40
4. Posisi Pengelasan
Dalam dunia industri posisi las diberi kode tertentu agar pada saat pengelasan dilakukan tidak terjadi kekeliruan menentukan juru las dan prosedur
pengelasan. Ada dua sistem pengkodean yang banyak dikenal, yaitu sistem yang ditetapkan oleh American Welding Society AWS dan sistim International
Standard Organisation ISO. Umaryadi 2007: 28-29 mengatakan bahwa pada umumnya terdapat empat macam posisi pengelasan yang biasa digunakan oleh
seorang welder, antara lain: a. Posisi pengelasan di bawah tangan down hand, dapat dilihat Gambar 8
Gambar 8. Posisi down hand 1 G b. Posisi pengelasan mendatar horizontal, dapat dilihat pada Gambar 9
Gambar 9. Posisi horizontal 2G c. Posisi tegak vertical, dapat dilihat pada Gambar 10
Gambar 10. Posisi vertical 3G
10 º- 20º 90º
41 d. Posisi di atas kepala over head, dapat dilihat pada Gambar 11
Gambar 11. Posisi over head 4G Sukaini, dkk 2013: 128-130 juga berpendapat bahwa secara umum
posisi pengelasan ada empat, yaitu posisi pengelasan di bawah tangan down hand, posisi mendatar horizontal, posisi tegak vertikal, dan posisi atas kepala
overhead. Namun karena karakteristik pekerjaan dan jenis bahan yang berbeda maka posisi pengelasan diuraikan menjadi posisi pengelasan pada pelat dan
posisi pengelasan pada pipa. Posisi pengelasan pada pelat meliputi posisi pelat sambungan tumpul 1G, posisi pelat sambungan sudut fillet 1F, posisi
horizontal sambungan tumpul 2G, posisi horizontal sambungan sudut fillet 2F, posisi tegak sambungan tumpul 3G, posisi tegak sambungan sudut fillet 3F,
posisi di atas kepala sambungan tumpul 4G, dan posisi di atas kepala sambungan sudut fillet 4F. Sedangkan posisi pengelasan pada pipa meliputi
posisi sumbu horizontal pipa dapdt diputar diameter sama sambungan tumpul 1G, posisi sumbu horizontal pipa dapat diputar diameter berbeda sambungan
sudut fillet 1F, posisi sumbu tegak sambungan tumpul 2G, posisi tegak sambungan sudut fillet 2F, posisi sumbu horizontal pipa tidak dapat diputar
tetap sambungan tumpul 5G, posisi sumbu horizontal pipa tidak dapat diputar tetap sambungan sudut fillet 5F, posisi sumbu miring 45
o
sambungan tumpul
42 6G, posisi sumbu miring 45
o
sambungan pipa-pelat sambungan sudut fillet 6F. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel2.
Tabel 2. Posisi pengelasan pada pipa Tabel 1. Posisi pengelasan pada sambungan groove dan fillet
43
5. Cara menyalakan dan mematikan elektroda