Sedangkan kontra indikasinya, bagi penderita yang hipersensitif terhadap captopril atau penghambat ACE lainnya misalnya pasien mengalami angioedema selama
pengobatan dengan penghambat ACE lainnya.
Captopril memiliki efek samping bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang terlalu lama ataupun dikonsumsi oleh penderita dengan gangguan penyakit lainnya
yaitu captopril menimbulkan proteinuria lebih dari 1 g sehari pada 0,5 penderita dan pada 1,2 penderita dengan penyakit ginjal. Efek samping ini terutama terjadi pada
penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Neutropenia ini muncul dalam 1 - 3 bulan pengobatan, pengobatan agar dihentikan sebelum penderita terkena penyakit infeksi.
Pada penderita dengan resiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan, setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan secara periodik.
Pada penderita yang mengalami tanda-tanda infeksi akut demam, faringitis pemberian captopril harus segera dihentikan karena merupakan petunjuk adanya
neutropenia.
Retensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal, sehingga perlu diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan pemberiannya
harus dilakukan dengan hati-hati.
2.6 Warfarin
Warfarin adalah anti koagulan oral yang mempengaruhi sintesa vitamin K-yang berperan dalam pembekuan darah. Ia bekerja di hati dengan menghambat karboksilasi
vitamin K dari protein prekursomya. Efek anti koagulan dari warfarin membutuhkan waktu beberapa hari karena efeknya terhadap faktor pembekuan darah yang baru
dibentuk bukan terhadap faktor yang sudah ada disirkulasi.
Warfarin tidak mempunyai efek langsung terhadap trombus yang sudah terbentuk, tetapi dapat mencegah perluasan trombus. Warfarin telah terbukti efektif
untuk pencegahan stroke kardioembolik. Karena meningkatnya resiko pendarahan, penderita yang diberi warfarin harus dimonitor waktu protrombinnya secara berkala.
Universitas Sumatera Utara
Indikasi dari warfarin adalah untuk profilaksis dan pengobatan komplikasi tromboembolik yang dihubungkan dengan fibrilasi atrium dan penggantian katup
jantung.
Kontraindikasi dari warfarin adalah semua keadaan di mana resiko terjadinya perdarahan lebih besar dari keuntungan yang diperoleh dari efek anti koagulannya,
termasuk pada kehamilan, kecenderungan perdarahan atau blood dyscrasias. Selain itu efek samping dari obat ini dapat menyebabkan pendarahan dari jaringan atau organ,
nekrosis kulit dan jaringan lain, alopesia, urtikaria, dermatitis, demam, mual, diare, kram perut, hipersensitivitas dan priapismus.
2.7 Digoxin
Digoxin diperoleh dari daun tumbuhan digitalis daun-daunan yang dipakai sebagai obat memperkuat jantung. Digoxin membantu membuat detak jantung lebih kuat dan
dengan irama yang lebih teratur. Digoxin memiliki indikasi untuk mengobati gagal jantung kongestif, juga digunakan untuk mengobati fibrilasi atrial, gangguan irama
jantung pada atrium serambi bagian atas jantung yang membiarkan darah mengalir ke jantung.
Efek Samping dari penggunaan obat ini biasanya dalam kaitan dengan keracunan Digoxin atau kelebihan dosis dan biasanya Digoxin dapat diterima dengan
baik apabila diberikan sesuai dengan dosis yang direkomendasikan untuk gagal jantung kongestif. Tanda – tanda keracunan Digoxin antara lain, yaitu anoreksia,
diare, dan sakit di bagian perut biasanya merupakan tanda-tanda pertama dari keracunan Digoxin. Tanda-tanda lain dari keracunan Digoxin yaitu sakit kepala,
kelelahan, sakit di bagian wajah, kelemahan, kepeningan, kebingungan mental, gangguan penglihatan mengaburkan penglihatan, gangguan warna, racun dapat
menyebabkan efek yang serius memperburuk gagal jantung. Selain itu dapat menimbulkan reaksi hipersensitif yang agak jarang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
2.8 Aspirin