu sejumlah 26 akseptor 48,1, dan paling sedikit berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi PT yaitu 2 akseptor 3,7. c. Pekerjaan Pekerjaan akseptor dapat diketahui dari hasil tabulasi sebagai berikut: Tabel 3 . Distribusi Akseptor Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase Ibu Rumah Tangga 37 68,5 Karyawan Swasta 11 20,4 Wiraswasta 6 11,1 Jumlah 54 100 Sumber : Data primer pada bulan April-Mei 2010 commit to user 30 Dari tabel 3 dapat diketahui akseptor paling banyak bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga IRT yaitu sebanyak 37 akseptor 68,5, dan paling sedikit bekerja sebagai wiraswasta yaitu 6 akseptor 11,1. d. Paritas Paritas akseptor dapat diketahui dari hasil tabulasi sebagai berikut: Tabel 4 . Distribusi Akseptor Berdasarkan Paritas Paritas Frekuensi Persentase Primipara 23 42,6 Multipara 31 57,4 Jumlah 54 100 Sumber : Data primer pada bulan April-Mei 2010 Dari tabel 4 dapat diketahui paritas dari 54 akseptor dimana terdapat 23 akseptor 42,6 yang memiliki satu anak primipara dan 31 akseptor 57,4 yang memiliki dua anak atau lebih multipara. e. Berat Badan Berat badan akseptor dapat diketahui dari hasil tabulasi sebagai berikut: Tabel 5 . Distribusi Akseptor Berdasarkan Berat Badan Berat badan Frekuensi Persentase 50,5 kg 29 53,7 ≥ 50,5 kg 25 46,3 Jumlah 54 100 Sumber : Data primer pada bulan April-Mei 2010 commit to user 31 Berat badan akseptor berkisar antara 38 hingga 82 kg dengan rata- rata x = 51,73 ± 8,22 kg dan nilai tengah 50,5 kg. Selain itu, akseptor yang memiliki berat badan diatas 50,5 kg berjumlah 25 akseptor 46,3, dan akseptor dengan berat badan dibawah 50,5 kg berjumlah 29 akseptor 53,7.

2. Deskripsi Data Penelitian

Data lama pemakaian kontrasepsi DMPA dan kejadian amenorea sekunder dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut. Tabel 6 . Distribusi Akseptor Berdasarkan Lama Pemakaian Kontrasepsi DMPA Lama Pemakaian Frekuensi Persentase 3-12 bulan 20 37 13-23 bulan 15 27,8 ≥ 24 bulan 19 35,2 Jumlah 54 100 Sumber : Data primer pada bulan April-Mei 2010 Berdasarkan tabel 6 tersebut dapat diketahui bahwa lama pemakaian kontrasepsi DMPA paling banyak berkisar antara 3 hingga 12 bulan yaitu sejumlah 20 akseptor 37, dan paling sedikit berkisar antara 13 hingga 23 bulan yaitu sebanyak 15 akseptor 27,8. commit to user 32 Tabel 7 . Distribusi Akseptor Berdasarkan Kejadian Amenorea Sekunder Amnorea Sekunder Frekuensi Persentase Positif 32 59,3 Negatif 22 40,7 Jumlah 54 100 Sumber : Data primer pada bulan April-Mei 2010 Berdasarkan tabel 7 di atas dapat diketahui kejadian amenorea sekunder pada 54 akseptor dimana sebanyak 32 akseptor 59,3 mengalami amenorea sekunder positif, sedangkan 22 akseptor 40,7 lainnya mengalami amenorea sekunder negatif tidak mengalami amenorea sekunder.

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA dengan Kejadian Amenorea Sekunder

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Independensi Kai Kuadrat, dapat diperoleh hubungan antara karakteristik akseptor yang meliputi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, paritas, dan berat badan akseptor dengan kejadian amenorea sekunder. commit to user 33 Tabel 8 . Hubungan Karakteristik Akseptor Kontrasepsi DMPA dengan Kejadian Amenorea Sekunder Amenorea Sekunder Jumlah Nilai p positif negatif n n n Usia 21-25 tahun 8 15 10 18 18 33 26-30 tahun 13 24 8 15 21 39 0,231 31-35 tahun 11 20 4 7 15 28 Pendidikan Lulus SD 5 9 3 6 8 15 Lulus SLTP 10 18 8 15 18 33 0,967 Lulus SLTA 16 30 10 18 26 48 Lulus PT 1 2 1 2 2 4 Pekerjaan IRT 21 37 16 30 37 68 Karyawan 7 13 4 7 11 20 1,000 Wiraswasta 4 7 2 4 6 11 Paritas Primipara 13 24 10 18 23 42 0,724 Multipara 18 33 13 25 31 58 Berat Badan 50,5 kg 15 28 14 26 29 54 0,225 ≥50,5 kg 17 31 8 15 25 46 commit to user 34 Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa karakteristik akseptor seperti usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan berat badan akseptor tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik p 0,05 terhadap kejadian amenorea sekunder.

2. Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi DMPA dengan Kejadian

Amenorea Sekunder Lama pemakaian kontrasepsi DMPA dan kejadian amenorea sekunder dinyatakan dalam bentuk tabel dan diagram yang menyatakan distribusi frekuensi dan arah hubungan dari kedua variabel yang diteliti. Tabel 9 . Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi DMPA dengan Kejadian Amenorea Sekunder Amenorea Sekunder Jumlah Nilai p Positif Negatif n n n Lama Pemakaian bulan 3-12 7 13 13 24 20 37 13-23 11 21 4 7 15 28 0,021 ≥ 24 14 26 5 9 19 35 Jumlah 32 60 22 40 54 100 commit to user 35 13 24 21 7 26 9 5 10 15 20 25 30 P e rs e n ta se 3--12 13--23 ≥ 24 Lama Pemakaian Bulan Amenorea Sekunder Positif Amenorea Sekunder Negatif Gambar 3 . Grafik Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi DMPA dengan Kejadian Amenorea Sekunder Berdasarkan tabel 9, diperoleh nilai signifikan yang didapat p = 0,021 p 0,05, sehingga H ditolak dan hipotesis kerja H 1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi DMPA dengan kejadian amenorea sekunder. Berdasarkan gambar 3, diperoleh informasi bahwa kejadian amenorea sekunder semakin meningkat seiring dengan lama pemakaian kontrasepsi DMPA. Kejadian amenorea sekunder paling banyak dialami akseptor yang memakai kontrasepsi selama ≥ 24 bulan yaitu sebesar 26, dan paling sedikit dialami oleh akseptor dengan pemakaian kontrasepsi selama 3-12 bulan sebesar 13. commit to user 36

C. Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi logistik digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan atau Odds Ratio OR antara variabel lama pemakaian kontrasepsi DMPA dengan kejadian amenorea sekunder. Tabel 10 . Analisis Regresi Logistik Lama Pemakaian Kontrasepsi DMPA dengan Kejadian Amenorea Sekunder Amenorea sekunder Nilai p OR CI 95 positif negatif Lama Pemakaian bulan 3-12 7 13 Pembanding 13-23 11 4 0,029 5,11 1,18-22,16 ≥ 24 14 5 0,019 5,20 1,32-20,54 Jumlah 32 22 Berdasarkan tabel 10, dapat diketahui bahwa pemakaian kontrasepsi selama 3-12 bulan dijadikan sebagai pembanding terhadap kategori lainnya. Dari tabel tersebut, lama pemakaian kontrasepsi DMPA selama 13-23 bulan dan pemakaian ≥24 memiliki hubungan yang secara statistik signifikan terhadap kejadian amenorea sekunder p0,05. Pemakaian kontrasepsi DMPA selama 13-23 bulan mempunyai risiko untuk mengalami kejadian amenorea sekunder sebesar 5,1 kali daripada pemakaian 3-12 bulan. Sedangkan pemakaian kontrasepsi DMPA selama ≥24 bulan mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kejadian amenorea sekunder yaitu sebesar 5,2 kali daripada pemakaian DMPA selama 3-12 bulan. commit to user 37 Pada tingkat kepercayaan 95 diperoleh hasil bahwa risiko untuk terjadinya amenorea sekunder pada pemakaian 13-23 bulan berkisar antara 1,2 hingga 22,2 kali dibanding pemakaian 3-12 bulan. Sedangkan pemakaian selama ≥ 24 bulan mempunyai risiko untuk terjadinya amenorea sekunder berkisar antara 1,3 hingga 20,5 kali dibandingkan pemakaian 3-12 bulan. commit to user 38 BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik Akseptor

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DENGAN ANGKA KEJADIAN LEUKOREA PATOLOGIS PADA AKSEPTOR KB HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DENGAN ANGKA KEJADIAN LEUKOREA PATOLOGIS PADA AKSEPTOR KB IUD DI PUSKESMAS KLEGO II KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLA

0 1 12

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI AKDR DENGAN KEJADIAN MENOMETRORAGI PADA AKSEPTOR KB AKDR DI HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI AKDR DENGAN KEJADIAN MENOMETRORAGI PADA AKSEPTOR KB AKDR DI KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI PILKOMBINASI DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Pil Kombinasi Dengan Peningkatan Tekanan Darah Di Puskesmas Kartasura.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN INJEKSI DEPOT-MEDROXYPROGESTERONE ACETATE (DMPA) DENGAN KADAR ESTRADIOL PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA.

0 0 7

Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik Depo Medroxyprogesteron Acetate (DMPA) dengan Kadar Hemoglobin (Hb) di Puskesmas Gajahan Surakarta.

2 12 5

Hubungan pemakaian kontrasepsi implan dengan kejadian spotting di puskesmas Sangkrah Surakarta AWAL

0 0 12

Karakteristik Demografi Akseptor Kontrasepsi Suntik Depot Medroxyprogesterone Acetate di Puskesmas Merdeka Palembang periode Januari Desember 2012

0 1 7

Karakteristik Demografi Akseptor Kontrasepsi Suntik Depot Medroxyprogesterone Acetate di Puskesmas Merdeka Palembang

0 0 6

TINJAUAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI DEPO MEDROXY PROGESTERONE ACETATE BERDASARKAN KEJADIAN AMENOREA Yeti Trisnawati, Sri Handayani Dosen Program Studi D III Kebidanan

0 0 11

A. PENDAHULUAN - TINJAUAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI DEPO MEDROXY PROGESTERONE ACETATE BERDASARKAN KEJADIAN AMENOREA

0 0 9