16 merupakan
pembelajaran bermakna
yang memungkinkan siswa menerapkan konsep-konsep IPA
dan berpikir tingkat tinggi dan memungkinkan mendorong siswa peduli dan tanggap terhadap
lingkungan dan budayanya.
Guru dalam pembelajaran IPA hendaknya dapat merancang dan mempersiapkan suatu pembelajaran
dengan memotivasi awal sehingga dapat menimbulkan suatu pertanyaan. Dengan begitu, guru yang bertugas
dapat
mendorong, membimbing
dan menilai
kemampuan berpikir siswa dalam melaksanakan pembelajaran
berdasarkan inkuari.
Ciri utama
pembelajaran IPA adalah dimulai dengan pertanyaan atau masalah dilanjutkan dengan arahan guru
menggali informasi,
mengkonfirmasikan dengan
pengetahuan yang sudah dimiliki dan mengarahkan pada tujuan apa yang belum dan harus diketahui. Jadi
terlihat bahwa siswa akan dapat menemukan sendiri jawaban dari masalah atau pertanyaan yang timbul
diawal pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh diharapkan
tidak dengan
jalan mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dengan jalan
menemukan dan menggeneralisasi sendiri sebagai hasil kemandiriannya. Dengan begitu, untuk pembelajaran
IPA hendaknya dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya heterogen, untuk dapat bekerja
sama, saling berinteraksi dan mendiskusikan hasil secara bersama sama, saling menghargai pendapat
teman, sampai dapat memutuskan kesimpulan yang disepakati bersama.
2.3 Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
IPA
Tugas guru dalam profesinya menyatakan bahwa guru sebagai pendidik dan sebagai pengajar.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mengisyaratkan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
17 mendidik,
mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Peran
guru diantaranya adalah:
1. Guru Sebagai Demonstrator, melalui perannya sebagai
demonstrator atau
pengajar, guru
hendaknya nantiasa mengembangkan dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang
dimilikinya kerena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Guru Sebagai Pengelola Kelas, dalam perannya sebagai pengelola kelas learning manager, guru
hendaknya mampu
mengelola kelas
sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari
lingkungan sekolah
yang perlu
diorganisasi. lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-
kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik ialah yan
bersifat menantang dan merangsang siswa unuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan
dalam mencapai tujuan. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan menggunakan fasilitas
kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar
agar mencapai
hasil yang
baik. Sedangkan
tujuan khususnya
adalah mengembangkan
kemampuan siswa
dalam menggunakan
alat-alat belajar,
menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar
dan belajar,
serta membantu
siswa untuk
memperoleh hasil yang diarapkan. 3. Guru Sebagai Mediator, sebagai mediator guru
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena
media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk
lebih mengefektifkan
proses belajar
mengajar.
18 4. Guru Sebagai Fasilitator, sebagai fasilitator guru
hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang beguna serta dapat menujang pencapaian
tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku, teks, majalah ataupun
surat kabar.
5. Guru Sebagai Evaluator, untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar dikatakan berhasil
dan guru mampu mengoreksi selama proses belajar mengajar yang masih perlu untuk diperbaiki atau
dipertahankan.
2.4 Konsep Profesionalisme Guru