6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. DESKRIPSI TEORI
1. Kulit Salak
Salak Salaca edulis adalah tanaman asli Indonesia, termasuk famili Palmae serumpun dengan kelapa, kelapa sawit, aren enau, palem, pakis yang bercabang
rendah dan tegak Adhitama G. P. dan Deny W., 2007. Buah Salak terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit luar, kulit dalam, daging buah dan biji.Buah salak dikenal
juga sebagai snakefruit karena kulit buahnya yang menyerupai kulit ular.
Gambar 1. Pohon Salak Klasifikasi salak pondoh menurut Siti Rochani 2007: 10-11 adalah sebagai
berikut : Divisio
: Spermatophyta Kelas
: Angiospermae Sub Kelas
: Monocotuledone
7 Ordo
: Lilifrore Familio
: Palmae pinang-pinangan Genus
:Salaca Species
: Salaca edulis Salak
termasuk dalam
angiospermae yaitu
tumbuhan berbiji
tertutup.Tumbuhan biji tertutup adalah tumbuhan yang memiliki struktur dinding sel yang kaku yang tersusun dari senyawa selulosa Aji B.K. dan Kurniawan F.,
2012.Selulosa adalah komponen struktur utama pada dinding sel tumbuhan dan unsur yang paling berlimpah, termasuk juga dalam kulit salak.
Selulosa merupakan karbohidrat yang tersimpan pada sel tanaman, terbentuk dari polisakarida yg terdiri dari 1,4-poli-glukosa dengan berat molekul yang
sangat besar yaitu 2.000 – 3.000 glukosa.Menurut Rizky 2012, struktur kimia
inilah yang membuat selulosa bersifat kristalin dan tidak mudah larut, sehingga tidak mudah didegradasi secara kimia maupun mekanis. Semakin panjang suatu
rangkaian selulosa, maka akan lebih kuat seratnya terhadap pengaruh bahan kimia, cahaya dan mikroorganisme. Unit ulangan dari polimer selulosa terikat
melalui ikatan glikosida yang mengakibatkan struktur selulosa linier.Keteraturan struktur tersebut menimbulkan ikatan hidrogen secara intra dan intermolekuler
Meri Suhartini, 2012.Berikut ini adalah struktur selulosa:
Gambar 2. Struktur Selulosa sumber: Rizky, 2012
8 Selulosa
mempunyai kemampuan
untuk mengadsorpsi
logam berat.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan telah diketahui bahwa kayu dan
komponennya, seperti selulosa, lignin, hemiselulosa, dan sebagainya, telah digunakan dalam industri penjernihan air untuk menghilangkan logam berat
seperti CuII, PbII, CdII, CrIII dan sebagainya Afrizal, 2008. Hal ini dikarenakan selulosa memiliki gugus hidroksil yang dapat berinteraksi dengan
logam berat.Menurut Sukarta, bahan-bahan yang mempunyai gugus hidroksil - OH dapat dipakai untuk mengadsorpsi ion-ion logam berat Gita L., Mirza H.,
Purwanto D.E.A., 2012.Indah N. dan Joko S. 2013 juga melaporkan dengan adanya gugus
–OH pada selulosa menyebabkan sifat polar pada adsorben tersebut, sehingga selulosa akan cenderung lebih kuat mengadsorp zat yang bersifat polar
seperti logam.Menurut Martell dan Hancock, adsorpsi dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu;
a. Mekanisme pemerangkapan
b. Mekanisme pertukaran ion
c. Pembentukan ikatan hidrogen
d. Pembentukan kompleks
Jundu R., 2012 Mekanisme jerapan antara gugus-OH pada permukaan adsorben dengan ion logam
bermuatan positif kation adalah sebagai berikut ;
Gambar 3. Mekanisme Adsorpsi sumber : Yantri, 1998
9 Mekanisme tersebut adalah mekanisme pertukaran ion, dimana M
+
dan M
2+
adalah ion logam, -OH adalah gugus hidroksil dan Y adalah matriks tempat gugus –OH terikat. Interaksi antara gugus –OH dengan ion logam juga memungkinkan
melalui mekanisme pembentukan kompleks koordinasi karena atom oksigen O pada gugus OH
-
mempunyai pasangan elektron bebas, sedangkan ion logam mempunyai orbital d kosong. Pasangan elektron bebas tersebut akan menempati
orbital kosong yang dimiliki oleh ion logam sehingga terbentuk suatu senyawa atau ion kompleks Indah N. dan Joko S., 2013. Oleh karena itu, kulit salak yang
mengandung selulosa berpotensi sebagai adsorben logam berat.
2. Tembaga