Proses Belajar Mengajar Proses Belajar Mengajar

12 Secara kuantitatif, pembelajaran berarti penularan pengetahuan dari guru kepada murid. Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyampaikannya kepada siswa dengan sebaik-baiknya. 2 Pembelajaran dalam pengertian institusional Secara institusional, pembelajaran berarti penataan segala kemampuan mengajar sehingga dapat berjalan efisien. Dalam pengertian ini, guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar untuk bermacam- macam siswa yang memiliki berbagai perbedaan individual. 3 Pembelajaran dalam pengertian kualitatif Secara kualitatif, pembelajaran berarti upaya guru untuk memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam pengertian ini peran guru dalam pembelajaran tidak sekedar menjejalkan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya sadar yang dilakukan oleh guru sebagai tenaga pendidik untuk menghasilkan perubahan yang optimal pada siswa dengan cara menularkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai melalui unsur material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Proses Belajar Mengajar

Menurut Hamzah 2009 sesuai dengan 4 pilar UNESCO bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan : 1 Learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan menghayati bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam lingkungannya. 13 2 Learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik menghayati proses belajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna. 3 Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan lahirnya manusia terdidik yang mandiri. 4 Learning to life together, yaitu pendekatan melalui penerapan paradigma ilmu pengetahuan, seperti pendekatan menemukan dan pendekatan menyelidiki akan memungkinkan peserta didik menemukan kebahagian dalam belajar. Pengajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya Hamalik, 2003. Adapun komponen- komponen pembelajaran tersebut meliputi, tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik, tenaga kependidikan, perencanaan pengajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pengajaran yang akan dijelaskan sebagai berikut: a Tujuan pendidikan dan pengajaran Tujuan pengajaran menurut Hamalik 2005 adalah sejumlah hasil pengajaran yang dinyatakan dalam artian siswa belajar, secara umum mencakup pengetahuan baru, keterampilan dan kecakapan, serta sikap-sikap baru yang diharapkan oleh guru dapat dicapai oleh siswa sebagai hasil pengajaran. Hamalik melanjutkan bahwa tujuan pengajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pengajaran. Sementara menurut Yamin 2007, tujuan pembelajaran merupakan sasaran 14 yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris Sudjana, 2014. 1 Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2 Ranah afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3 Ranah psikomotoris Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni a gerakan refleks, b keterampilan gerakan dasar, c kemampuan perseptual, d keharmonisan atau ketepatan, e gerakan keterampilan kompleks, dan f gerakan ekspresif dan interpretatif. b Peserta didik atau siswa Menurut ketentuan umum pasal 1 Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Imron 2003, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sementara, 15 menurut Imron 2003, peserta didik adalah mereka yang sedang mengikuti program pendidikan pada suatu sekolah atau jenjang pendidikan tertentu. Komponen peserta didik atau siswa dapat dinilai melalui kemampuan prasyarat, minat dan perhatian, motivasi, sikap, cara belajar, kebiasaan belajar, kesulitan belajar, fasilitas belajar yang dimiliki, hubungan sosial dengan teman sekelas, masalah belajar yang dihadapi, karakteristik dan kepribadian, kebutuhan belajar, identitas siswa dan keluarganya yang erat kaitannya dnegan pendidikan di sekolah Sudjana, 2014. c Tenaga Kependidikan khususnya guru Guru atau pengajar yaitu orang atau anggota sebuah tim yang memanfaatkan hasil perencanaan dan juga ikut dalam perencanaan pengajaran, mengenal siswa dengan baik, menguasai cara pengajaran dan persyaratan program pengajaran dengan bantuan pengajaran perancang, mampu melaksanakan semua rincian dari hampir semua unsur perencanaan, bertanggung jawab dalam mengujicobakan dan kemudian menerapkan rencana pengajaran yang dikembangkan Yamin, 2007. d Perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum Perencanaan pengajaran menurut Hamalik 2005, meliputi memilih isi mata ajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran standar untuk mengukur prestasi belajar siswa. e Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan 16 memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan metode dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung Hamzah, 2009. f Media pengajaran Media pengajaran merupakan piranti yang memegang peranan tersendiri dalam proses pembelajaran. Menurut Sanjaya 2011, media pembelajaran dapat dibagi ke dalam: 1 Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, seperti radio dan rekaman suara. 2 Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, seperti foto, lukisan, gambar, film slide. 3 Media audiovisual, yaitu media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, slide suara, dan film. g Evaluasi pengajaran Evaluasi merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan. Evaluasi selalu mengandung proses. Proses evaluasi harus tepat terhadap tipe tujuan yang biasanya dinyatakan dalam bahasa perilaku. Beberapa tingkah laku yang sering muncul serta menjadi perhatian para guru adalah tingkah laku yang dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu pengetahuan intelektual cognitives, keterampilan skills dan values atau attitudes atau yang dikategorikan ke dalam effective domain Sukardi, 2008. 17

2. Metode pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SKI SISWA KELAS VII DI MTs MUHAMMADIYAH SEMANU GUNUNGKIDUL

0 3 107

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PELAJARAN PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN KELAS X DI SMK MELATI PERBAUNGAN.

0 3 21

PENGARUH PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI.

0 2 43

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENIGNKATKAN PEMAHMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN.

1 4 43

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK DI SMK NEGERI 2 KLATEN.

0 0 223

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENTINGNYA MENGONSUMSI BUAH DAN SAYUR BAGI KESEHATAN DI KELAS VII MTs NEGERI WATES.

0 0 137

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENTINGNYA MENGONSUMSI BUAH DAN SAYUR BAGI KESEHATAN DI KELAS VII MTs NEGERI WATES.

0 3 169

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI BALANGAN 1.

0 6 292

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATERI PENGOLAHAN BUAH DAN SAYURAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA ASPEK PENGOLAHAN KELAS VII C DI SMP NEGERI 4 KALASAN.

3 8 182

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI SUSUNAN BUMI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V MI DARUNNAJAH.

0 0 107