Latar Belakang Masalah Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar Dengan Mengunakan Metode Backward Chaining Untuk Menentukan Interaksi Obat Meloksikam Dengan Obat Penyakit Lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya: bisnis, farmasi, kedokteran, pendidikan, dan sebagainya. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar dapat membantu kerja manusia. Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Intelligence AI yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar. Seorang pakar adalah orang yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya. Salah satu implementasi sistem pakar yang dapat diterapkan dalam bidang farmasi yaitu untuk menentukan interaksi obat-obatan. Obat-obatan sudah menjadi suatu kebutuhan masyarakat yang paling sering dikonsumsi baik secara bebas ataupun berdasarkan resep dokter. Obat AINS Anti Inflamasi Non Steroid, yaitu merupakan kelompok obat untuk mendapatkan efek analgetika, antipiretika, dan anti-inflamasi. OAINS merupakan pengobatan dasar untuk mengatasi peradangan-peradangan di dalam dan sekitar sendi seperti lumbago, artralgia, osteoartritis, artritisreumatoid, dan goutartritis. Sehingga secara pengenalan masyarakat awam, OAINS merupakan obat anti nyeri rematik. Salah satu obat AINS yang banyak diresepkan oleh dokter adalah meloksikam, yaitu salah satu obat AINS yang merupakan golongan derivat oksikam. Merupakan salah satu obat AINS dosis tinggi yang memiliki waktu paruh dalam plasma darah lebih dari 45 jam. Universitas Sumatera Utara Kurangnya pengetahuan dokter mengenai komposisi obat dan interaksinya dengan obat lain dalam penentuan pemberian obat kepada pasien dapat menimbulkan efek yang buruk dalam tubuh pasien bila pemberian obat tidak tepat. Sering terjadinya kasus penyalahan pemberian obat kepada pasien mengakibatkan kondisi si pasien yang semakin buruk. Salah satu artikel yang dibuat oleh Ramadhitya Putera, Alumnus Farmasi Universitas Padjadjaran yang berjudul Pemberian Obat Sesuai dengan Kondisi Pasien mengatakan bahwa, ”Ada praktik pengobatan yang umum terjadi saat ini, dokter akan memilihkan obat untuk pasien setelah mendengarkan keluhan pasien dan melakukan diagnosis. Namun pemberian obat secara konvensional ini belum tentu tepat, sebab ternyata setiap orang mempunyai variasi susunan genetik dan dapat memberikan reaksi berbeda terhadap obat yang sama.” Dan menurut dr. Heru Sundaru, Sp. PD,KAI, Spesialis Alergi dan Imunologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, yang tertulis pada sebuah tabloid mengatakan, ”Alergi obat dapat terjadi pada siapa saja. Waktunya pun tak bisa ditentukan. Secara medis, yang disebut alergi obat adalah reaksi antara zat asing termasuk obat dan makanan dengan zat anti dalam badan kita. Reaksi ini terjadi pada seseorang secara berlebihan. Sementara pada sebagian besar orang lain tidak apa-apa, karena itu seorang dokter tidak bisa sembarangan memberikan obat. Selain itu, perlu adanya kontrol dari apoteker setiap apotek dalam melihat pemberian obat yang diresepkan oleh dokter kepada pasien yang membeli obat agar obat yang diberikan benar-benar memberikan dampak penyembuhan kepada pasien. Melihat permasalahan tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk membuat aplikasi sistem pakar untuk membandingkan interaksi obat AINS, khususnya meloksikam dengan obat-obatan dari jenis penyakit lainnya apabila dikonsumsi bersamaan terhadap tubuh.

1.2 Rumusan Masalah