35
2. Parameter Pengelasan
Wiryo Sumarto 2008: 224-225 mengemukakan bahwa terdapat 6 enam cara dalam menentukan parameter pengelasan yaitu tegangan busur las, besar
arus las, kecepatan pengelasan, polaritas listrik, besarnya penenmbusan atau penetrasi, dan beberapa kondisi standar dalam pengelasan. Untuk lebih jelasnya
peneliti uraikan sebagai berikut: a. Tegangan busur las
Tingginya tegangan busur tergantung pada panjang busur yang di kehendaki dan jenis elektroda yang digunakan. Panjang busur yang baik kira-kira
sama dengan garis tengah elektroda. Pada dasarnya busur listrik yang terlalu panjang tidak dikehendaki karena stabilitasnya mudah terganggu sehingga hasil
pengelasan tidak rata. b. Besar arus las
Besarnya arus las yang diperlukan tergantung dari bahan dan ukuran dari lasan, geometri sambungan, posisi pengelasan macam elektroda, dan diameter
inti elektroda. Dalam hal daerah las mempunyai kapasitas panas yang tinggi maka dengan sendirinya diperlukan arus las yang besar dan mungkin juga
diperlukan pemanasan tambahan. c. Kecepatan pengelasan welding travel
Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter inti elektroda, bahan yang dilas, geometri sambungan, ketelitian sambungan, dan
lain-lainnya. Pada suatu kecepatan tertentu, kenaikan kecepatan akan memperbesar penenembusan. Bila kecepatan dinaikkan terus maka masukan
panas pesatuan panjang juga akan menjadi kecil. Sehingga pendinginan akan berjalan terlalu cepat yang mungkin dapat memperkeras daerah HAZ Heat
36 Affective Zone. HAZ merupakan daerah yang terkena radiasi panas akibat
pengelasan pada jalus las. d. Polaritas listrik
Pengelasan busur
listrik dengan
elektroda terbungkus
dapat menggunakan polaritas lurus dan polaritas balik. Pemilihan polaritas ini
tergantung pada bahan pembungkus elektroda, konduksi termal dari bahan induk, kapasitas panas dari sambungan dan lain sebagainya. Bila titik cair bahan
induk tinggi dan kapasitas panasnya besar sebaiknya digunakan polaritas lurus, sebaliknya bila kapasitas panasnya kecil sebaiknya digunakan polaritas balik.
e. Besarnya penembusan atau penetrasi Untuk mendapatkan kekuatan yang tinggi dibutuhkan penetrasi atau
penembusan yang cukup, sedangkan besarnya penembusan tergantung kepada sifat-sifat fluks, polaritas, besarnya arus, kecepatan las, dan tegangan yang
digunakan. Pada dasarnya makin besar arus las makin besar pula daya tembusnya.
f. Beberapa kondisi standar dalam pengelasan
Beberapa kondisi standar dalam pengelasan dengan syarat-syarat tertentu seperti tebal plat, bentuk sambungan, jenis elektroda, diameter inti
elektroda dan lain sebagainya, telah ada. Kondisi itu harus dilaksanakan secara seksama dan teliti saat pengelasan.
3. Jenis-jenis Sambungan Las