Penghitungan Kos Produksi Barang Menurut Penulis

departemen saja. Hal ini menyebabkan kos overhead pabrik yang telah dihitung oleh PT Kusumahadi Santosa menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Oleh karena itu, masing-masng departemen harus menghitung tarif kos overhead pabrik yang tepat. Untuk dapat menentukan kos sebuah pesanan menurut Mulyadi 2009, kos overhead pabrik harus dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Perusahaan dapat menggunakan salah satu cara penentuan tarif di muka seperti yang telah dijelaskan di tinjauan pustaka sebelumnya. Perusahaan harus mampu menentukan tarif kos overhead pabrik di muka secara tepat, agar kos produksi yang dibebankan untuk pesanan juga menjadi tepat. Menurut penulis, dasar pembebanan yang tepat untuk departemen produksi adalah pembebanan jumlah bahan baku, karena kos yang yang paling besar dikeluarkan oleh departemen produksi weaving berkaitan dengan bahan baku yang digunakan untuk memproduksi pesanan tersebut, sedangkan dasar pembebanan yang tepat untuk departemen pembantu listrik adalah jam mesin. Hal ini dikarenakan, kos yang paling besar dikeluarkan oleh departemen pembantu listrik berkaitan erat dengan jam mesin yang digunakan untuk memproduksi pesanan tersebut. Untuk dapat menggunakan dasar pembebanan ini, informasi yang dibutuhkan adalah taksiran kos overhead pabrik dalam satu periode dan data taksiran pemakaian bahan baku dalam periode yang sama. Berikut ini adalah taksiran pemakaian kos bahan baku dan kos overhead pabrik yang digunakan selama tahun 2010. Tabel II.6 Taksiran Kos Bahan Baku PT Kusumahadi Santosa Pada Tahun 2010 Jumlah Harga Satuan Kos Bahan Baku Jenis ball Rp Rp a b axb Januari 410 5.000.000 2.050.000.000 Februari 355 4.500.000 1.597.500.000 Maret 430 5.120.000 2.201.600.000 April 390 5.450.000 2.125.500.000 Mei 350 4.750.000 1.662.500.000 Juni 375 5.050.000 1.893.750.000 Juli 440 5.000.000 2.200.000.000 Agustus 400 4.750.000 1.900.000.000 September 350 5.250.000 1.837.500.000 Oktober 320 5.050.000 1.616.000.000 November 411 4.770.000 1.960.470.000 Desember 420 5.000.000 2.100.000.000 Total Taksiran Kos Bahan Baku 23.144.820.000 Sumber : Data Sekunder Diolah Pada tabel II.6 tampak bahwa total taksiran kos bahan baku selama tahun 2010 adalah sebesar Rp 23.144.820.000. Taksiran kos overhead pabrik pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel II.7 sebagai berikut. Tabel II.7 Taksiran Kos Overhead Pabrik PT Kusumahadi Santosa Pada Tahun 2010 Jumlah Rp Dept. Dept. No Jenis-jenis Kos Weaving Pembantu 1 Kos Bahan Penolong Constrat 96.000.000 PVA 291.600.000 Acrelic 19.800.000 Wex 34.800.000 2 Kos Tenaga Kerja Tidak Langsung Kos Gaji Kepala Bagian Dept. Weaving 24.000.000 Kos Gaji Staff Kantor Dept. Weaving 600.000.000 Kos Gaji Administrasi Dept. Weaving 60.000.000 Pengawas Monitor 67.200.000 Pengawas Umum 16.800.000 4 Kos Depresiasi Aktiva Tetap Kos Depresiasi Bangunan 21.000.000 Kos Depresiasi Mesin 15.000.000 5 Kos Listrik 1.710.500.000 6 Kos Kantor 19.050.000 7 Kos Air 19.121.000 8 Kos Telepon 17.445.000 Total Taksiran Kos Overhead Pabrik 1.301.816.000 1.710.500.000 Sumber : Data Sekunder Diolah Berdasarkan penghitungan pada tabel II.7 dapat diketahui taksiran kos overhead pabrik pada tahun 2010 sebesar Rp 1.301.816.000,00 untuk departemen weaving produksi dan Rp 1.710.500.000,00 untuk departemen listrik pembantu, maka tarif kos overhead pabrik dibebankan di muka pada departemen produksi dapat dihitung sebagai berikut. Taksiran KOP Tarif KOP = × 100 Taksiran kos bahan baku yang dipakai 1.301.816.000 Tarif KOP = × 100 23.144.820.000 = 6 Penghitungan kos overhead pabrik ditentukan di muka departemen produksi dengan dasar kos bahan baku didapat tarif sebesar 6. Tarif kos overhea d pabrik dibebankan dimuka departemen pembantu dapat dihitung dengan membagi taksiran kos overhead pabrik departemen pembantu tahun 2010 dengan taksiran jumlah mesin. Taksiran KOP Tarif KOP = Taksiran Jam Mesin 1.710.500.000 Tarif KOP = 2892 = Rp 591.459,00 Penghitungan kos overhead pabrik ditentukan di muka departemen pembantu dengan dasar jam mesin didapat tarif sebesar Rp 591.459,00. Besar pembebanan kos overhead pabrik untuk pesanan kain grey 84x8240x40 dengan lebar 1,3 meter dan panjang 270.000 meter disajikan pada tabel berikut. Tabel II.8 Pembebanan Kos Overhead Pabrik PT Kusumahadi Santosa Kain Grey 84x8240x40 Lebar 1,3 m dan Jumlah Produksi Panjang 270.000 m Jumlah Dept. Dept. Keterangan Produksi Pembantu Dasar pembebanan a Kos Bahan Baku Jam Mesin Rp1.050.050.000 320 Tarif KOP b 6,00 Rp591.459 KOP dibebankan axb Rp63.003.000 Rp189.266.880 KOP Dibebankan Dept. Produksi Rp63.003.000 KOP Dibebankan Dept. Pembantu Rp189.266.880 Total KOP Dibebankan Rp252.269.880 Jumlah Produksi meter 270.000 KOP Dibebankan per meter Rp934 Sumber : Data Sekunder Diolah Tabel II.8 menunjukkan bahwa besarnya kos overhead pabrik yang dibebankan untuk pesanan kain grey 84x8240x40 lebar 1,3 meter dan panjang 270.000 meter adalah sebesar Rp 252.269.880, sehingga untuk kos overhead pabrik yang dibebankan dimuka per meter kain adalah sebesar Rp 934,00. d. Selisih Pembebanan Kos Overhead Pabrik Untuk menentukan selisih kos overhead pabrik ditentukan dengan membandingkan antara kos overhead pabrik dibebankan dimuka dengan kos overhead pabrik yang sesungguhnya untuk pesanan kain grey 84x8240x40. Berikut ini penulis sajikan kos overhead pabrik yang sesungguhnya dari pesanan kain grey pada bulan Maret 2010 dapat dilihat pada tabel II.9. Tabel II.9 Kos Overhead Pabrik Sesungguhnya PT Kusumahadi Santosa Maret 2010 No Jenis-jenis Kos Jumlah Rp 1 Kos Bahan Penolong Constrat 8.800.000 PVA 20.300.000 Acrelic 1.500.000 Wex 2.400.000 2 Kos Tenaga Kerja Tidak Langsung Kos Gaji Kepala Bagian Dept. Weaving 1.200.000 Kos Gaji Staff Kantor Dept. Weaving 31.800.000 Kos Gaji Administrasi Dept. Weaving 3.600.000 Pengawas Monitor 4.200.000 Pengawas Umum 840.000 4 Kos Depresiasi Aktiva Tetap Kos Depresiasi Bangunan 1.750.000 Kos Depresiasi Mesin 1.500.000 5 Kos Listrik 155.500.000 6 Kos Kantor 1.905.000 7 Kos Air 2.150.000 8 Kos Telepon 955.000 Total Kos Overhead Pabrik Sesungguhnya 238.400.000 Sumber : Data Sekunder Diolah Tabel II.9 menunjukkan besarnya kos overhead pabrik sesungguhnya untuk pesanan kain grey 84x8240x40 lebar 1,3 meter dan panjang 270.000 meter adalah sebesar Rp 238.400.000,00 atau sebesar Rp 883,00 untuk setiap meternya. Berikut ini akan disajikan selisih dari kos overhead pabrik dibebankan dimuka dengan kos overhead pabrik yang sesungguhnya untuk pesanan kain grey 84x8240x40 lebar 1,3 meter dan panjang 270.000 meter. Tabel II.10 Penghitungan Selisih Kos Overhead Pabrik PT Kusumahadi Santosa Keterangan Jumlah Rp Kos Overhead Pabrik Dibebankan Dimuka 252.269.880 Kos Overhead Pabrik Sesungguhnya 238.400.000 Selisih Lebih 13.869.880 Sumber : Data Sekunder Diolah Tabel II.10 menunjukkan bahwa terjadi selisih lebih pembebanan kos overhead pabrik dibebankan dimuka untuk pesanan kain grey 84x8240x40 lebar 1,3 meter dan panjang 270.000 meter sebesar Rp 13.869.880. Selisih tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut ini. Kos Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp 13.869.880 - Selisih Kos Overhead Pabrik - Rp 13.869.880 Selisih tersebut harus dibebankan ke dalam kos produksi pesanan kain grey 84x8240x40 lebar 1,3 meter dan panjang 270.000 meter agar mendapatkan kos produksi yang tepat. Selisih terjadi disebabkan karena ketidak tepatan penghitungan tarif, maka selisih tersebut dibagi rata ke dalam persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan kos penjualan. Namun karena pesanan kain grey 84x8240x40 lebar 1,3 meter dan panjang 270.000 meter tidak terdapat saldo rekening persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi pesanan telah selesai diproduksi dan diserahkan kepada konsumen secara keseluruhan maka selisih tersebut tepatnya dikurangkan ke dalam kos penjualan. Adapun jurnal perlakuan selisih kos overhead pabrik disajikan sebagai berikut. Selisih Kos Overhead Pabrik Rp 13.869.880 - Kos Penjualan - Rp 13.869.880 e. Penghitungan Kos Produksi Setelah penghitungan kos overhead pabrik dan selisih kos overhead pabrik dihitung, maka besarnya kos produksi untuk pesanan kain grey 84x8240x40 lebar 1,3 meter dan panjang 270.000 meter dapat dihitung sebagai berikut. Tabel II.11 Penghitungan Kos Produksi PT Kusumahadi Santosa Kos Produksi Jumlah Rp Kos Bahan Baku 1.050.050.000 Kos Tenaga Kerja Langsung 143.640.000 Kos Overhead Pabrik Dibebankan 252.269.880 Selisih Lebih Dibebankan 13.869.880 Total Kos Produksi 1.432.090.000 Jumlah Produksi meter 270.000 Kos Produksi per Meter 5.304 Sumber : Data Sekunder Diolah Tabel II.11 menunjukkan bahwa besarnya kos produksi pesanan kain grey 84x8240x40 lebar 1,3 meter dan panjang 270.000 meter adalah sebesar Rp 1.432.090.000,00 atau sebesar Rp 5.304,00 untuk setiap meternya. f. Kartu Kos Pesanan Job Order Cost Sheet Kartu kos pesanan merupakan catatan penting dalam penggunaan metode kos pesanan. Kartu kos pesanan ini berguna untuk mengumpulkan kos-kos yang terjadi selama proses produksi untuk setiap pesanan yang diterima. Keseluruhan kos produksi yang terjadi harus sudah tercatat secara rinci dalam kartu kos pesanan tersebut. PT Kusumahadi Santosa belum menggunakan kartu kos pesanan tetapi hanya dicatat dalam buku biasa. Penulis mengusulkan kartu kos pesan yang dapat dilihat sebagai berikut. PT Kusumahadi Santosa Karanganyar Kartu Kos Pesanan No. Pesanan : C-101 Pemesan : PT X Jenis Produk : Kain Grey 84x8240x40 Sifat Pemesanan : Segera Tgl Pesanan : 2 Maret 2010 Jumlah : 270.000 meter Tgl Selesai : 22 Maret 2010 Tgl Ket Jumlah Rp Tgl No. Kartu Jam Kerja Jumlah Rp Tgl Dasar Tarif Jumlah Rp 23 40 S 1.050.050.000 23 143.640.000 23 Dept.Produksi: 6 63.003.000 KOP dibebankan berdasarkan Kos Bahan Baku. Dept.pembantu: Rp591.459 189.266.880 KOP berdasarkan jam mesin. Jumlah jam mesin: 320. Selisih lebih KOP 13.869.880 dibebankan. Jumlah 1.050.050.000 Jumlah 143.640.000 Jumlah 238.400.000 Total Kos Produksi 1.432.090.000 Total Kos Produksi: Kos Bahan Baku : Rp 1.050.050.000 Kos Tenaga Kerja : Rp 143.640.000 Kos Overhead Pabrik : Rp 238.400.000 Jumlah Kos Produk : Rp 1.432.090.000 Jumlah Produksi : 270.000 m Kos Produksi per meter : Rp 5.304 Gambar II.2 Kartu Kos Pesanan Kain Grey 84x8240x40 lebar 1,3 m dan panjang 270.000 m

3. Perbandingan Penghitungan Kos Produksi

Menurut Perusahaan dan Penulis Setelah mengetahui cara penentuan kos produksi yang dilakukan oleh PT Kusumahadi Santosa dan cara penentuan kos produksi yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan tarif kos overhead pabrik yang terlebih dahulu menentukan taksiran kos overhead pabrik. Berikut ini adalah perbandingan penghitungan kos produksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan penulis. Tabel II.12 Pebandingan Penghitungan Kos Produksi Pesanan Kain Grey 84x8240x40 Pesanan Kain Grey Rp Selisih Keterangan Perusahaan Penulis Rp Bahan Baku 1.050.050.000 1.050.050.000 - TKL 148.680.000 143.640.000 5.040.000 KOP Dibebankan 225.100.000 252.269.880 2.716.988 Total Kos Produksi 1.423.830.000 1.445.959.880 22.129.880 Jumlah Pesanan meter 270.000 270.000 Kos Produksi per meter 5.273 5.355 82 Sumber : Data Sekunder Diolah Tabel II.14 menunjukkan bahwa terdapat selisih penghitungan kos produksi untuk pesanan kain grey 84x8240x40 lebar 1,3 meter dan panjang 270.000 meter sebesar Rp 22.129.880,00, yang artinya terdapat selisih kos produksi per meternya sebesar Rp 82,00.

BAB III TEMUAN

Penyajian data dan pembahasan yang telah dilakukan dan dipaparkan pada Bab II menghasilkan beberapa temuan yang dapat dikategorikan sebagai kelebihan dan kelemahan. Penulis menilai masalah penentuan kos produksi kain grey pada PT Kusumahadi Santosa sebagai berikut.

A. Kelebihan

Dari hasil penyajian data dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa kelebihan dalam penentuan kos produksi barang dengan metode job order costing yang dilakukan oleh PT Kusumahadi Santosa adalah sebagai berikut. 1. PT Kusumahadi Santosa telah mengumpulkan dan mengklasifikasikan kos produksi ke dalam kos bahan baku, kos tenaga kerja langsung dan kos overhead pabrik dengan tujuan untuk menghitung kos produksi barang pada tiap pesanan yang diterima dari pembeli. 2. Penghitungan kos bahan baku yang dilakukan oleh PT Kusumahadi Santosa sudah tepat yakni dengan cara mengalikan jumlah kuantitas bahan baku yang digunakan selama proses produksi dengan harga per satuan bahan baku. 3. PT Kusumahadi Santosa telah melakukan penghitungan kos produksi barang untuk job yang dikerjakan, yaitu untuk pesanan kain grey 84x8240x40 dan menggunakan kos produksi tersebut sebagai dasar dalam penetapan harga jual atau harga pesanan yang diterima oleh perusahaan.

B. Kelemahan

Penghitungan kos produksi barang yang dilakukan oleh PT Kusumhadi Santosa selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan. Kelemahan dalam menentukan kos produksi barang adalah sebagai berikut. 1. Penghitungan kos tenaga kerja langsung yang dilakukan oleh PT Kusumahadi Santosa sebenarnya sudah tepat yaitu dengan mengalikan jumlah tenaga kerja dengan jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pesanan kemudian dikalikan dengan tarif upah per hari tenaga kerja, akan tetapi perusahaan membebankan kos tenaga kerja pengawas monitor dan pengawas umum ke dalam kos tenaga kerja langsung. Menurut teori yang didapat penulis seharusnya kos tenaga kerja pengawas monitor dan pengawas umum dibebankan ke dalam kos tenaga kerja tidak langsung dan menambah kos overhead pabrik. Hal ini dikarenakan selama proses produksi berlangsung tenaga kerja pengawas monitor dan pengawas umum tidak telibat secara langsung dengan proses produksi yang hanya bertugas mengawasi, sehingga proses produksi akan tetap berlangsung jika pengawas monitor dan pengawas umum tidak hadir. Selain itu, gaji tenaga kerja tersebut dibayar setiap bulan sekali tetap, jadi tenaga kerja tersebut dalam setiap harinya melakukan atau tidak melakukan proses produksi akan mendapatkan gaji yang sama setiap bulannya. 2. PT Kusumahadi Santosa memiliki dua departemen dalam proses produksi pesanan diterima, yaitu departemen weaving sebagai departemen produksi dan departemen listrik sebagai departemen pembantu. Cara yang dilakukan oleh perusahaan kurang tepat, karena pembebanan kos overhead pabrik hanya dilakukan dalam satu departemen saja. Oleh karena itu, masing-masng departemen harus menghitung tarif kos overhead pabrik yang tepat. 3. PT Kusumahadi Santosa melakukan penghitungan kos overhead pabriknya dengan menggunakan kos overhead pabrik sesungguhnya untuk pesanan yang dikerjakan. Cara penghitungan kos overhead pabrik dilakukan oleh PT Kusumahadi Santosa tersebut kurang tepat, karena untuk menentukan kos overhead pabrik yang dibutuhkan tidak hanya berupa bahan penolong dan tenaga kerja tidak langsung tetapi juga dibutuhkan unsur- unsur kos overhead pabrik yang lain seperti, kos air pabrik, kos telepon pabrik, dan kos depresiasi aktiva tetap. 4. PT Kusumahadi Santosa belum menyusun taksiran kos overhead pabrik dan taksiran dasar pembebanan kos overhead pabrik untuk satu periode tertentu. Taksiran kos overhead pabrik selanjutnya akan digunakan untuk menentukan tarif kos overhead pabrik yang ditentukan di muka. 5. PT Kusumahadi Santosa belum menggunakan kartu pesanan untuk tiap pesanan yang telah selesai dikerjakan.