18 4. Guru Sebagai Fasilitator, sebagai fasilitator guru
hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang beguna serta dapat menujang pencapaian
tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku, teks, majalah ataupun
surat kabar.
5. Guru Sebagai Evaluator, untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar dikatakan berhasil
dan guru mampu mengoreksi selama proses belajar mengajar yang masih perlu untuk diperbaiki atau
dipertahankan.
2.4 Konsep Profesionalisme Guru
Su’ud 2000 dalam Sutarmanto 2013: 20 guru merupakan
”The front liner”nya berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan nasional. sehingga guru
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan upaya peningkatan mutu dan inovasi
pembelajaran
di sekolah.
Keberhasilan mutu
pendidikan di sekolah tentunya didapatkan dari seorang guru profesional.
Cully 1999: 130 dalam Mulyasa 2013: 27 menjelaskan profesi sebagai a vocation in which
professional knowledge of some departement a learning science is used in its application to the other or in the
pratice of an art found it. Makna dari ungkapan tersebut adalah
bahwa suatu
pekerjaan profesional
menggunakan teknik dan prosedur yang bertumpu pada landasan intelektual, yang secara sengaja harus
dipelajari dan kemudian secara langsung dapat diabadikan bagi kemaslahatan masyarakat. Muhson
2004:
2 menyatakan
bahwa profesionalisme
merupakan paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang yang
profesional memiliki profesi. Sehingga guru profesional adalah guru yang benar-benar ahli di bidangnya dan
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sekaligus
19 memiliki kompetensi dan komitmen yang tinggi dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen Bab 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih,
menilai, dan
mengevaluasi peserta
didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan
pendidikan menengah.
Sementara itu, tugas pendidik merupakan tenaga profesional sebagaimana disebutkan dalam Pasal 39
ayat 2 Undang-Undang No. 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Hal ini berarti bahwa selain mengajar atau proses pembelajaran, guru juga
mempunyai
tugas melaksanakan
pembimbingan maupun pelatihan pelatihan bahkan perlu melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Mulyasa 2013: 27 menjelaskan berdasarkan
tugas, fungsi dan tanggung jawabnya, guru dalam pekerjaan dan jabatanya dituntut untuk memiliki
persyaratan sebagai berikut:
1. Keterampilan yang berlandaskan filosifis, psikologis dan sosiologis;
2. Keahlian tertentu sesuai dengan bidang profesi yang ditekuninya, serta senantiasa berusaha untuk
meningkatkannya sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat;
3. Pendidikan yang
memadai, sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni; 4. Kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari
pekerjaan yang dilaksanakan, serta memerhatikan perkembangan dunia usaha dan industri;
20 5. Pengembangan
karier sejalan
dengan perkembangan masyarakat, dunia usaha, serta
dinamika kehidupan yang terjadi di masyarakat.
2.5 Manajemen Kepala Sekolah