Teori belajar David Ausubel Teori belajar Piaget

10 Berdasarkan pendapat diatas dapat diartikan bahwa proses belajar mengajar IPA yang baik akan mendukung penyelenggaraan pendidikan sekolah. Pandangan tentang teori belajar yang berkaitan dengan pembelajaran IPA akan dijelaskan teori belajar aliran psikologi tingkah laku David Ausubel dan teori belajar aliran psikologi kognitif dari Piaget.

2.1.1 Teori belajar David Ausubel

Hal yang sangat penting diketahui oleh guru pada awal pembelajaran adalah apa yang diketahui oleh setiap peserta didik. Peserta didik memerlukan bimbingan, agar dapat belajar dengan efektif. Menurut Suherman et al. 2003: 32 teori Ausubel dikenal dengan belajar bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai menghapal. Ausubel mengemukakan pendapat bahwa belajar bermakna adalah suatu proses belajar yang menghubungkan informasi baru dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Belajar bermakna terjadi bila pelajar mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Ini terjadi melalui belajar konsep dan pemahaman konsep yang telah ada yang akan mengakibatkan perubahan struktur konsep yang telah dimiliki. Teori belajar bermakna Ausubel menekankan pentingnya pelajar mengasosiasikan pengalaman, fenomena dan fakta-fakta baru ke dalam sistem pengertian yang telah dimiliki, keduanya menekankan pentingnya asimilasi baru ke dalam konsep atau pengertian yang sudah dimiliki peserta didik dan diharapkan dalam proses belajar itu peserta didik aktif.

2.1.2 Teori belajar Piaget

Jean Piaget dalam Seherman et al. 2003: 36 menuliskan bahwa struktur kognitif sebagai skemata Schemas, yaitu kumpulan dari skema-skema. Lebih 11 lanjut Piaget menjelaskan bahwa manusia tumbuh, beradaptasi dan berubah melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosio- emosional dan perkembangan kognitif. Proses perkembangan berpikir dapat dijelaskan menggunakan teori perkembangan Piaget. Berdasarkan hasil penelitiannya, Piaget dalam Suherman et al. 2003: 37 telah mengembangkan teori perkembangan pengetahuan prosedural atau pengetahuan operatif, yang terdiri dari empat tahap yaitu: 1. tahap sensori motor lahir sampai umur sekitar 2 tahun 2. tahap pra operasional 2 tahun – 7 tahun 3. tahap operasional konkrit 7 tahun – 11 tahun 4. tahap operasional formal 11 tahun dan seterusnya Menurut teori perkembangan berpikir Piaget, pembelajaran dengan pendekatan inkuiri sesuai diterapkan bagi siswa pada tahap operasional formal, yaitu siswa usia SMP ke atas. Child 1977: 127 dalam Suherman et al. 2003: 42 menyatakan bahwa mulai usia sekitar 11 tahun anak sudah mulai mampu berpikir hypothetical deductive, yaitu berpikir yang berawal dari suatu kemungkinan, namun untuk membantu siswa yang kemungkinan masih berada pada tingkat opersional konkrit. Prinsip Piaget dalam pembelajaran diterapkan dalam program-program yang menekankan pembelajaran melalui penemuan, pengalaman- pengalaman nyata dan peranan guru sebagai fasilitator yang mempersiapkan lingkungan serta kemungkinan pesrta didik dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar. Lebih lanjut Wardwort 1971: 103-104 dalam Suherman et al. 2003: 43 berpendapat bahwa selain karakter diatas, pada tahap ini anak telah memiliki 12 kemampuan berpikir kombinatorial combinatorial thought yaitu kemampuan menyusun kombinasi- kombinasi yang mungkin dari unsur-unsur dalam suatu sistem. Berdasarkan uraian diatas dapat digeneralisasikan bahwa terori kognitif pada pendidikan sebagai berikut : 1. Memusatkan perhatian kepada berpikir atau proses mental peserta didik, tidak sekedar kepada hasilnya. 2. Menguntungkan peran peserta didik dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.

2.2 Karakteristik Mata Pelajaran IPA SMP

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Melalui Dialogis Kolegial Pembelajaran IPA (Studi Kasus di SMP Negeri 41 Semarang) T2 942012071 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Melalui Dialogis Kolegial Pembelajaran IPA (Studi Kasus di SMP Negeri 41 Semarang) T2 942012071 BAB IV

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Melalui Dialogis Kolegial Pembelajaran IPA (Studi Kasus di SMP Negeri 41 Semarang) T2 942012071 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Melalui Dialogis Kolegial Pembelajaran IPA (Studi Kasus di SMP Negeri 41 Semarang)

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Melalui Dialogis Kolegial Pembelajaran IPA (Studi Kasus di SMP Negeri 41 Semarang)

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Melalui Dialogis Kolegial Pembelajaran IPA (Studi Kasus di SMP Negeri 41 Semarang)

0 0 10

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kinerja Mengajar Guru Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SD Negeri Sumurboto Banyumanik Semarang T2 BAB II

0 0 20

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri ebonagung Kabupaten Demak T2 BAB IV

0 0 28

T2__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri ebonagung Kabupaten Demak T2 BAB III

0 0 10

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri ebonagung Kabupaten Demak T2 BAB II

0 1 24