sehingga tidak ada alasan yang dapat menghalangi penyelesaian tugas tersebut.
Hasil penelitian Linggardini 2010 pendokumentasian asuhan keperawatan sebasar 60 dengan kategori baik. Analisi lebih lanjut
mendpatkan adanya hubungan yang bermakna antara frekwensi, teknik maupun cara supervisi dengan pendokumentasian berbasia computer
yang dilakukan.
7. Kegiatan Supervsisi
Supervisi merupakan inspeksi terhadap pekerjaan orang lain, evaluasi kinerja dan memastikan hasil pekerjaan sudah dilakukan dengan benar.
Pendapat sama dipertegas oleh Tappen. Weiss. Whitehead 2004. Kegiatan supervisi lebih kepada pengawasan secara langsung kinerja
orang lain. Kegiatan termasuk memastikan apakah pekerjaan sudah selesai di kerjakan dan apa yang terencana seorang manajer melalui
aktifitas dalam meleksanakan kegaitan atau tugas seharian. Arwani,2006
a. Bimbingan dan Pembinaan Bimbingan yang dilakukan kepala ruangan sebagai supervisor terkait
dengan asuhan keperawatan di ruangan . Gillies, 1994 menjelaskan bahwa supervisi bersifat fasilitatif karena memberikan
pengetahuan terhadap pekerjaan yang di awasi sehingga peleksanaan mampu memperbaiki kekeurangan sebelum terjadinya masalah yang
lebih serius. Pembinaan di maksudkan untuk mencarikan solusi
penyelesaian untuk perbaikan kinerjanya kan solusi penyelesaian untuk perbaikan kinerjanya Sudarmanto,2009. Kegiatan bimbingan
yang diberikan oleh supervisor keperawatan sanagat diperlukan agar terjadi perubahan perilaku yang mencakup perubahan mental
kognitif, emosional dan aktivitas fisik Kron dan Gray,1987 dalam lusianah,2008
b. Pengarahan Kekuatan mengarahkan orang lain harus menyesuaikan kondisi dan
situasi kebutuhan staf. Hal ini memerlukan kemampuan memimpin seorang manajer keperawatan, sehingga menghasilkan kenyamanan
dalam bekerja Gillies,1994. Pengarahan kepela ruangan melalui kegiatan operan. Pre dan post conference dapat meningkatkan
kepuasan kerja perawat pelaksana. Hasil penelitian Sigit 2009 menghasilkan adanya hubungan yang bermakna antara fungsi
pengarahan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat.
c. Memotivasi Memberikan doronngan kepada staf atau bawahan agar dapat bekerja
dengan baik untuk meningkatkan kinerjanya. Mekanisme kerja yang baik ini akan mendorong dari dalam diri dan diharapkan kerja akan
muncul pada diri karyawannya, bahkan lebih jauh menumbuhkan komitmen dari karyawan secara mendalam Sudarmanto,2009.
Memotivasi secara positif dan keadilan yang konsisten adalah tanda
– tanda dari kepemimpinan yang baik Swansburg,2000. Sigit 2009 menjelaskan kualitas dan proses supervisi yang baik akan
meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja perawat. d. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja merupakan salah satu tahapan manajemen kinerja. Tahapan ini merupakan rangkaian dari penilaian kinerja individu
yaitu, mengetahui sejauh mana kontribusi individu terhadap organisasi Sudarmanto,2009. Oleh karena itu, hal ini sangat
penting bagi perawat manajer untuk mempercayai staf melakukan pekerjaan dengan benar, namum tetap melakukan verifikasi secara
periodic bahwa tugas terseebut sudah dilakukan dengan baik Mc Eachan dan Keogh,2007. Hasil kerja yang dicapai oleh perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan dan mendokumentasikannya perlu dinilai oleh supervisor. Penilaian dilakukan secara terus
menerus untuk melihat aspek positif dan negative yang ditemui pada pelaksanaan kerja perawat Lusianah,2008.
C. Dokumentasi Proses Keperawatan
Tungpalan 1983 dalam Dinarti mengatakan bahwa dokumen adalah suatu catatan yang dapat di buktikan atau di jadikan bukti dalam persoalan hukum.
Fisbach 1991, menambahkan dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data
lengkap, nyata dan tercatat,bukan hanya tentang tingkat kesakitandari pasien, tetapi juga jenis,tipe, kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan pasien.