Gambar 3. Pablito menggunakan sepatu kuning sehingga disebut lelaki dengan kaki kuning.
Berdasarkan konteksnya, les pieds sangat tepat dipadankan dengan ‘kaki’
yang berbentuk tunggal karena dalam aturan gramatikal bahasa Indoensia kata kaki yang jelas merujuk pada kaki seseorang selalu ditulis dalam bentuk tunggal.
Dengan demikian terjadi pergeseran intra-sistem dari penulisan kata jamak menjadi kata tunggal.
2. Pergeseran makna
Pergeseran mkana yang terjadi pada data penelitian ini terdiri dari pergeseran makna spesifik-generik, pergseran makna generik-spesifik dan
pergeseran makna karena sudut pandang budaya. Pergeseran pada data ini terjadi karena konteks pada film. Berikut akan dijabarkan beberapa contoh mengenai
pergeseran makna pada data penelitian.
a. Pergeseran makna spesifik-generik
Pergeseran makna spesifik-generik adalah pergeseran makna pada bahasa sumber yang bersifat spesifik menjadi kata yang bersifat lebih umum pada bahasa
sasaran. Contoh pergeseran makna spesifik-generik pada data penelitian adalah sebagai berikut.
Kode data : SPM-B683 10
Pablito : - “Ah.” -
“Arrêtez de hurler.”
BSu Pablito : -
“Ah.” -
“Berhenti bicara ”
BSa Pada data 10 terjadi pergeseran makna dari makna spesifik atau makna
yang bersifat khusus ke makna generik atau makna yang bersifat umum. Pergeseran tersebut terjadi pada kata
‘hurler’ menjadi ‘bicara’. Kata ‘hurler’ memiliki makna yang lebih spesifik sedangkan
‘bicara’ memiliki makna yang
lebih umum. Seperti yang terlihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4. Hiponim kata bicara Pada gambar di atas dapat terlihat bahwa kata ‘bicara’ dapat memiliki
makna yang luas. Salah satu cakupan makna kata bicara adalah ‘bersuara’. Kata ‘hurler’ adalah verba yang memiliki arti leksikal ‘melolong’. Kata ‘melolong’
adalah tindakan suatu hewan yang mengeluarkan suara. Sehingga melolong dapat bermakna bicara namun dalam arti yang lebih sempit.
bicara
berkata berujar
berucap bersuara
bertutur mengobrol
meraung melolong
Pada bahasa Indonesia, kata melolong selalu memiliki subjek berupa hewan. Kata
‘hurler’ bersifat lebih spesifik karena biasanya yang menjadi subjek dari verba tersebut adalah hewan. Sedangkan, verba
‘bicara’ bersifat umum karena subjek dari verba
‘bicara’ dapat berupa orang maupun hewan.
Gambar 5. Dan Geraldo dan Pablito berada di jantung hutan Paya Penerjemah menerjemahkan kata
‘hurler’ menajdi ‘bicara’ karena melihat konteks yang ada pada film. Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa
Pablito dan Dan Geraldo sedang berada di jantung hutan Paya. Sebelumnya, mereka telah bertemu dengan suku Paya dan dihipnotis oleh mereka. Saat mereka
sadar dari hipnotis, mereka telah berada di hutan. Dan Geraldo mengeluh dan Pablito menanggapi keluhan Dan Geraldo dengan mengucapkan “Arretez de
hurler ” yang di artikan oleh penerjemah dengan “Berhenti bicara”. Dengan
demikian terjadi pergeseran makna dari spesfik ke generik.
Pergeseran makna dari spesifik ke generik juga terjadi pada penerjemahan kata ‘enfin’, ‘bon
’. dan ‘bien’ yang diterjemahkan dalam satu kata menjadi ‘nah’.
Berikut cuplikan dialog pada film yang menunjukkan pergeseran makna tersebut. Kode data : SPM-B161
11
Professeur : “Bon... Voyons voir ça.”
Profesor
: “Nah, ayo lihat ini”
Kode data : SPM-B210 12
Le gardien : “Bien, général.”
Pengawal
: “Nah, jendral.”
Kode data : SPM-B216 13
Général :
“Enfin... Elus à 99 des voix
Jendral :
“Nah... Terpilih dengan 99 suara.”
Kode data :SPM-B255 14
Professeur : “ Bon... Au travail. Allez”
Profesor
: “Nah, waktunya bekerja.”
Kode data : SPM-B309 15
Professeur : “Bon...”
Profesor
: “Nah...”
Pada data 11, 12, 13, 14 dan 15 terjadi pergeseran makna dari makna spesifik ke makna generik. Pergeseran tersebut terjadi pada kata
‘bon’, ‘bien’ dan ‘enfin’ yang dipadankan dengan satu kata yaitu ‘nah’. Kata ‘bon’ atau
‘bien’ adalah ungkapan dalam bahasa Prancis yang sering diucapkan penutur Prancis ketika bicara untuk meminta perhatian mitra tutur. Sedangkan kata
‘enfin’ adalah ungkapan dalam Bahasa Prancis yang digunakan untuk menyimpulkan
suatu hal. Namun, kata ‘bon’ atau ‘bien’ dapat pula digunakan untuk
menyimpulkan sesuatu tergantung pada konteks yang ada.
Gambar 6. Profesor dan muridnya mencari anggrek langka di hutan Kode data : SPM-B161
11
Professeur : “Bon... Voyons voir ça.”
Profesor :
“Nah, ayo lihat ini”
Pada data 11 kata
‘bon’ yang diucapkan professor bertujuan untuk
meminta perhatian mitra tutur. Profesor lihat gambar 6 sedang mencari anggrek langka dengan muridnya. Namun muridnya yang masih muda sangat cepat
berjalan dan meninggalkan Profesor. Profesor berhenti dan meminta muridya untuk melihat alat pelacak yang di bawa Professor. Agar muridnya fokus,
professor mengucapkan kata ‘bon’. Berdasarkan konteks tersebut, kata ‘bon’
diucapkan untuk meminta perhatian mitra tutur. Sedangkan pada data 12, 14 dan 15 kata
‘bon’ serta ‘bien’ diucapkan untuk memberikan kesimpulan dari apa yang telah diucapkan
sebelumnya. Contohnya adalah pada data 14 berikut ini. Pada gambar dibawah ini terlihat bahwa profesor bicara dengan dirinya sendiri. Cuaca pada pagi hari itu
sangat cerah. Hal itu membuat profesor semangat untuk memulai meneliti anggrek langka yang telah ditemukannya. Oleh sebab itu kata
‘bon’ diucapkan
untuk menyimpulkan bahwa saat itu adalah saat bagi profesor untuk bekerja kembali.
Gambar 7. Profesor bersiap untuk bekerja Kode data :SPM-B255
14 Professeur : “ Bon... Au travail. Allez”
Profesor
: “Nah, waktunya bekerja.”
Gambar 8. Hipernim kata nah Pada proses penerjemahannya, ketiga kata tersebut diterjemahkan
menjadi satu kata yaitu ‘nah’. Nah adalah interjeksi untuk menyudahi menukas, menyimpulkan, dsb perkataan atau jalan pikiran
http:kbbi.web.idnah . Kata
‘nah’ dapat diartikan dalam beberapa makna yang bersifat lebih spesifik seperti Kata Seru
nah ah
ya wah
ih waw
baik oke
pada gambar 9. Sehingga dapat disimpulkan b ahwa kata ‘nah’ memiliki makna
yang lebih umum dibandingkan dengan ‘bon’, ‘bien’ dan ‘enfin’.
b. Pergeseran makna generik-spesifik