23 Linn. as Biosorbent of Copper in Textile Industry Wastewater2012.Berdasarkan
penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa kulit pisang dan batang pisang potensial untuk dijadikan adsorben Cu pada air limbah industri tekstil.daya
adsorpsi Cu batang pisang mencapai 23-89 dan 25-59 pada kulit pisang. Daya adsorpsi optimum dicapai pada biosorbent yang diaktivasi dengan formalin pada
pH 4, ukuran partikel 30 mesh dan waktu kontaknya 12 jam. Pada kondisi tersebut biosorben mampu mengadsorpsi hingga 19,7 mg.Pada penelitian inidibandingkan
antara adsorben yang diaktivasi dengan formalin dan NaOH. Ternyata hasil adsorpsi adsorben yang diaktivasi menggunakan formalin lebih baik.Hal ini
karena secara alami formalin menghasilkan gugus karboksil yang memiliki keasaman daripada NaOH,sehingga memiliki muatan yang lebih negatif pada
gugus asamnya akibatnya interaksi antara kation logam dalam larutan lebih mudah.
C. KERANGKA BERPIKIR
Berkembangnya sentra industri kecil kerajinan logam yang ada di Kotagede menimbulkan masalah baru yaitu limbah dari industri yang mencemari
lingkungan.Dilaporkan Haryono,air limbah di Industri logam Kotagede Yogyakarta kebanyakan dibuang di sekitar tempat bekerja atau dibuang langsung
ke selokan menuju sungai besarNovita S., Bardi M., dan Sunarto, 2015. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan dalam permasalahan limbah yang mudah,
efektif dan efisien untuk diaplikasikan pada industri kecil tersebut.Salah satu
24 metode pengolahan limbah cair industri adalah adsorpsi.Metode adsorpsi ini
aman, tidak menimbulkan efek samping dan tidak membahayakan kesehatan. Penelitian ini menggunakan kulit salak sebagai adsorben.Kulit salak
dipilih karena mudah diperoleh dan mengandung selulosa yang berpotensi digunakan sebagai adsorben karena adanya gugus OH yang dapat berinteraksi
dengan adsorbat. Proses ini diharapkan mampu mengadsorpsi ion tembagaII dalam limbah. Untuk meningkatkan daya adsorpsinya, kulit salak dipreparasi
dengan NaOH untuk menghilangkan lignin dan pengotor-pengotornya.Kemudian kulit salak diaktivasi dengan H
2
SO
4
untuk mengaktifkan gugus karboksil pada adsorben.
Penelitian dilakukan dengan metode adsorpsi dengan memvariasi waktu kontak, konsentrasi awal ion CuIIdan tanpa pengaturan pH. Karakterisasi
adsorben dengan FTIR, kandungan ion CuII dalam sampel dianalisis dengan menggunakan SSA.Daya adsoprsi ditentukan dengan membandingkan konsentrasi
sebelum dan sesudah adsorpsi.
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah adsorben dari kulit salak. 2.
Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi tembaga oleh adsorben dari kulit salak.
B. VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah waktu kontak limbah dengan adsorben, suhu, dan konsentrasi awal iontembagaII.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar ion tembagaII sebelum dan sesudah adsorpsi.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat:
SSA, FTIR, timbangan analitik, termometer, stopwatch, kertas saring, oven, vacum buchner, magnetic stirer, pH meter.