Taksiran jam kerja mesin
8. Departemenlisasi Kos
Overhead
Pabrik
Setelah penentuan tarif kos
overhead
pabrik pada departemen produksi adalah mengalokasikan kos
overhead
pabrik departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati jasa dari departemen
pembantu Mulyadi, 2009: 226. PT Kusumahadi Santosa memiliki dua departemen produksi, yaitu
departemen
weaving
dan departemen
printing
. Dalam penelitian ini, penulis terbatas pada satu departemen saja yaitu departemen
weaving
karena kebijakan perusahaan yang memperbolehkan penelitian hanya pada departemen tersebut. Pada departemen
weaving
ditunjang departemen pembantu yaitu departemen listrik. Pembentukan departemen
listrik ini menyebabkan kos listrik di departemen
weaving
tidak ada, sehingga kos
overhead
pabrik di departemen
weaving
berkurang.
9. Kartu Kos Pesanan
Kartu kos pesanan merupakan catatan penting dalam metode kos pesanan
job order costing.
Kartu kos pesanan ini berfungsi sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan kos produksi
tiap pesanan produk. Kos produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara terperinci di dalam kartu kos pesanan yang bersangkutan
Mulyadi, 2009: 44.
1
Gambar II.1 Bagan Alir Buku Besar
Kas Bank Persediaan BB BP Barang Dalam Proses Barang Jadi
Rp xxx a Rp xxx Rp xxx d Rp xxx Rp xxx g Rp xxx Rp xxx b Rp xxx e Rp xxx
f Rp xxx
Utang Dagang Gaji Upah Rp xxx c Rp xxx Rp xxx
Utang Biaya KOP Sesungguhnya KOP Dibebankan Rp xxx i Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx
j Rp xxx h k Rp xxx l
Selisih KOP Kos Penjualan Rp xxx Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Keterangan: a.
Pencatatan pada saat terjadinya transaksi pembelian secara tunai. b.
Pencatatan pada saat terjadinya transaksi pembelian secara kredit. c.
Pencatatan pada saat pembayaran gaji dan upah. d.
Pencatatan secara
perpetual
pada saat persediaan bahan baku dimasukkan ke dalam proses atas dasar kuitansi permintaan bahan
baku. e.
Pencatatan secara
perpetual
pada saat pemakaian tenaga kerja atas dasar kartu jam pekerjaan.
f. Pencatatan kos
overhead
pabrik yang dibebankan. g.
Pencatatan secara
perpetual
pada saat satu angkatan produksi selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi.
h. Dicatat secara
perpetual
pada saat penjualan. i.
Pencatatan secara
perpetual
untuk setiap biaya yang dikeluarkan secara tunai.
j. Pencatatan
secara
perpetual
utang dagang
pada KOP
Sesungguhnya. k.
Pencatatan secara
perpetual
utang biaya
pada KOP
Sesungguhnya. l.
Pencatatan saat terjadinya selisih dari pembandingan dari KOP Dibebankan dengan KOP Sesungguhnya, kemudian selisih KOP
tersebut ditutup pada kos penjualan.