56 Ditambahkan pula oleh Wardlaw, Hampl dan Disilvestro 2004 yang
mengungkapkan bahwa asupan serat yang tinggi misalnya 60 gramhari dapat menimbulkan beberapa risiko kesehatan dan membutuhkan pengawasan dokter
jika diperlukan. Asupan serat tinggi memerlukan asupan cairan yang banyak. Bila tidak cukup tinggi mengonsumsi cairan, dapat membuat kotoran yang sangat
keras dan membuatnya sulit serta menyakitkan untuk dikeluarkan. Cara mengonsumsi buah dan sayur antara lain dapat berupa buahsayur
kering, manisan, sari buah, sirup, instan sari buah, acar, selai, jus, asinan,dodol, keripik Pujimulyani, 2009; Badan penelitian dan pengembangan pertanian,
2012. Ditambahkan pula menurut Sediaoetomo 2000 pengolahan buah dapat dilakukan dengan cara pengeringan, manisan, asinan, dan pengolahan modern.
Sementara menurut Tarwotjo 1998 pengolahan sayuran dapat dilakukan dengan cara direbus, ditumis, digoreng, dibakar, dan dikukus atau dipepes.
Pengolahan buah dan sayur juga dapat diolah menjadi minuman segar dan minuman kesehatan Paresti, 2014.
6. Pola Makan
a. Pengertian Pola Makan
Pola makan adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh
fisiologis, psikologis, budaya dan sosial Harper, 1986. Sementara menurut Khasanah 2012, pola makan adalah kebiasaan makan seseorang setiap harinya.
Pola makan yang baik mengandung makanan sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta perkembangan otak dan
57 produktifitas kerja yang sebaiknya dimakan dalam jumlah cukup sesuai
kebutuhan. Dengan pola makan yang sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna untuk mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang
optimal Almatsier, 2011.
b. Metode Pengukuran Pola Makan
Ada enam metode yang dapat digunakan untuk menilai konsumsi pangan individu,yaitu: a metode
Food recall 24 jam, b metode pengulangan ingatan repeated 24-hours recall method, c metode pencatatan makanan food record
method, d metode penimbangan pangan weighed food method, e metode riwayat makanan
dietary history, dan f metode frekuensi konsumsi pangan food frequency method Siagian, 2010.
a. Metode Food Recall 24 jam
Metode Food Recall 24 jam adalah metode untuk menilai konsumsi pangan
individual dengan cara mengingat-ingat pangan apa saja yang dikonsumsi seseorang pada kurun waktu 24 jam yang lalu. Untuk itu, digunakan suatu alat
bantu yang dikenal sebagai formulir ingatan 24 jam. Selain itu, untuk membantu subjek dalam mengingat pangan yang dikonsumsinya, maka dibutuhkan suatu
alat bantu yang disebut food model. Food model merupakan sekumpulan model
dari beberapa item pangan dalam ukuran dan bentuk yang sama layaknya seperti pangan sebenarnya. Selain itu hal terpenting yang perlu diketahui dalam
menggunakan metode ini adalah data yang diperoleh cenderung bersifat kualitatif. Namun, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi
makanan individu dikonversikan dengan alat bantu URT sendok, gelas, piring
58 dan lain-lain dan ukuran lainnya yang biasa digunakan sehari-hari Sanjur, 1997
dalam Supariasa, 2002. b.
Metode pengulangan Ingatan 24 jam repeated 24-hours recall method
Metode ingatan 24 jam dapat diulangi pada kesempatan lain awalakhir bulan atau musim yang berbeda untuk memperkirakan asupan pangan rata-rata
pada kurun waktu yang lebih lama asupan pangan kebiasaan. Frekuensi pengukuran yang diperlukan tergantung pada tingkat keakuratan hasil yang
diinginkan, jenis zat gizi yang diteliti, dan kelompok populasi. Secara umum, jika prosedur pengambilan sampel yang memadai dirancang untuk memperhitungkan
pengaruh akhir minggu, musim dan liburan pada pola asupan pangan, maka hasilnya dapat menyediakan perkiraan asupan pangan nasional.
c.
Metode pencatatan makanan food record method
Catatan makanan dietary record atau catatan harian diet food dietary adalah deskripsi lengkap jenis dan jumlah pangan dan minuman yang
dikonsumsi, setiap kali makan pada periode tertentu yang ditetapkan biasanya 3- 7 hari. Catatan dapat berupa formulir khusus atau buku kecil yang berupa
lembaran kosong atau telah berisi anjuran kategori pangan setiap hari. Pada metode ini, subjek atau responden saat konsumsi pangan diminta untuk
mencatat semua pangan termasuk kudapan yang dikonsumsi pada periode waktu tertentu.
d. Metode penimbangan pangan weighed food method
Metode penimbangan pangan lebih sering digunakan di Inggris dan Eropa karena keluarga di sana hampir selalu menimbang pangannya. Metode
penimbangan pangan adalah metode yang paling akurat dalam memperkirakan
59 asupan kebiasaan dan atau asupan zat gizi individu. Data yang dihasilkan
penting untuk konseling diet dan untuk analisis statistik yang meliputi korelasi atau regresi dengan parameter biologis. Pada metode ini, subjek atau responden
diminta untuk menimbang semua pangan yang dikonsumsi pada periode waktu tertentu.
e. Metode riwayat makanan dietary history
Metode ini dimaksudkan untuk memperkirakan kebiasaan asupan pangan individu pada periode waktu yang lama. Metode ini adalah metode wawancara
yang terdiri ataas tiga komponen yang harus dilakukan oleh ahli gizi terlatih dalam teknik wawancara. Ketiga komponen tersebut adalah: 1 ingatan 24 jam
dari asupan aktual dan pengumpulan informasi umum akan pola makan menyeluruh, baik pada saat waktu makan maupun pada saat selingan, 2
berperan sebagai ‘cek silang’ bagi kebiasaan asupan yang terdiri dari kuesioner frekuensi konsumsi jenis pangan khusus, dan 3 pencatatan konsumsi pangan
selama tiga hari menggunakan ukuran rumah tangga URT, namun kadang komponen ketiga ini diabaikan.
f. Metode frekuensi konsumsi pangan food frequency method
Metode frekuensi konsumsi pangan dimaksudkan untuk memperoleh informasi deskriptif kualitatif tentang pola kebiasaan konsumsi pangan. Secara
umum, metode ini tidak menghasilkan data kuantitas asupan pangan atau gizi.
7. Mata Pelajaran Prakarya