5
tersebut, diungkapkan pula bahwa dalam struktur Two Stay Two Stray memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan
informasi dengan kelompok lain. Penggunaan model pembelajaran Two Stay Two Stray akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya
jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, mengunakan model pembelajaran Two Stay
Two Stray
terdapat pembagian kelompok yang jelas tiap anggota kelompoknya, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi
kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar. Sehingga akan memunculkan semangat siswa dalam belajar yang nantinya
akan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi belajarnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah di atas perlu dilakukan
penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas classroom action research dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan model
pembelajaran Two Stay Two Stray pada kompetensi pemeliharaan bahan tekstil di SMK Negeri 2 Godean.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah terdapat beberapa masalah yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat diidentifikasikan sebagai
berikut : 1. Pembelajaran yang dilaksanakan pada mata pelajaran memilih bahan baku
busana guru masih mempergunakan model teacher center atau berpusat pada guru dengan ceramah dan kegiatan mencatat, sehingga membuat
6
siswa kurang tertarik dan malas untuk memperhatikan materi yang disampaikan.
2. Guru masih mempergunakan media papan tulis, kurangnya menggunakan media pembelajaran membuat siswa kesulitan dalam memahami materi
yang disampaikan. Sehingga perlu adanya suatu media pembelajaran yang memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan.
3. Belum tercapainya prestasi belajar siswa pada ranah kognitif terlihat dari rendahnya nilai yang diperoleh siswa. Berdasarkan nilai kelas X Busana 3
ditemukan 63,89 atau 23 siswa belum tuntas mencapai nilai KKM. Sehingga perlu dirancangkan suatu model pembelajaran
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif.
4. Model pembelajaran Two Stay Two Stray belum pernah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga perlu diterapkan model pembelajaran
tersebut untuk melihat peningkatan ranah afektif siswa dan peningkatan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif.
5. Rendahnya ranah afektif siswa dilihat dari sikap atau perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terlihat dari hasil
observasi ranah afektif siswa terdapat 5,6 atau 2 siswa pada kategori sangat rendah, 52,8 atau 19 siswa pada kategori rendah, 38,9 atau 14
siswa pada kategori sedang dan 2,8 atau 1 siswa pada kategori tinggi. Sehingga dibutuhkan suatu model pembelajaran untuk meningkatkan
ranah afektif siswa.
7
C. Batasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang ada, maka penelitian ini dibatasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif
kompetensi pemeliharaan bahan tekstil meliputi materi pemeliharaan bahan tekstil sesuai dengan jenis dan sifat bahan tekstil, bahan dan alat yang
diperlukan untuk pemeliharaan bahan tekstil, macam-macam label pemeliharaan dan pemeliharaan jenis-jenis busana. Selain itu, dilihat dari
ranah afektif siswa yang meliputi aspek menerima receiving, aspek tanggapan responding, aspek menilai valuing, aspek organisasi
organization dan aspek karakterisasi characterization. Namun penilaian dari kedua ranah tersebut tidak digabungkan tetapi dinilai secara masing-
masing ranah. Penilaian prestasi belajar pada ranah kognitif siswa diukur melalui tes objektif pilihan ganda sedangkan pada ranah afektif diukur melalui
lembar observasi untuk melihat sikap atau perilaku siswa selama proses pembelajaran. Sehingga perlu dilakukan penelitian tindakan kelas Classroom
Action Research dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray pada kompetensi
pemeliharaan bahan tekstil di SMK Negeri 2 Godean.
D. Rumusan Masalah