Evaluasi Mutu Proses Pengendalian Mutu

commit to user 26 pada Tabel 4.2. Sebagai perbandingan kualitas gula yang digunakan dalam pembuatan selai terung belanda sudah sesuai dengan persyaratan gula yang baik menurut Menik 2009. Tabel 4.2. Hasil Pengujian Organoleptik Gula Pasir dalam Proses Pembuatan Selai Terung Belanda No. Uji Organoleptik Hasil Uji Persyaratan Menik, 2009 1. 2. 3. 4. 5. Warna Bentuk butiran Keadaan Rasa Benda asing Putih Tidak menggumpal Kering Manis Tidak ada Warna putihterang Butirannya tidak menggumpal terpisah Kering Rasanya manis Bebas dari kotoran Selain itu dalam pembuatan selai terung belanda menggunakan pepaya. Pepaya yang digunakan adalah pepaya mengkal. Pepaya mengkal digunakan sebagai pengganti pektin yang dapat berfungsi mengentalkan selai. Pembentukan jell terbaik dicapai jika menggunakan pektin yang gugus metoksilnya sekitar 8 John de, 1997. Kandungan pektin pada pepaya sebesar 7,82, mendekati kualitas pektin terbaik Kalie, 1999. Hasil evaluasi mutu pepaya yang digunakan dalam proses pembuatan selai terung belanda dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil Pengujian Organoleptik Pepaya yang Digunakan dalam Proses Pembuatan Selai Terung Belanda No. Uji Organoleptik Hasil Uji 1. 2. 3. 4. 5. Kematangan Kenampakan Kebersihan Aroma Warna Mengkal setengah matang Utuh, segar Terdapat kotoran Bau pepaya Hijau muda mendekati orange

2. Evaluasi Mutu Proses

Evaluasi proses dimaksudkan untuk mengevaluasi proses yang berlangsung pada pembuatan selai terung belanda dan dibandingkan dengan persyaratan pembuatan selai secara umum. Evaluasi mutu proses pembuatan dapat dilihat pada Tabel 4.4. commit to user 27 Tabel 4.4. Hasil Evaluasi Mutu Proses Pembuatan Selai Terung Belanda Proses pembuatan selai terung belanda Hasil Pengamatan Proses Pembuatan selai secara umum Persyaratan - Penerimaan bahan baku - Bahan baku diterima langsung dari petani - - Bahan baku yang diterima harus sesuai kriteria bebas dari cemaran kimia, fisik, dan biologi - Sortasi bahan baku - Terung jenis merah, utuh, keras - - Bahan baku dan tidak baik yang busuk tidak dipakai - Pencucian - Bersih - Pencucian - Dicuci dalam air mengalir sampai bersih, bebas dari kotoran. - Blanching - Selama 4 menit pada suhu 82-93 C - - Waktu yang digunakan harus tepat air yang digunakan harus mendidih - Pengupasan - Dilakukan manual dengan pisau stainless stell - Pengupasan dan Pemotongan kecil-kecil, - Pemotongan buah hanya untuk buah yang besar ukurannya dipotong seukuran 3-5 cm. - Pemblenderan - Waktunya 4-5 menit agar tidak benar-benar hancur bijinya - Pemblender an - Pemblenderan sampai menjadi bubur buah - Penyaringan - Dengan kain saring dan diperas 12 mesh - - Tidak ada biji buah yang lolos data penyaringan - Pencampuran dan penambahan gula, asam sitrat dan pepaya - Bahan tambahan semua dicampurkan jadi satu - - Pencampuran dilakukan rata tercampur secara homogen - Pemanasan pemasakan - Dimasak hingga terbentuk gelembunggel yang terdapat di sendok, pemanasan di api kecil, selama 24 menit, sambil diaduk secara kontinyu - Pemasakan pemanasan sesaat penambahan gula, pektin dan asam sitrat - Pemasakan dilakukan sambil mengaduk secara kontinyu, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Pemanasan sampai titik didih 100 C-105 C atau tergantung perbandingan buah. Pemanasan diakhiri apabila padatan terlarut 65-68 - Pemasukan dalam kemasan - Masih dalam kondisi panas dan segera ditutup rapat. Sebelumnya pengemas distrerilisasi dahulu dalam air mendidih - Pengemasan - Dilakukan secara cepat dan pengemas harus disterilisasi baik dengan hot filling ataupun sterilisasi - Pasteurisasi - Dilakukan pasteurisasi pada suhu 85-90 C pada produk selai yang sudah dikemas pada air panas selama 30 menit - - Dilakukan dengan suhu 85- 90 C dengan waktu 30 menit - Sterilisasi botol jar - Direbus pada air panas sampai mendidih - Sterilisasi pengemas - Dilakukan sampai selai matang, mempertahankan suhu dengan api kecil commit to user 28 Dilihat dari Tabel 4.4. hasil evaluasi mutu proses pengolahan selai terung belanda terjadi perbedaan proses dibanding dengan proses pengolahan selai secara umum namun secara garis besar prosesnya sama. Perbedaan pengolahan terutama terjadi pada proses pemotongan buah, penyaringan, blanching, pasteurisasi dan proses penambahan gula pektin dan asam sitrat. Dalam pembuatan selai terung belanda dilakukan proses blanching untuk melunakkan tekstur terung belanda, mematikan mikroba, selain itu juga bertujuan untuk mempermudah dikupas kulitnya. Buah terung belanda tidak perlu dipotong-potong karena buah terung belanda berukuran kecil selain itu pada proses blanching juga dapat membuat buah menjadi sedikit melunak. Proses penyaringan dilakukan untuk memisahkan biji buah dari bubur buah terung belanda. Proses penambahan gula, pektin, dan asam sitrat dilakukan sebelum proses pemanasan jadi bahan dicampurkan dalam bubur buah baru dipanaskan. Sedangkan pada proses pembuatan selai secara umum terdapat proses pemotongan buah, tidak disaring, tidak ada proses blanching dan pada proses penambahan gula, pektin, dan asam sitrat dilakukan sesaat setelah pemanasan dilakukan. Secara umum proses pembuatan selai tidak melalui proses pasteurisasi, proses pasteurisasi dilakukan pada suhu 85-90 C selama 30 menit. Proses ini untuk menginaktifkan mikroba yang ada diproduk akhir selain itu juga dapat memperpanjang umur simpan. Sterilisasi botol jar dilakukan sebelum botol jar digunakan untuk mengemas produk selai terung belanda yang telah jadi.

3. Evaluasi Mutu Produk Akhir