2. Pengarahan harus dapat di mengerti
3. Perkataan pada pengarahan menunjukan indikasi yang penting
4. Bicara yang jelas dan pelan
5. Berikan pengarahan dengan pesan yang masuk akal
6. Hindari pemberian beberapa arahan dalam satu waktu
7. Membuat kepastian bahwa pengarahan yang diberikan dimengerti
8. Membuat kepastian bahwa pengarahan di pahami dan akan di
tindaklanjuti. Menurut Gillies 1994 Pengarahan di berikan untuk menjamin agar
mutu asuhan keperawatan pasien berkualitas tinggi, untuk mencapai hal tersebut maka kepala ruangan harus mengarahkan stafnya untuk
melaksanakan tugasnya pemberi asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan standart asuhan keperawatan,termasuk pendokumentasian
asuhan keperawatan dan sesuai kebijakan rumah sakit.
c. Peran Supervisi Kepala Ruangan Sebagai Pelatih
Kepala ruangan saat melakukan supervisi harus dapat berperan sebagai pelatih dalam memberikan asuhan keperawatan keperawatan pasien.
Menurut Kron 1987. Pengertian supervisi sendiri bukan pengajaran, tetapi banyak menggunakan keterampilan pengajaran atau pelatihan
yang berarti membantu pelaksanaan menerima informasi. Hal ini mudah di kerjakan dan efektif saat perawat pelaksana sedang bekerja dengan
staf. Prinsip – prinsip dari pengajaran atau pelatihan harus menghasilkan
suatu perubahan prilaku, perubahan itu termasuk perubahan mental, emosional, aktifitas fisik, dengan kata lain melalui proses belajar
kemungkinan akan merubah pemikiran, gagasan, sikap, dan cara mengerjakan sesuatu manifestasi perubahan akan sangat sesuai dengan
kapasitas individu atau peluang untuk mengekspresikan diri.
d. Peran Supervisi Kepala Ruangan Sebagai Pengamat
Sebagai kepala ruangan dalam melaksanakan supervisi harus dapat melaksanakan pengamatan dengan baik. Menurut Kron 1987. Observasi
atau pengamatan penting dalam supervisi . Supervisi dapat menfasilitasi informasi tentang pasien, lingkungan pasien, perawat pasien yang
memberikan asuhan keperawatan untuk pasien. Observasi atau pengamatan aplikasinya untuk memperoleh informasi
dengan menggunakan seluruh indra keenam, pengamatan di gunakan secara terus menerus saat seorang melihat , bekerja , bicara,menulis dan
membaca. Menurut Gilies 1994. Pengamatan merupakan salah satu perilaku
peningkatan meliputi memeriksa pekerjaan staf,memperbaiki,menyetujui pelaksanaan dalam hal ini pendokumentasia asuhan keperawatan .
Menurut Ashiddle 1988 yang di kutip oleh Edward 2001 menyatakan bahwa pengamatan dalam supervisi bukan penagamatan yang pasif tetapi
dapat mempengaruhi, mengidentifikasi kesalahan yang di lakukan perawat pelaksana dengan membuat urutan kesalahan yang dilakukan
oleh perawat pelaksana tersebut dan bersama – sama memperbaikinya.
e. Peran Supervisi Kepala Ruangan Sebagai Penilai