KampanyeIklan dan Pemasangan Stiker

78 minum isi ulang dapat murah karena tidak memerlukan biaya pengemasan, distribusi dan bongkar muat sebagaimana dilakukan perusahaan AMDK. Biaya produksi depot air minum isi ulang setiap botol 5 galon 19 liter sebesar Rp 1.000. Bila dijual Rp 2.500 berarti keuntungan sebesar Rp 1.500 per kemasan 5 galon. 91 Sejak Desember 2004 berlaku Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 651MPPKep102004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya. Sesuai SK Menteri itu usaha depot air minum diatur dengan syarat yang lebih jelas. Diantaranya wajib memiliki tanda daftar industri TDI dan tanda daftar usaha perdagangan dengan nilai investasi perusahaan Rp. 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Selain itu, pengusaha depot air isi ulang harus memiliki surat jaminan pasok air baku, air yang belum diproses atau sudah diproses menjadi air minum, dari PDAM atau perusahaan yang punya izin pengambilan air dari instansi yang berwenang. Dengan aturan seperti itu maka tidak semua orang dapat membuka usaha air minum isi ulang dengan biaya yang murah lagi. 92

3. KampanyeIklan dan Pemasangan Stiker

Tahun 2004 AQUA melakukan kampanye dan lobi dengan pemerintah sehingga dikeluarkan peraturan-peraturan yang bisa meregulasi depot isi ulang dan AMDK. Tetapi toh itu tidak efektif. Yang efektif adalah kampanye dari Aspadin pada 91 Willy Sidharta, “Mengatasi Gangguan Air Minum Isi Ulang”, http:willysidharta. blogspot.com200701mengatasi-gangguan-air-minum-isi-ulang.html, terakhir diakses tanggal 20 April 2014 92 Willy Sidharta, “Mengatasi Gangguan Air Minum Isi Ulang”, http:willysidharta. blogspot.com200701mengatasi-gangguan-air-minum-isi-ulang.html, terakhir diakses tanggal 20 April 2014 Universitas Sumatera Utara 79 waktu itu. Jangan mengisi botol kemasan AQUA di tempat isi ulang. Sebetulnya pada waktu itu sempat terjadi mereka memakai botol polos tetapi setelah cooling down mereka memakai botol AQUA lagi. 93 Sebagai langkah lanjutan upaya pencegahan pelanggaran merek AQUA oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang, pihak AQUA juga telah memasangmenempelkan stiker peringatan “Botol Ini Hanya Boleh Diisi Oleh Pemilik Merek AQUA Pasal 9 Ayat 3 Kep. Menperindag No. 705MPPKEP112003”, namun lagi-lagi langkah preventif AQUA tersebut tidak dapat berjalan atau dipatuhi oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang.

B. Tindakan Represif Yang Pernah Dilakukan

Sebenarnya pihak AQUA pernah melakukan tindakan represif berupa penyitaan galon-galon merek AQUA yang secara sengaja dikumpulkan oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang, padahal menurut ketentuan Pasal 7 Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 651MPP102004 Tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum Isi Ulang dan Perdagangannya, pelaku usaha depot air minum isi ulang hanya boleh menyediakan wadah polos. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka secara kontinyu pihak AQUA dengan didampingi pengacaraadvokat melakukan beberapa kali penyitaan galon-galon merek AQUA pada beberapa depot air minum isi ulang sepanjang tahun 2004. 94 93 Hasil wawancara dengan Syabariah Br. Tarigan, Financial Accounting PT. Sibayakindo, Doulu Berastagi, tanggal 26 April 2014 94 Hasil wawancara dengan Syabariah Br. Tarigan, Financial Accounting PT. Sibayakindo, Doulu Berastagi, tanggal 26 April 2014 Universitas Sumatera Utara 80 Tindakan penyitaan galon-galon merek AQUA di sepanjang tahun 2004 tersebut sebenarnya bermaksud untuk memberikan efek jera bagi para pelaku usaha depot air minum isi ulang agar tidak lagi menggunakan galon merek AQUA dalam kegiatan usahanya. Kondisi tersebut sempat memunculkan produk galon-galon tanpa merek di depot air minum isi ulang, walapun sifatnya hanya sesaat saja. Setelah beberapa waktu, praktek penggunaan galon merek AQUA pada depot air minum isi ulang kembali terjadi hingga saat ini. 95 Tabel 1 Penyediaan Galon-Galon Tanpa Merek Oleh Beberapa Pelaku Usaha Depot Air Minum Isi Ulang n = 10 No Nama Depot Air Minum Isi Ulang Penyediaan Galon Tanpa Merek pada Depot Air Minum Isi Ulang Tersedia Tidak Tersedia Tidak Menjawab 1 Fresh water v - - 2 Anugrah v - - 3 Gemini Water v - - 4 88 Mineral Water v - - 5 Oke water v - - 6 Anugrah Water v - - 7 Dewina Water v - - 95 Hasil wawancara dengan Syabariah Br. Tarigan, Financial Accounting PT. Sibayakindo, Doulu Berastagi, tanggal 26 April 2014 Universitas Sumatera Utara 81 8 Deli Water - v - 9 Safii Water v - - 10 Rahma Water - v - Jumlah 80 20 - Sumber: data primer Tahun 2014 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar pelaku usaha depot air minum isi ulang telah menyediakan galon tanpa merek yaitu sebanyak 80 delapan puluh persen, dan hanya 20 dua puluh persen tidak memiliki galon tanpa merek. Depot air minum isi ulang yang tidak menyediakan galon tanpa merek, karena keterbatasan biaya untuk membeli galon air minum tanpa merekpolos serta kebiasaan masyarakat setempat yang mengisi air minum isi ulang menggunakan galon yang dibawa oleh pelanggan sendiri. Dengan demikian kemungkinan terjadi pelanggaran penggunaan galon air minum merek AQUA oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang masih tetap ada mengingat tidak semua depot air minum isi ulang yang telah menyediakan galon tanpa merek atau polos miliknya sendiri. Tindakan represif yang dilakukan oleh pihak AQUA tersebut dalam perkembangannya tidak pernah lagi dilakukan, mengingat keterbatasan jumlah personel atau pegawai pihak AQUA, selain itu karena aparat penegak hukum telah aktif melakukan penindakan terkait praktek pelanggaran hak kekayaan intelektual di bidang merek terutama pada merek-merek terkenal seperti AQUA. Universitas Sumatera Utara 82

C. Kendala-Kendala Yang Terjadi di Lapangan

Kendala-kendala yang terjadi di lapangan, yang dihadapi pemilik merek AQUA dalam rangka untuk mencegah terjadinya pelanggaran hak kekayaan intelektual di bidang merek dibagi menjadi kendala yang bersifat intern, yaitu kendala-kendala yang berasal dari dalam lingkungan perusahaan pemilik merek terdaftar sendiri dan kendala yang bersifat ekstern, yaitu kendala-kendala yang berasal dari luar lingkungan perusahaan pemilik merek terdaftar.

1. Faktor Kendala Internal a. Sumber Daya Manusia Yang Terbatas