Bentuk-Bentuk Pelanggaran Merek dan Sanksi Hukumnya

52 international tersebut oleh Indonesia, memuat kewajiban untuk menyesuaikan undang-undang merek yang ada dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian international yang telah diratifikasi tersebut. Berdasarkan pertimbangan diatas dan sejalan dengan perjanjian-perjanjian international yang telah diratifikasi Indonesia, serta praktek pengalaman melaksanakan administrasi merek selama ini maka Pemerintah memandang perlu untuk mengadakan perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992 Tentang Merek sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 dengan Undang-undang merek yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek selanjutnya disebut Undang-Undang merek tahun 2001.

2. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Merek dan Sanksi Hukumnya

Pengalaman Indonesia dalam pengelolaan merek sebenarnya berlangsung paling lama bila dibandingkan dengan jenis-jenis HKI lainnya. Meskipun pengalaman dalam pengelolaan sistem merek dapat dikatakan yang terlama, tetapi persoalan yang menyangkut merek tidak pernah surut. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya pengaturan merek, utamanya merek terkenal dalam mencegah terjadinya kasus-kasus pelanggaran merek. Munculnya istilah merek terkenal berawal dari tinjauan terhadap merek berdasarkan reputasi reputation dan kemasyuran reknown suatu merek. Berdasarkan pada reputasi dan kemasyhuran merek dapat dibedakan dalam tiga jenis, yakni merek biasa normal marks, merek terkenal well know marks, dan merek termasyhur famous marks. Khusus untuk merek terkenal didefinisikan Universitas Sumatera Utara 53 sebagai merek yang memiliki reputasi tinggi. Merek yang demikian itu memiliki kekuatan pancaran yang memukau dan menarik, sehingga jenis barang apa saja yang berada di bawah merek itu langsung menimbulkan sentuhan keakraban familiar attachement dan ikatan mitos mythical context kepada segala lapisan konsumen. 71 Merek dagang yang sudah terkenal tidak dapat begitu saja dengan seenaknya digunakan untuk berbagai jenis barang tanpa persetujuan lebih dahulu dari pemilik merek itu. 72 Adanya pelanggaran merek seperti peniruan dan pemalsuan merek sesungguhnya dilatar belakangi adanya persaingan curang atau persaingan tidak jujur yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam perdagangan barang atau jasa dengan melakukan cara-cara yang bertentangan dengan itikad baik dengan mengenyampingkan nilai kejujuran dalam melakukan kegiatan usaha. Dalam usahanya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya ada sebagian pelaku melakukan peniruan merek dagang dalam usahanya untuk memperoleh penguasaan pasar. Peniruan merek dagang ini merupakan perbuatan yang tidak jujur dan akan merugikan berbagai pihak yakni bagi khalayak ramaiyaitu konsumen maupun bagi pemilik merek yang sebenarnya. Pelanggaran terhadap hak kekayaan intelektual di bidang merek meliputi: 73 a. Praktek Peniruan Merek Pelaku usaha yang beriktikad tidak baik tampak dalam upaya atau ikhtiar mempergunakan merek dengan meniru merek terkenal well know trade mark yang 71 Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin, Op.Cit., hlm.87. 72 Sudargo Gautama d, Op.Cit., hlm.18 73 OK. Saidin, Op.Cit., hlm.357-359 Universitas Sumatera Utara 54 sudah ada sehingga merek atas barang atau jasa yang diproduksi secara pokoknya sama dengan merek atas barang atau jasa yang sudah terkenal untuk barang-barang atau jasa sejenis dengan maksud menimbulkan kesan kepada khalayak ramai, seakan-akan barang atau jasa yang diproduksinya itu sama dengan produksi barang atau jasa yang sudah terkenal itu. Dalam hal ini dapat diberikan contoh, bahwa dalam masyarakat sudah dikenal dengan baik sabun mandi dengan merek Lux kemudian ada pengusaha yang memproduksi sabun mandi merek Lax. Tentunya pengusaha ini berharap bahwa dengan adanya kemiripan tersebut dapat memperoleh keuntungan yang besar tanpa mengeluarkan biaya besar untuk promosi memperkenalkan produksinya, dan berharap konsumen dapat terkelabui dengan kemiripan merek tersebut. b. Praktek Pemalsuan Merek Dagang Pelaku usaha yang tidak beriktikad baik memproduksi barang-barang dengan mempergunakan merek yang sudah dikenal secara luas di dalam masyarakat yang bukan merupakan haknya. Sebagai contoh seorang pengusaha yang sedang berbelanja ke luar negeri membeli produk Cartier, kemudian kembali ke Indonesia untuk memproduksi barang-barang tas, dompet yang diberi merek Cartier. Dalam hal ini juga maka pelaku usaha itu tentunya sangat berharap memperoleh keuntungan besar tanpa mengeluarkan biaya untuk memperkenalkan merek tersebut kepada masyarakat karena merek tersebut sudah dikenal oleh masyarakat dan tampaknya pemakaian kata Cartier itu merupakan kekuatan simbolik yang memberikan kesan mewah dan bergengsi, sehingga banyak konsumen membelinya. Universitas Sumatera Utara 55 c. Perbuatan-perbuatan yang Dapat Mengacaukan Publik Berkenaan Dengan Sifat dan Asal Usul Merek Hal ini terjadi karena adanya tempat atau daerah suatu negara yang dapat menjadi kekuatan yang memberikan pengaruh baik pada suatu barang karena dianggap sebagai daerah penghasil jenis barang yang bermutu. Termasuk dalam persaingan tidak jujur apabila pengusaha mencantumkan keterangan tentang sifat dan asal-usul barang yang tidak sebenamya, untuk mengelabui konsumen, seakan-akan barang tersebut memiliki kualitas yang baik karena berasal dari daerah penghasil barang yang bermutu misalnya mencantumkan keterangan made in England padahal tidak benar produk itu berasal dari Inggris. Seluruh perbuatan itu sangat merugikan pemilik merek, karena akibat dari persaingan tidak jujur pemalsuan dan peniruan merek terkenal akan mengurangi omzet penjualan sehingga mengurangi keuntungan yang sangat diharapkan dari mereknya yang lebih terkenal tersebut. Bahkan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap merek tersebut, karena konsumen menganggap bahwa merek yang dulu dipercaya memiliki mutu yang baik ternyata sudah mulai turun kualitasnya. Bukan hanya itu saja, pelanggaran terhadap hak atas merek ini juga sangat merugikan konsumen karena konsumen akan memperoleh barang-barang atau jasa yang biasanya mutunya lebih rendah dibandingkan dengan merek asli yang sudah terkenal tersebut, bahkan adakalanya produksi palsu tersebut membahayakan kesehatan dan jiwa konsumen. Universitas Sumatera Utara 56 Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, bentuk- bentuk pelanggaran pidana merek dagang, yaitu: a. Penggunaan merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain dengan sengaja dan tanpa hak, untuk barang danatau jasa sejenis yang diproduksi danatau diperdagangkan Pasal 90. b. Penggunaan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain dengan sengaja dan tanpa hak, untuk barang danatau jasa sejenis yang diproduksi danatau diperdagangkan Pasal 91. c. Penggunaan tanda yang sama pada keseluruhannya dengan indikasi geografis milik pihak lain dengan sengaja dan tanpa hak untuk barang yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar Pasal 92 ayat 1. d. Penggunaan tanda yang sama pada pokoknya dengan indikasi geografis milik pihak lain, untuk barang yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar Pasal 92 ayat 2. e. Pencantuman asal sebenarnya pada barang yang merupakan hasil pelanggaran ataupun pencantuman kata yang menunjukkan bahwa barang tersebut merupakan tiruan dari barang yang terdaftar dan dilindungi berdasarkan indikasi geografis Pasal 92 ayat 3. f. Penggunaan tanda yang dilindungi berdasarkan indikasi asal, dengan sengaja dan tanpa hak, pada barang atau jasa sehingga dapat memperdaya atau menyesatkan masyarakat mengenai asal barang atau jasa tersebut Pasal 93. Universitas Sumatera Utara 57 g. Memperdagangkan barang danatau jasa yang diketahui atau patut diketahui bahwa barang danatau jasa tersebut merupakan hasil pelanggaran merek yang terdaftar Pasal 94. Ketentuan sanksi terhadap pelanggaran Merek antara lain diatur sebagai berikut: a. Pasal 90: menggunakan merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang danatau jasa sejenis yang diproduksi danatau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah. b. Pasal 91: menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang danatau jasa sejenis yang diproduksi danatau diperdagangkan, dipidana penjara paling lama 4 empat tahun danatau denda maksimal Rp 800.000.000,00 delapan ratus juta rupiah. c. Pasal 92 ayat 1: menggunakan tanda yang sama pada keseluruhannya dengan indikasi geografis milik pihak lain dengan sengaja dan tanpa hak untuk barang yang sama atau sejenis dengan barang yang terdaftar, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah. d. Pasal 92 ayat 2Pencantuman asal sebenarnya pada barang yang merupakan hasil pelanggaran ataupun pencantuman kata yang menunjukkan bahwa barang tersebut merupakan tiruan dari barang yang terdaftar dan dilindungi berdasarkan indikasi Universitas Sumatera Utara 58 geografis, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat tahun danatau denda paling banyak Rp 800.000.000,00 delapan ratus juta rupiah. e. Pasal 93: Penggunaan tanda yang dilindungi berdasarkan indikasi asal, dengan sengaja dan tanpa hak, pada barang atau jasa sehingga dapat memperdaya atau menyesatkan masyarakat mengenai asal barang atau jasa tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat tahun danatau denda paling banyak Rp. 800.000.000,00 delapan ratus juta rupiah. f. Pasal 94: Memperdagangkan barang danatau jasa yang patut diketahui bahwa barang danatau jasa tersebut merupakan hasil pelanggaran merek yang terdaftar atau indikasi geografis, dipidana penjara paling lama 1 satu tahun atau denda paling banyak Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah. Ketentuan pasal tersebut yang memuat sanksi pidana memberikan perlindungan kepada orang atau badan hukum yang merasa berhak atas merek. Dengan jalan melarang pemakaian merek secara tidak sah oleh pihak lain berupa pemakaian merek itu seluruhnya atau pada pokoknya menyerupai merek dari yang berhak itu pada barang atau jasa yang sejenis. Dengan adanya ketentuan sanksi pidana ini tidak mengurangi kemungkinan dari pihak yang berhak untuk melakukan gugatan perdata. Dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, dilakukan penyempurnaan rumusan ketentuan pidananya. Ketentuan pidana yang semula tertulis “setiap orang” diubah menjadi “barang siapa”. Perubahan ini dimaksudkan untuk menghindari penafsiran yang keliru bahwa pelanggaran oleh badan hukum tidak Universitas Sumatera Utara 59 termasuk tindakan yang diancam dengan sanksi pidana. Tindak pidana dalam merek merupakan delik aduan Pasal 95. Pemilik terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap orang atau badan hukum yang menggunakan mereknya. yang mempunyai persamaan baik pada pokoknya atau pada keseluruhannya tersebut. Hak mengajukan gugatan ini tidak mengurangi hak negara untuk melakukan tuntutan tindak pidana di bidang merek. Kasus penggunaan galon merek AQUA oleh depot air minum isi ulang selama ini memang tidak pernah sampai ke pengadilan, selain gugatan secara perdata dinilai kurang efektif, selama ini pemalsuan galon merek AQUA selalu masuk dalam ranah pidana, sehingga peran aparat penegak hukum sangat dominan dalam penindakan praktek pelanggaran merek AQUA. Sehingga dalam prakteknya, jarang terdengar gugatan dari pihak AQUA terhadap pelaku usaha galon air minum isi ulang, kalaupun ada hanya sebatas gugatan pembatalan merek milik perusahaan air minum dalam kemasan yang memiliki kesamaan pada pokoknya atau kesamaan pada umumnya dengan merek AQUA, 74 namun untuk kasus-kasus pemalsuan merek terkait penggunaan galon air minum milik merek terdaftar dapat dijumpai di beberapa daerah, misalnya kasus pemalsuan merek dalam putusan Mahkamah Agung Nomor Nomor 2377 KPid2006 tertanggal 8 Oktober 2007, 75 di mana terdakwa Nyonya Hajjah Uti Raguwati sekitar tahun 2001 sampai dengan tahun 2002, bertempat di PT. 74 Hasil wawancara dengan Syabariah Br. Tarigan, Financial Accounting PT. Sibayakindo, Doulu Berastagi, tanggal 15 April 2014 75 Republik Indonesia, Putusan Mahkamah Agung Nomor 2377 KPid2006 tanggal 8 Oktober 2007, dalam kasus pelanggaran merek atas galon air minum merek TOPQUA dan AYYA. Universitas Sumatera Utara 60 Kharisma Tirta Giri Lirang di Dusun Pasir Panjang Rt.03Rw.02 Desa Sedau, Kecamatan Tujuh Belas Kota Singkawang secara berturut-turut sebagai suatu perbuatan yang diteruskan berlanjut, dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain yaitu PT.Sumber Warih Sejahtera sebagai pemegang merek TOPQUA dan merek AYYA yang telah didaftarkan pada Departemen Kehakiman Dirjen Hak Cipta, Paten dan Merek dengan Nomor 348961 tanggal 16 Agustus 1996 untuk merk TOPQUA dan Nomor 326070 tanggal 11 Januari 1995 untuk merk AYYA, untuk barang danatau jasa sejenis yang diproduksi danatau diperdagangkan yaitu berupa air minum mineral kemasan galon. Terdakwa sebagai Direktur Utama PT.Kharisma Tirta Giri Lirang telah memasarkan hasil produksinya berupa air minum mineral merk AFIAT kemasan galon isi 19 liter telah menggunakan galon milik PT.Sumber Warih Sejahtera selaku produsen air minum mineral merk AYYA dan air minum mineral merk TOPQUA dalam gallon isi 19 liter tanpa seizin pemilik merek terdaftar yaitu PT.Sumber Warih Sejahtera. Bahwa galon yang telah dipergunakan untuk memasarkan hasil produksi PT.Kharisma Tirta Giri Lirang berupa air minum mineral adalah dengan menggunakan galon merek AYYA dan TOPQUA yang memiliki ciri khusus dan sudah dikenal oleh khalayak ramai atau konsumen yaitu galon plastik dengan merek yang ditimbulkan berupa tulisan timbul permanen dengan nama AYYA dan TOPQUA, bahwa ternyata terdakwa dengan sengaja dan tanpa hak telah menggunakan galon plastik pada bagian yang ada tulisan dengan menggunakan huruf timbul merk AYYA dan merk TOPQUA selanjutnya ditempati stiker merk AFIAT Universitas Sumatera Utara 61 kemudian dipasarkan dan dijual oleh terdakwa di daerah pemasaran Kota Pontianak dan Kota Singkawang, dan oleh karena terdakwa tidak perlu mengeluarkan biaya operasional untuk pembelian galon maka terdakwa dapat menjual air minum produksinya lebih murah dari pada air minum mineral merek AYYA dan merek TOPQUA yang diproduksi oleh PT.Sumber Warih Sejahtera, dalam hal ini produk air minum mineral kemasan gallon merk AFIAT dijual dengan harga Rp.5.000.- lima ribu rupiah per galonnya sedangkan produk air minum mineral kemasan galon merk AYYA dan TOPQUA dijual dengan harga Rp.6.000.- enam ribu rupiah karena PT.Sumber Warih Sejahtera harus mengeluarkan biaya operasional untuk pembelian kemasan galon dan memperhitungkan biaya penyusutannya. Bahwa barang berupa air minum mineral yang dipasarkan oleh PT.Kharisma Tirta Giri kepada khalayak ramai atau konsumen sepintas lalu bila dilihat memiliki persamaan pada umumnya dengan air minum mineral produksi PT.Sumber Warih Sejahtera yaitu terlihat seolah-olah barang hasil produksi PT.Sumber Warih Sejahtera karena terbaca secara jelas pada galon kemasan air minum mineral kata-kata AYYA dan TOPQUA jika dilihat dari sisi yang berlawanan bagian gallon yang tidak ada tempelan dan pada bagian yang ditempel stiker apabila diraba maka akan terasa tulisan timbul yang bertuliskan AYYA dan TOPQUA, yang khalayak ramai atau konsumen sudah mengenalnya. Bahwa perbuatan terdakwa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan galon merek AYYA dan TOPQUA milik PT.Sumber Warih Sejahtera yang telah memasarkan dan mengedarkannya kepada khalayak ramai, hal tersebut berdasarkan Universitas Sumatera Utara 62 hasil penyitaan yang dilakukan oleh Penyidik Polri yang telah menyita air minum mineral merk AFIAT di dalam kemasan gallon merek AYYA dan TOPQUA antara lain di beberapa toko di Kota Pontianak, Hotel Mahkota Pontianak dan di beberapa toko di Kota Singkawang, yang dijual dengan harga Rp.5.000.- lima ribu rupiah per galon di bawah harga pasar dari produk air minum mineral gallon isi 19 liter yang diproduksi oleh PT.Sumber Warih Sejahtera yaitu merek AYYA dan merek TOPQUA seharga Rp.6.000.- enam ribu rupiah per galon. Bahwa akibat perbuatan yang telah dilakukan oleh Terdakwa telah membawa kerugian baik secara materiil maupun in materiil terhadap PT.Sumber Warih Sejahtera yaitu berupa penurunan pemasaran barang-barang produksinya dari akibat beredarnya di pasaran umum barang berupa air minum mineral merek AFIAT yang mempunyai persamaan pada umumnya dengan air minum mineral merek AYYA dan TOPQUA yang diproduksi oleh PT.Sumber Warih Sejahtera dan kerugian-kerugian lain berupa penyusutan galon yang telah dipergunakan oleh PT.Kharisma Tirta Giri Lirang dan kekhawatiran PT.Sumber Warih Sejahtera Pontianak atas produk air minum yang telah diproduksi oleh PT.Kharisma Tirta Giri Lirang yang kualitasnya tidak dapat dipertanggungjawabkan dan akhirnya merugikan konsumen produk air minum merk AYYA dan TOPQUA, perbuatan terdakwa Nyonya Hajjah UTI RAGUWATI diatur dan diancam pidana dalam Pasal 90 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP. Dalam putusannya Mahkamah Agung Menyatakan bahwa Terdakwa Hj.Uti Raguwati tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak Universitas Sumatera Utara 63 pidana “Dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang pada pokoknya sama dengan merek terdaftar pihak lain untuk barang sejenis yang diproduksi”, dan memidana terdakwa dengan pidana denda sebesar Rp.7.500.000.- tujuh juta lima ratus ribu rupiah, dengan ketentuan bahwa apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan kurungan selama 4 empat bulan. B. Penggunaan Galon Merek AQUA Oleh Pelaku Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Yang Tidak Melanggar Hukum Pada dasarnya penggunaan galon merek AQUA oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang apabila ditinjau dari ketentuan Pasal 9 Ayat 3 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 705MPPKEP112003 tentang Persyaratan Teknis Industri Air Minum Dalam Kemasan Dan Perdagangannya, yang mengatur kemasan suatu merek AMDK pakai ulang hanya boleh diisi ulang oleh perusahaan pemilik merek yang bersangkutan, dengan demikian penggunaan galon air minum isi ulang milik merek terdaftar oleh pelaku usaha depot air minum merupakan perbuatan melanggar hak kekayaan intelektual di bidang merek. Ketentuan tersebut memang dibuat sebagai upaya perlindungan hukum bagi perusahaan AMDK seperti AQUA. 76 Namun demikian, ketentuan mengenai depot air minum isi ulang saat ini telah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 651MPP102004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum Isi Ulang dan Perdagangannya yang menentukan dalam Pasal 7 bahwa: 76 Hasil wawancara dengan Syabariah Br. Tarigan, Financial Accounting PT. Sibayakindo, Doulu Berastagi, tanggal 15 April 2014 Universitas Sumatera Utara 64 1. Depot Air Minum hanya diperbolehkan menjual produknya secara langsung kepada konsumen dilokasi Depot dengan cara mengisi wadah yang dibawa oleh konsumen atau disediakan Depot. 2. Depot Air Minum dilarang memiliki “stock’ produk air minum dalam wadah yang siap dijual. 3. Depot Air minum hanya diperbolehkan menyediakan wadah tidak bermerek atau wadah polos. 4. Depot Air Minum wajib memeriksa wadah yang dibawa oleh konsumen dan dilarang mengisi wadah yang tidak layak pakai. 5. Depot Air minum harus melakukan pembilasan dan atau pencucian dan atau sanitasi wadah dan dilakukan dengan cara yang benar 6. Tutup wadah yang disediakan oleh Depot Air Minum harus polostidak bermerek. 7. Depot Air Minum tidak diperbolehkan memasang segelshrink wrap’ pada wadah. Berdasarkan ketentuan Pasal 7 Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 651MPP102004 tersebut, apabila pelaku usaha depot air minum isi ulang dalam menjalankan usahanya: 1. Menjual produknya secara langsung pada konsumen di lokasi depot dengan mengisi galon yang dibawa konsumen, 2. Telah terlebih dahulu pemeriksaan atas kelayakan pakai dari galon tersebut, 3. Tidak menyediakan stock galon merek AQUA kosong untuk ditukar dengan galon yang dibawa konsumen, 4. Telah dilakukan sanitasi wadah secara benar atas galon yang dibawa konsumen, 5. Menyediakan tutup galon tanpa merekpolos, serta 6. Tidak memasang segelshrink wrap pada tutup galon, Maka tindakan penggunaan galon merek AQUA oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang tersebut bukan merupakan perbuatan melanggar hukum, selama tindakan menggunakan galon merek AQUA tersebut tidak mengecoh atau Universitas Sumatera Utara 65 menyesatkan konsumen, yang akan merugikan pemilik merek AQUA, apalagi sampai menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap merek tersebut karena konsumen yang biasa menggunakan produk AQUA berpikir bahwa produknya mengalami penurunan kualitas. C. Penggunaan Galon Merek AQUA Oleh Pelaku Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Yang Merupakan Perbuatan Melanggar Hukum Berdasarkan ketentuan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 651MPP102004 tersebut, penggunaan galon merek AQUA oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang yang dikategorikan sebagai perbuatan melanggar hukum apabila: 1. Pelaku usaha depot air minum isi ulang menjual produknya tidak secara langsung kepada konsumen dan tidak di lokasi depot, 2. Galon milik merek AQUA tersebut secara sengaja telah disiapkan oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang untuk diperjual-belikan pada konsumen, 3. Pelaku usaha depot air minum isi ulang dengan sengaja menyediakan stock produk air minum isi ulang dalam galon AQUA, 4. Pelaku usaha depot air minum isi ulang tidak memeriksa kelayakan pakai galon yang dibawa konsumen, 5. Pelaku usaha depot air minum isi ulang menggunakan tutup galon bermerek, serta 6. Pelaku usaha depot air minum isi ulang memasang segelshrink wrap pada galon. Sebenarnya, penggunaan kemasan galon AQUA untuk diisi kembali oleh pelanggan depot air minum isi ulang tersebut menyebabkan galon milik merek Universitas Sumatera Utara 66 terdaftar tidak kembali ke perusahaan untuk diisi kembali. Hal ini menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena dianggap galon kemasan 19 liter tersebut merupakan aset dari perusahaan. Hal ini tampak dari kebijakan awal perusahaan yang mengatur bahwa produk air minum ukuran 19 liter itu tak dijual bersama kemasannya alias kembali botol, yang sebenarnya sama dengan AQUA kemasan botol beling atau kaca. Dengan demikian, galon air minum dalam kemasan yang diperoleh konsumen hanya dipinjamkan atau disewakan kepada konsumen sehingga status kepemilikan terhadap galon air tetap berada pada perusahaan pemilik merek terdaftar. Selain itu galon kemasan 19 liter milik AQUA tersebut merupakan aset perusahaan, dikarenakan hampir 80 biaya produksi AMDK dikeluarkan untuk biaya membeli memproduksi kemasan. 77 Pihak AQUA sebagai pemegang merek terdaftar yang galon air minumnya sering digunakan oleh pelanggan depot air minum isi ulang mengakui bahwa ketentuan Pasal 9 Ayat 3 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 705MPPKEP112003 sangat sulit dilaksanakan karena tidak adanya larangan dan sanksi yang tegas terhadap penggunaan galon air minum merek AQUA oleh pelanggan yang mengisinya dengan air minum isi ulang bukan dari perusahaan AQUA. 78 Karena menurut ketentuan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 651MPP102004 selama pihak depot air minum isi ulang tidak 77 Hasil wawancara dengan Syabariah Br. Tarigan, Financial Accounting PT. Sibayakindo, Doulu Berastagi, tanggal 15 April 2014 78 Hasil wawancara dengan Syabariah Br. Tarigan, Financial Accounting PT. Sibayakindo, Doulu Berastagi, tanggal 15 April 2014 Universitas Sumatera Utara 67 melanggar ketentuan Pasal 7 bukanlah merupakan perbuatan melanggar hukum di bidang merek, dengan demikian selama galon air minum merek AQUA tersebut dibawa oleh pelanggan depot air minum isi ulang bukan dikategorikan sebagai perbuatan melanggar hukum di bidang merek. Untuk kasus pelanggaran merek AQUA di beberapa daerah di Indonesia saat ini marak terjadi, pelanggaran merek AQUA tersebut dikategorikan sebagai tindak pidana pemalsuan merek, dari beberapa kasus pemalsuan merek AQUA yang terjadi di beberapa daerah aparat penegak hukum cukup tanggap mengatasi permasalahan tersebut, misalnya seperti yang diberitakan Solopos.com, Jumat 18112011 aparat Polres Klaten menggerebek pemalsu air minum dalam kemasan AMDK merk AQUA pada Rabu 16112011 malam di Dukuh Ngentak, Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah. Galon merek AQUA tersebut dikumpulkan oleh sebuah depot air minum isi ulang, kemudian diisi dengan air minum isi ulang produksi sendiri dan berikan segel mirip dengan segel yang biasa digunakan oleh pihak AQUA. 79 Kasus lainnya terjadi pada bulan September 2013, aparat penegak hukum di daerah Jombang mengungkap praktik pemalsuan AQUA dengan tersangka warga Dusun Plosorejo, DesaKecamatan Bandar Kedungmulyo. Dari hasil pengungkapan oleh aparat penegak hukum tersebut ditemukan beberapa barang bukti meliputi 120 79 Solo Pos, “Terkait Pemalsuan AQUA Konsumen Diminta Lebih Hati-Hati,” http:www.solopos.com20111118terkait-pemalsuan-aqua-konsumen-diminta-lebih-hati-hati- 124792, terakhir diakses tanggal 19 Mei 2014 Universitas Sumatera Utara 68 galon AQUA siap edar, tiga dus tutup galon, dua karung tisu pembersih galon, enam karung tutup galon dan tanpa merek. 80 Kasus serupa terjadi pada bulan Februari 2014 di daerah Tangerang, aparat penegak hukum Kota Tangerang berhasil membongkar praktek pemalsuan air isi ulang galon merk AQUA yang beroperasi di Kampung Jaha, Rt. 23, Kelurahan Malangnengah, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Pelaku yang sudah beroperasi selama empat bulan ini diketahui tidak memiliki izin usaha dari pemerintah setempat dan pemilik merek AQUA. Aparat penegak hukum berhasil mengamankan barang bukti berupa dua tabung filter air, 101 galon air merk AQUA, dua karung berisi limbah tutup galon merek AQUA dan satu karung tutup galon yang sudah tersegel. 81 Praktek pemalsuan air mineral merek AQUA kemasan galon lainnya yang paling baru dan berhasil dibongkar aparat penegak hukum terjadi pada bulan April tahun 2014 di daerah Bandung tepatnya di sebuah tempat pengisian air isi ulang di Kawasan Muara Raya, Kelurahan Situsaeur, Kecamatan Astana Anyar, dalam pengungkapan yang dilakukan aparat penegak hukum tersebut selain mengamankan tersangka, pihaknya juga menyita beberapa barang bukti berupa 96 buah galon AQUA berisi dan sudah ditutup dengan tutup AQUA asli serta 266 dua ratus enam puluh enam tutup galon AQUA asli. Modus yang dilakukan yakni dengan cara galon 80 Berita Jatim, “Polisi Buru Pemasok Tutup Galon AQUA,” http:beritajatim.comhukum_ kriminal183767polisi_buru_ pemasok_tutup_ galon _aqua.html.U31oU0AxgqY, terakhir diakses tanggal 19 Mei 2014. 81 Megapolitan News, “Sindikat Pemalsu Air Galon Merek AQUA Dibekuk Polisi,” http:www.megapolitannews.comsindikat-pemalsu-air-galon-merek-aqua-dibekuk-polisi, terakhir diakses tanggal 19 Mei 2014. Universitas Sumatera Utara 69 air minum yang kosong dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan mesin pembersih isi ulang. Kemudian galon tersebut diisi dengan air pegunungan di tempat pengisian air isi ulang miliknya. Air isi ulang untuk mengisi galon AQUA asli disimpannya dalam toren ukuran 5.000 liter dan disalurkan melalui proses mesin air isi ulang, kemudian dimasukkan ke dalam galon AQUA menggunakan selang air. Setelah itu galon AQUA tersebut ditutup dengan menggunakan tutup label asli AQUA dan selanjutnya didistribusikan ke toko-toko sekitar wilayah Kota Bandung. 82 Berdasarkan uraian beberapa kasus pidana pemalsuan merek AQUA yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia tersebut, tampak bahwa pihak aparat penegak hukum sangat berperan aktif dalam pengungkapan kasus pelanggaran merek AQUA karena selain pelanggaran merek AQUA tersebut berdasarkan Undang-Undang Merek termasuk tindak pidana di bidang merek, juga karena gugatan secara perdata oleh pihak AQUA sendiri dianggap kurang efektif dalam mencegah timbulnya pelanggaran-pelanggaran HKI di bidang merek. 83 Dari uraian tersebut diatas dapat diambil suatu asumsi bahwa parameter terjadinya pelanggaran merek pada pengisian air minum merek terdaftar terdapat pada unsur komersialisasi atau unsur memperdagangkan. Selama pelanggan depot air minum yang mengisi air minum pada depot air minum isi ulang menggunakan galon merek terdaftar tetapi untuk dipergunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan rumah 82 Galamedia, “Pemalsuan Aqua Danone Kemasan Galon Terungkap”, http:www.klik- galamedia.compemalsuan-aqua-danone-kemasan-galon-terungkap, terakhir diakses tanggal 19 Mei 2014. 83 Hasil wawancara dengan Syabariah Br. Tarigan, Financial Accounting PT. Sibayakindo, Doulu Berastagi, tanggal 15 April 2014. Universitas Sumatera Utara 70 tangga akan air minum hal itu tidak dapat dikategorikan sebagai pelanggaran merek, namun apabila pelanggan air minum isi ulang tersebut mengisi air minum pada depot air minum isi ulang untuk diperdagangkan atau untuk tujuan komersial maka telah terjadi pelanggaran merek. Berdasarkan ketentuan Pasal 90 dan 91 Undang-Undang Merek yang berbunyi: ”Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang danatau jasa sejenis yang diproduksi danatau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang danatau jasa sejenis yang diproduksi danatau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat tahun danatau denda paling banyak Rp. 800.000.000,00 delapan ratus juta rupiah.” Berdasarkan uraian mengenai pelanggaran merek di atas mengandung unsur bahwa pelanggaran atas merek tersebut terjadi apabila ada seseorang yang menggunakan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang danatau jasa sejenis yang diproduksi danatau diperdagangkan, unsur diproduksi dan atau diperdagangkan disini bermakna penggunaan merek terdaftar milik pihak lain tersebut memang diperuntukkan untuk tujuan komersialperdagangan. Selanjutnya menurut ketentuan Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHPidana yang berbunyi, “Dipidana sebagai pelaku tindak pidana, mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan tindak pidana itu.” Universitas Sumatera Utara 71 Berdasarkan ketentuan tersebut terdapat unsur ”yang turut serta melakukan”, yang berarti ”bersama-sama melakukan” sedikit-dikitnya harus ada dua orang, ialah orang yang melakukan dan orang yang turut melakukan suatu peristiwa pidana. Kedua orang itu sama-sama melakukan pelaksanaan sehingga sama-sama melakukan unsur- unsur dari perbuatan pidana itu. Misalnya kebutuhan air minum normal rumah tangga dengan 6 anggota keluarga akan menghabiskan 15 liter setiap hari, maka pelanggan tersebut setiap 2 hari sekali akan membeli galon air minum isi ulang. Pemilik depot air minum isi ulangpun patut mengetahui terjadinya pelanggaran apabila dengan sengaja mengisi galon yang sudah ada merek terdaftarnya untuk diperdagangkan, jika si pelanggan depot air minum isi ulang tersebut mengisi air setiap hari sebanyak 10-20 galon, maka pelaku usaha depot air minum isi ulang seharusnya menyadari bahwa pelanggan mengisi air minum tersebut melakukannya untuk diperdagangkan mengingat jumlah pembelian yang melebihi kebutuhan normal air minum rumah tangga, apabila tetap mengisi dari depot air minum isi ulang itu berarti telah terjadi pelanggaran, sehingga pemilik depot air minum juga melanggar dalam konstruksi turut sertapenyertaan tindakan pelanggaran merek. Bagi pelanggan yang mengisi air minum isi ulang tersebut atau bagi pelaku usaha depot air minum isi ulang juga bisa dikenakan yang membantu melakukan, dan dapat dikenakan sanksi pidana. Universitas Sumatera Utara 72

BAB III KENDALA PENCEGAHAN PELANGGARAN HUKUM DALAM

PENGGUNAAN GALON AIR MINUM MEREK AQUA OLEH PELAKU USAHA

A. Tindakan Preventif Yang Pernah Dilakukan 1. Melakukan Pendaftaran Merek

Untuk mendapatkan hak atas merek harus melalui mekanisme pendaftaran. Pendaftaran merek tersebut sebagai sarana perlindungan hukum bagi pemilik merek. Pendaftaran merek disini adalah merupakan inisiatif dari pemilik tersebut, yang sadar akan perlunya perlindungan hukum atas merek yang dimilikinya. Hak Merek adalah hak eksklusif yang diberikan negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada sesorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakan. 84 Hak atas merek baru lahir jika telah didaftarkan oleh pemiliknya ke kantor merek. Dengan demikian sifat pendaftaran hak atas merek merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh pemiliknya. Tanpa didaftarkan hak itu tidak akan timbul, karena hak itu pada dasarnya diberikan oleh negara atas dasar pendaftaran. Ini berarti pendaftaran hak tersebut sifatnya wajib dan bukan sukarela. Mekanisme pendaftaran hak atas merek tersebut sesuai dengan sistem konsitutif first to file principle yang dianut oleh Undang-undang Nomor 15 Tahun 84 Abdul Rashyid Saliman, et.al, Esensi Hukum Bisnis Indonesia, Teori dan Contoh Kasus, Jakarta: Prenada Media, 2004, hlm.114. Universitas Sumatera Utara 73 2001 tentang Merek yang menggantikan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 sebagaimana diubah dan disempurnakan dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997. 85 Sistem pendaftaran dengan menggunakan stelsel konstitutif, artinya suatu sistem pendaftaran yang akan menimbulkan suatu hak sebagai pendaftar pertama pada merek. 86 Atas dasar sistem tersebut, agar suatu merek dilindungi harus didaftarkan dan pendaftarannya diterima oleh kantor merek agar pendaftaran merek diterima, maka harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 4, 5 dan 6 Undang- undang Nomor 15 Tahun 2001. Sebagai bentuk perlindungan hukum terhadap merek terkenal, seyogyanya pendaftaran terhadap merek tersebut tidak saja dilakukan didalam negeri, tetapi juga dibeberapa Negara di dunia. Hal ini dilakukan guna memenuhi salah satu kriteria sebagai merek terkenal sebagaimana dimaksud dalam penjelasan ketentuan Pasal 6 ayat 1 huruf b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. Sebagai salah satu langkah antisipasipreventif sebagai langkah pencegahan pelanggaran merek serta guna mendapatkan perlindungan hukum di bidang hak kekayaan intelektual khususnya di bidang merek, maka pihak AQUA telah mendaftarkan merek AQUA untuk jenis barang kelas 32 dan telah terdaftar dalam daftar Umum Merek Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual sesuai 85 Soendari Kabat dan Agung Sudjatmiko, 2001, Aspek Yuridis Pemakaian Merek Terkenal Sebagai Domain Names, Yuridika, Vol. 16 No. 5 September - Oktober, 2001, hlm.443 86 Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, hlm.113. Universitas Sumatera Utara 74 pendaftaran Nomor 488173 ex No. 273924 dan 173975, Nomor 488470 ex No. 273925 dan 173976, dan Nomor 512041 ex No. 278194. 87 Dengan terdaftarnya merek AQUA tersebut, berdasarkan ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 produsen AQUA adalah pemegang hak eksklusif yang diberikan oleh Negara untuk menggunakan merek terdaftar AQUA di seluruh Wilayah Republik Indonesia, atau memberikan ijin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Sebagai pemegang hak eksklusif atas merek terkenal AQUA, maka terhadap pemakaian danatau penggunaan merek yang sama pada pokoknya atau secara keseluruhan oleh pihak lain untuk produk air minum adalah merupakan pelanggaran merek sebagaimana dimaksud Pasal 76 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 : 1 Pemilik Merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang atau jasa yang sejenis berupa : a. gugatan ganti rugi, danatau b. penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan Merek tersebut 2 Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diajukan kepada Pengadilan Niaga. Apabila merek telah terdaftar, maka mendapat perlindungan hukum, baik secara perdata maupun pidana. Terkait dengan perlindungan hukum secara pidana, yaitu dengan pemberian hukuman kepada barang siapa yang telah melakukan kejahatan dan pelanggaran merek sebagaimana diatur dalam Pasal 90, 91, dan 94 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001. 87 Hasil wawancara dengan Syabariah Br. Tarigan, Financial Accounting PT. Sibayakindo, Doulu Berastagi, tanggal 26 April 2014 Universitas Sumatera Utara 75 Undang-Undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 90 pada dasarnya memberikan ancaman hukuman penjara paling lama lima tahun danatau denda paling banyak satu milyar rupiah kepada barang siapa yang dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang danatau jasa sejenis yang diproduksi danatau diperdagangkan. Sementara Pasal 91 memberikan ancaman hukuman penjara maksimal empat tahun danatau denda maksimal delapan ratus juta rupiah bagi barang siapa yang dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang danatau jasa sejenis yang diproduksi danatau diperdagangkan. Sedangkan Pasal 94 memberikan ancaman hukuman pidana kurungan maksimal satu tahun atau denda maksimal dua ratus juta rupiah bagi barang siapa yang memperdagangkan barang danatau jasa yang diketahui atau patut diketahui bahwa barang danatau tersebut merupakan hasil pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 90 dan 91. Berdasarkan Undang-undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 tindak pidana sebagaimana dimaksud di atas merupakan delik aduan. Ini mengubah ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 sebagaimana diubah dan disempurnakan dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997. Perlindungan hukum secara perdata juga diberikan kepada pemegang merek yang sah. Kalau hak merek telah dipegang, maka menurut sistem hukum merek Indonesia, pihak pemegang Universitas Sumatera Utara 76 merek tersebut akan mendapatkan perlindungan hukum, 88 artinya apabila terjadi pelanggaran hak atas merek, pihak pemegang merek dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lainnya yang melakukan pelanggaran hak atas merek. Gugatan ini ditujukan untuk mendapatkan ganti rugi dan penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut. Gugatan diajukan di Pengadilan Niaga Pasal 76 ayat 1 dan ayat 2. Gugatan ganti rugi danatau penghentian perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek secara tanpa hak tersebut memang sudah sewajarnya, karena tindakan tersebut sangat merugikan pemilik merek yang sah. 89 Bukan hanya kerugian ekonomi secara langsung, tetapi juga dapat merusak citra merek tersebut apabila barang atau yang menggunakan merek secara tanpa hak tersebut kualitasnya lebih rendah dari pada barang atau jasa yang menggunakan merek secara sah. Gugatan atas pelanggaran merek sebagaimana dimaksud diatas dapat diajukan oleh penerima lisensi merek terdaftar, baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan pemilik merek yang bersangkutan Pasal 77. Hak penerima lisensi untuk mengajukan gugatan sebagaimana hak pemilik merek terdaftar, sebab pemegang lisensi memang sangat berkepentingan karena ikut mengalami kerugian atas adanya pelanggaran atas merek tersebut. 88 Budi Agus Riswandi, dan M. Syamsudin, Op.Cit., hlm.87. 89 Ahmadi Miru, Op.Cit., hlm.93. Universitas Sumatera Utara 77

2. Regulasi Depot Air Minum Isi Ulang