69
“Saya tidak mendukung adanya pementasan senididaerah Desa Danguran, karena pementasan diadakan pada waktu malam dan agak terganggu”.
Hal senada juaga di ungkapkan oleh “ST” yang menyatakan bahwa : “Kegiatan yang diadakan di Desa Danguran kurang mendukung,
disebabkan karana pementasan malam hari, kususnya pada pementasan pewayangan, dan saya juga tidak menggemari seni”.
Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh PKBM Dewi Fortuna adalah pedalangan, karawitan, sindhen, tari,
dantatah sungging wayang.Pada setiap kegiatan peserta didik atau warga belajar merespon kegiatan dengan baik, ditunjukkan dengan adanya
pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang diberikan oleh tutor, peserta didik dan warga belajar antusias untuk ikut berpartisipasi atau memperaktekkan
materiyang diberikan oleh tutor seperti pelatihan tatah sungging, tutor memperagakan cara menatah dengan baik menyungging atau mewarnai
wayang, kemudian peserta didik atau warga belajar diminta untuk mengikuti materi apa yang diberikan oleh tutor. Selain itu, adanya pendapat pemuda yang
tidak merespon secara baik dengan pernyataan yang menganggapbahwa kegiatan pelatihan tersebut mengganggu lingkungan sekitar.
Dengan dikuatkan dari pengamatan penulis pada saat pelaksanaan kegiatan pelestarian budaya melalui pelatihan pengkaderan.sikap yang ditampilkan
pemuda sangat antusisas. Terlihat ketika mereka tergerak untuk datang ke tempat latihan dengan kesadaran dan kemauan mereka sendiritanpa harus
diperingatkan. Kemudian setelah kegiatan tersebut terlihat memperhatikan
70
dengan seksama apa yang di intruksikan oleh tutor. Setelah menerima intruksi, para pemuda mulai memperaktekkan.
Penulis juga mengamati aktifitas pemuda sekitar PKBM ketika kegiatan berlangsung, terlihat menjalankan aktifitasnya harian mereka tanpa
memperdulikan adanya kegiatan pelatihan seni budaya. Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa respon pemuda ada
yang positif dan negatif. Respon yang positif dapatdilihat dari motivasi pemuda dalam mengikuti kegiatan serta respon negatif pemuda yang tidak mengikuti
terlihat menjalankan aktifitas tanpa memperdulikanadanya kegiatan yang berlangsung.
2. Upaya PKBM Dewi Fortuna melibatkan generasi muda dalam
melestarikan budaya lokal.
Upaya PKBM Dewi Fortuna untuk merekrut generasi muda dalam melestarikan budaya lokal melaui, spanduk, brosur dan leaflet. Seperti yang
yang diungkapkan oleh “WN” yang menyatakan bahwa: “ memberi informasi melalui brosur, leaflet, spanduk dan dengan didaftar
sebagai peserta dan dilatih”.
Hal tersebut diperjelas oleh “DR” yang menyatakan bahwa, upaya PKBM dalam melestarikan budaya lokal melalui informasi, pemberian piagam dan
sertifikat yaitu: “dengan memberikan informasi dan ada juga piagam atau sertifikat yang
berguna bagi profesi mengajar “. Selain upaya perekrutan yang dilakukan oleh PKBM Dewi Fortuna,
lembaga tersebut juga menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga yang terkait seperti yang diungkapkan oleh “AP” sebagai berikut:
71
“PKBM Dewi Fortuna bekerjasama denganlembaga-lembaga terkait seperti Ditjen PAUDNI Kemendikbud, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Tengah, P2PNFI Regional II Semarang, Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, Dinas, Budparpora Kabupaten Klaten, Dinas Perindagkop Kabupaten Klaten,
FK-PKBM Kabupaten Klaten, Forum TBM Kabupaten Klaten, HIMAPUDI Kabupaten Klaten, Karang Taruna Desa Danguran, ISI Yogyakarta, ISI
Surakarta, SMK N 8 Surakarta, Deawan Kesenian Klaten, PEPADI Kabupaten Klaten, Badan pengurus Kota OI Klaten, Paguyuban Karawitan Cahyo Laras
Klaten, Amigo Group, Telkom Speedy, Purnama Tour Travell, UD Maju Karya, CV Gotrah Mediasindo, Gilang Handycraft.
3.
Implementasi pelatihan pengkaderan berbasis budaya yang diselenggarakanoleh PKBM Dewi Fortuna.
Persiapan pengkaderan berbasis budaya yang deiselanggarakan oleh PKBM Dewi Fortuna dilakukan dengan pendaftaran oleh calon warga belajar.
Seperti yang diungkapkan oleh “ID” yangmenyatakan bahwa: “mengisi formulir kemudian menyerahkan pas foto copy KTP kemudian
membayar biaya RP. 20.000 kemudian mendapatkan kartu absensi, acuan pelaksanaan kemudian mengikuti pelatihan sesuai dengan jadwal”.
Implementasi tidak hanya dilakukan melalui kegiatan persiapan namun didalamnya terdapat kegiatan pelaksanaan. Pelaksanaan yang dilakukan oleh
PKBM Dewi Fortuna sebagian besar menggunakan metode ceramah dan praktek seperti yang diungkapkan oleh “DR” yang menyatakan bahwa:
“sangat baik, karena pelaksanaan pelatihan yang saya ikuti melalui ceramah budaya dan praktek“.
Dalam tahap terakhir implementasi, kegiatan evaluasi dilakukan dengan praktek melaui pentas seni budaya yang diungkapkan oleh “CA” yang
menyatakan bahwa: