f. Harus progresif, inovatif,fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing
– masing perawat yang di supervisi. Intensitas supervisi, seperti kekuatan mengarahkan, harus dapat
menyesuaikan kondisi situasional, staf, kebutuhan, keterampilan kepemimpinan dari seorang manajer. Supervisi harus dapat
menyesuaikan tipe dan intensitas pekerjaan dari kelompok terkait kenyamannya dalam melaksanakan tugas Gilles, 1994
g. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan.
Kegiatan supervisi harus mampu menumbuhkan keratiftas dan membangun. Kron dan Gray 1987 dalam Lusianah, 2008 melalui
kegiatan supervisi diharapkan dapat memperbaiki dan memberikan masukan atas kekurangan yang dilakukan perawat ketika sedang
menjalankan tugas. h. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi yang bersifat bimbingan yang dilakukan oleh
supervisor dapat memperbaiki dan member masukan atas kekurangan yang dilakukan perawat ketika sedang menjalankan tugasnya Kron
dan Gray, 1987 dalam Lusianah, 2008 .
5. Kompetensi Supervisor Keperawatan
Tanggung jawab utama seorang supervisor adalah mencapai hasil sebaik mungkin dengan mengkoordinasikan system kerjanya. Para supervisor
mengkoordinasikan pekerjaan
karyawan dengan
mengarahkan, melancarkan, membimbingan, memotivasi, dan mengendalikan Dharma,
2003. Seorang keperawatan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari harus memiliki kemampuan dalam Suyanto, 2008:
a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksanan keperawatan.
c. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja kepada staf dan pelaksanan keperawatan.
d. Mampu memahami proses kelompok dinamika kelompok. e. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
pelaksana keperawatan. f. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat.
g. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan yang diberikan lebih baik.
6. Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan dengan dua cara dalam prosesnya yaitu secara langsung dan tidak langsung Mc Eachen Keogh, 2007
a. Supervisi Langsung
Supervisi langsung dilakukan apabila perawat manajer karu dengan cara observasi secara langsung ke pada staf melalui langkah
– langkah dalam tugas staf. Lusianah, 2008 menjelaskan dalam kegiatan
supervisi memberikan umpan balik dan perbaikan, berfokus pada masalah
– masalah pokok dan strategis, bersifat objektif menurut standart yang telah di tetapkan.
Proses ini dilakukan pada saat perawat pelaksanan melakukan secara mandiri tindakan keperawatan dan di damping oleh supervisor. Selama
proses, supervisor memberikan reinforcement positif dan petunjuk . Setelah tindakan selesai dilakukan diskusi dengan tujuan mengautkan
tindakan yang dilakukan. Hasil penelitian Hamzah 2001 ada hubungan yang bermakna antara supervisi dengan kepuasan kerja.
Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian Linggardini 2010 menjelaskan bahwa teknik supervisi baik 51,4 dan tidak jauh berbeda
dengan persepsi perawat pelaksana terhadap supervisi 50.
b. Supervisi Tidak Langsung Perawat manajer mengawasi kinerja dari tugas secara tidak langsung.
Tugas ini di delegasikan pada staf dan kemudian yang bertanggung jawab mengatur setiap langkah tugas dengan bebas dari perawat
manajer. Perawat manajer memastikan bahwa tugas pekerjaan tersebut dilakukan tepat waktu dan dapat di selesaikan dengan sempurna. Staf
bertanggung jawab memberikan laporan kepada perawat manajer
sehingga tidak ada alasan yang dapat menghalangi penyelesaian tugas tersebut.
Hasil penelitian Linggardini 2010 pendokumentasian asuhan keperawatan sebasar 60 dengan kategori baik. Analisi lebih lanjut
mendpatkan adanya hubungan yang bermakna antara frekwensi, teknik maupun cara supervisi dengan pendokumentasian berbasia computer
yang dilakukan.
7. Kegiatan Supervsisi