Pengertian Pelestarian KAJIAN PUSTAKA

19 Budaya lokal biasanya di defenisikan sebagai budaya asli kebudayaan nasional Indonesia, berbagai macam keragaman yang ada di Indonesia dari sebuah kelompok masyrakat lokal di setiap daerah di Indonesia. Budaya lokal adalah suatu hidup masyrakat Indonesia yang berkembang dan di miliki bersama oleh sebuah kelompok yang ada di setiap daerah di indonesia dan di wariskan dari generasi ke generasi secara turun menurun. Terbentuknya budaya dari beberapa unsur. Elemen, dan waktu yang sangat panjang dan rumit penggabungan dari system agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan rumah, karya seni, dan karakter ristik daerah nya. Budaya juga termasuk hal yang tidak bisa di pisahkan dari diri manusia dari lahir sampai tua sehingga masyrakat menganggap budaya di wariskan sejak manusia lahir di muka bumi. Bahwa budaya itu sendiri di pelajari dan di rasakan memang ada di diri masyrakat Indonesia ketika masyarakat yang berbeda budaya bertemu dan berkomunikasi dan adanya perbedaan anatara bahasa logat bicara tapi masyarakat saling menghormati satu sama lain, itu lah yang membuktikan budaya lokal Indonesia memang terbukti ada dan di pelajari oleh masyrakat Indonesia. Budaya lokal yang ada di Indonesia terdiri dari berbagai macam yaitu pewayangan, tatah sungging wayang, pedalangan, tari, dan sindhen.

1. Wayang

Kata wayang dapat diartikan sebagai gambaran atau tiruan manusia yang terbuat dari kulit, kayu, dan sebagainya untuk mempertunjukkan suatu lakon cerita W.J.S Poerwadarminta, 1976: 1150. 20 Lakon tersebut diceritakan oleh seorang dhalang. Arti lain dari dari kata wayang adalah ayang-ayang bayangan. Disamping itu ada yang mengartikan bayangan angan-angan, yang menggambarkan perilaku nenek moyang atau orang terdahulu dalam angan-angan. Oleh karena itu menciptakan segala bentuk apa saja pada wayang disesuaikan dengan perilaku tokoh yang dibayangkan dalam angan-angan. Misalnya orang baik, digambarkan badan kurus, muka tajam. Sedangkan orang yang jahat bentuk mulutnya lebar, muka lebar RT Jasawidagdo Zarkasi Efendy, 1977: 21. Arti kata wayang sebagai berikut : a. Boneka yang dipertunjukkan b. Pertunjukkan yang dihidangkan dalam berbagai bentuk, terutama yang mengandung pelajaran wejangan, yaitu wayang purwa atau wayang kulit, yang diiringi dengan teratur oleh gamelanmenurut Th. Pigeaud Zarkasi Effendy, 1977: 23. Kata wayang berasal dari bahsa Jawa Krama-ngoko halus-kasar yang artinya: a. Perwajahan yang terdiri dari barang yang terkena cahaya. b. Tiruan orang-orangan yang dibuat dari belulang, kertas, kayu untuk membuat sebuah cerita. c. Cerita yang terdiri dari tiruan orang-orangan yang dihias dan dipakai sebagai alat pertunjukkan. d. Orang yang bertindak hanya sebagai alat segala gerak-gerik diatur oleh orang lain Ismunandar K, 1985: 9. 21 Kata wayang dalam bahasa Jawa berarti bayangan, selanjutnya disebutkan akar kata wayang adalah yang. Akar kata ini bervariasi dengan yung, dan yong, yang antara lain terdapat dalam kata layang terbang, dhoyong miringtidak stabil, royong selalu bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, poyang- paying berjalan sempoyongan tak tenang. Dengan membandingkan berbagai pengertian dari akar kata yang beserta variasinya, dapatlah dikemukakan bahwa kata dasarnya berarti tidak stabil, tidak pasti, tidak tenang, terbang, bergerak kian kemari. Awalan wa dalam bahasa modern tidak berfungsi. Jadi dalam bahsa Jawa , wayang mengandung pengertian berjalan kian kemari, tidak tetap, sayup-sayup bagi substansi bayang-bayang. Dari penuturan di atas dapat disuimpulkan bahwa wayang diartikan sebagai kata yang berasal dari bahasa Jawa , yang sama artinya dengan bayangan ayang-ayang Sri Mulyono, 1985: 9 .

2. Tatah Sungging Wayang a.

Teknik Dasar Tatah Sungging Wayang Teknik tatah sungging wayang melalui banyak tahapan antara lain : 1 Mentah Mentah adalah proses pelubangan kulitmengukir kulit menggunakan mata tatah dengan motif tertentu. Didalam pembuatan wayang kulit lazim disebut natah. Sebelum melakukan proses penatahan maka kita harus mengenal proses pengolah kulit terlebih dahulu menjadi kulit wayang atau sering disebut lulang Marwoto W, 1985: 13. 2 Pengolahan Kulit Mempersiapkan kulit hewan sebagai bahan pembuat wayang kulit.