Sebagai akibat dari masih tingginya korupsi di Indonesia adalah, jutaan warga terbelenggu dalam kemiskinan. Data BPS mencatat bahwa Jumlah penduduk miskin
penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia pada September 2011 mencapai 29,89 juta orang 12,36 persen, turun
0,13 juta orang 0,13 persen dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 yang sebesar 30,02 juta orang 12,49 persen. Selama periode Maret 2011-
September 2011, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,09 juta orang dari 11,05 juta orang pada Maret 2011 menjadi 10,95 juta orang pada September
2011, sementara di daerah perdesaan berkurang 0,04 juta orang dari 18,97 juta orang pada Maret 2011 menjadi 18,94 juta orang pada September 2011.
60
Dampak lebih jauh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB menilai bahwa Indeks Pembangunan Manusia Human Development Index - HDI negara Indonesia
berada pada urutan 110 dari 173 negara di dunia. Suatu peringkat yang tergolong sangat rendah, hanya satu peringkat di atas Kamboja tetapi jauh tertinggal jika
dibandingkan beberapa negara ASEAN seperti Vietnam, Philipina, Malaysia dan Singapura.
B. Dampak Tindak Pidana Korupsi
Telah banyak usaha yang dilakukan untuk memberangus korupsi, namun sampai saat ini hasilnya masih tetap belum sesuai dengan yang harapan masyarakat.
Melihat kenyataan betapa sulitnya usaha pemberantasan korupsi, sebenarnya wajar
60
www.bps.go.id
Universitas Sumatera Utara
saja jika sampai timbul public judgement bahwa korupsi adalah manisfestasi budaya bangsa. Ibarat wabah demam berdarah dengou DBD, korupsi kini telah memasuki
arena Kejadian Luar Biasa KLB. Salah satu akibat buruk dari perilaku korup yang kini semakin membudaya di Indonesia adalah kerugian keuangan negara. Selama
tiga tahun terakhir terdapat trend kenaikan kerugian keuangan negara yang menurut catatan akhir tahun Indonesian Corruption Watch 24107 pada tahun 2004
mencapai Rp. 4,3 triliun, tahun 2005 mencapai Rp 5,3 triliun dan tahun 2006 meningkat tiga kali lipat menjadi Rp 14,4 triliun.
61
Begitu kronisnya penyakit korupsi di Indonesia digambarkan oleh Prof. Dr. H. Syafei Maarif, akibat korupsi yang semakin merajalela kini bangsa Indonesia
dalam kondisi yang sangat menyedihkan. Departemen Agama RI yang seharusnya mengurusi pembangunan mental hati bangsa adalah salah satu departemen terkorup
di negeri ini. Kemudian Departemen Pendidikan RI yang seharusnya mengurusi usaha mencerdaskan bangsa otak juga merupakan salah satu departemen terkorup.
Demikian juga Departemen Kesehatan RI yang seharusnya mengurusi kesehatan secara fisik bangsa Indonesia juga salah satu Departemen Terkorup di negeri ini.
Lalu apa yang tersisa? , tanya Maarif.
62
Pusat Kajian Anti Korupsi PUKAT Fakultas Hukum UGM mengemukakan kemudlaratan
korupsi telah sukses merambah seluruh aspek kehidupan sosial
61
Dokumen annual report ICW ini di rilis pada tanggal 12 Desember 2007, yang memberi overview kasus-kasus korupsi serta penanganan terhadap kasus-kasus tersebut
62
Syafii Ma’arif, http:www.tempo.coreadnews20111129078369040Syafii-Maarif- Korupsi-Sudah-Jadi-Penyakit
Universitas Sumatera Utara
diantaranya ; mahalnya biaya pendidikan, kesehatan, minimnya fasilitas umum, minimnya fasilitas militer, penegakan hukum yang memble, minimnya lapangan
kerja, dana bantuan di-sunat, ekonomi biaya tinggi, BBM mahal, dan banyaknya biaya-biaya yang tidak jelas invisble cost.
63
Lesunya Perekonomian Korupsi memperlemah investasi dan pertumbuhan ekonomi. Korupsi merintangi akses masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan
yang berkualitas. Korupsi memperlemah aktivitas ekonomi, memunculkan inefisiensi, dan nepotisme. Korupsi menyebabkan lumpuhnya keuangan atau
ekonomi suatu negara, meluasnya praktek korupsi di suatu negara mengakibatkan berkurangnya dukungan negara donor, karena korupsi menggoyahkan sendi-sendi
kepercayaan pemilik modal asing. Bagi dunia usaha korupsi punya dampak yang merugikan. Pertama, korupsi
memperbesar biaya perusahaan karena perusahaan harus membayar biaya-biaya tidak resmi dan biaya tambahan karena tindakan korupsi. Penelitian Mudrajad
Kuncoro 2004
64
pada industri berorientasi ekspor yang padat karya di 10 KabupatenKota di Indonesia menemukan bahwa biaya tambahan karena korupsi
mencapai 7,3 persen dari biaya perusahaan. Sedangkan penelitian Ari Kuncoro 2001
65
63
http:pukat.hukum.ugm.ac.id
pada 1.736 perusahaan di 285 kabupaten dan kota di Indonesia menemukan besarnya biaya tambahan sebagai akibat tindakan korupsi mencapai 10 persen dari
64
Mudrajad Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang
, Jakarta : Erlangga, 2004 hal. 3.
65
Kuncoro, Ari. Bribery in Indonesia: Some evidence from micro-level data, Bulletin of Indonesian Economic Studies, Vol 40, No.3 ,2004 pp 329-354
Universitas Sumatera Utara
biaya total perusahaan. Besarnya biaya tambahan ini tentu akan mengurangi keuntungan dan efisiensi perusahaan.
Sebuah penelitian
66
Dalam tulisannya yang menarik berjudul Why is Corruption So Much More Taxing Than TaxMengapa Korupsi Lebih Memajaki daripada Pajak? sebagai hasil
penelitiannya di 45 negara, Shang Jin Wei 1997 menarik di Afrika menemukan bahwa produktivitas
perusahaan yang membayar suap hanya 23 dari perusahaan yang tak pernah membayar suap. Kedua, sebagai dampak lebih lanjut dari biaya tambahan sebagai
akibat tindakan korupsi tersebut, perusahaan biasanya akan menggeser beban biaya tambahan ini pada konsumen dengan cara menaikkan harga barang yang dijualnya.
Kenaikan harga barang ini akan mengurangi daya beli konsumen. Karena daya beli konsumen turun maka pada akhirnya pengusaha juga akan menanggung akibatnya
berupa penurunan omset penjualan. Ketiga, biaya tambahan sebagai akibat tindakan korupsi yang harus ditanggung oleh pengusaha ternyata lebih merugikan
dibandingkan pajak.
67
66
menyatakan bahwa korupsi lebih merugikan daripada pajak karena biaya tambahan sebagai hasil korupsi tidak
diimbangi dengan balas jasa apapun dari oknum pemerintah. Sementara jika pengusaha membayar pajak, ia akan mendapatkan balas jasa berupa pelayanan publik
dan infrastruktur yang dibutuhkannya untuk menjalankan usahanya. Karena ketiga
http:nugroho-sbm.blogspot.com200912mengapa-menentang-korupsi.html diakses 2 juni 2012
67
Shang-Jin Wei, 2000. How Taxing is Corruption on International Investors?, The Review of Economics and Statistics, MIT Press, vol. 821, pages 1-11, February
Universitas Sumatera Utara
dampak korupsi yang merugikan dunia usaha tersebut maka tidak heran jika korupsi merupakan hambatan yang cukup serius bagi investasi baik yang berasal dari dalam
negeri maupun investasi asing. Penelitian Shang Jin Wei seperti dikutip di atas menemukan bahwa korupsi
berdampak negatif terhadap investasi asing. Penelitian Hines 1995 di AS menghasilkan hasil yang sama.
68
Demikian pula penelitian Daniel Kaufmann 1997 di Ukraina dan Rusia juga menyimpulkan hal yang sama yaitu korupsi berdampak
negatif terhadap investasi asing. Karena berdampak negatif terhadap investasi padahal investasi adalah motor penggerak pertumbuhan ekonomi maka korupsi
berdampak negatif pula terhadap pertumbuhan ekonomi.
69
Penelitian Paulo Mauro 1997 di 70 negara menemukan bahwa korupsi berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Demikian juga penelitian Vito
Tanzi 1998 di beberapa negara sedang berkembang menemukan hal yang sama. Dampak korupsi yang paling dirasakan masyarakat adalah meningkatnya
kemiskinan. Meningkatnya kemiskinan efek penghancuran yang hebat terhadap orang miskin adalah dampak langsung yang dirasakan oleh orang miskin dan dampak
tidak langsung terhadap orang miskin. Dua kategori penduduk miskin di Indonesia:
Kemiskinan kronis chronic poverty Kemiskinan sementara transient poverty Empat risiko tinggi korupsi: Ongkos finansial financial costs Modal manusia
68
Lihat Shang-Jin Wei , Corruption in Economic Development: Beneficial Grease, Minor
Annoyance, or Major Obstacle Tshinghua : Centre for Economic Policy Research CEPR, 1990
69
Daniel Kaufmann Pedro C. Vicente, 2011. Legal Corruption, Economics and
Politics, Wiley Blackwell, vol. 232, pages 195-219, 07.
Universitas Sumatera Utara
human capital Kehancuran moralmoral decay Hancurnya modal sosial loss of capital social
.
70
Sebuah studi literatur yang dilakukan oleh Eric Chetwynd, Frances Chetwynd serta Bertram Spector di tahun 2003 dengan judul
Corruption and Poverty: A Review of Recent Literature
merupakan sebuah bahan berharga yang dapat menyediakan landasan teoritik untuk memahami isu ini.
Kesimpulan utama dari studi tersebut adalah bahwa korupsi tidak bisa langsung menghasilkan kemiskinan. Namun, korupsi memiliki konsekuensi langsung
terhadap faktor-faktor tatakelola pemerintahan dan perekonomian, yang pada akhirnya melahirkan kemiskinan”.
71
Selanjutnya adalah efek dari kemiskinan itu sendiri adalah meningkatnya angka kriminalitas . Tingginya angka kriminalitas, korupsi menyuburkan berbagai
jenis kejahatan yang lain dalam masyarakat. Semakin tinggi tingkat korupsi, semakin besar pula kejahatan. Menurut Transparency International, terdapat pertalian erat
antara jumlah korupsi dan jumlah kejahatan. Rasionalnya, ketika angka korupsi meningkat, maka angka kejahatan yang terjadi juga meningkat. Sebaliknya, ketika
angka korupsi berhasil dikurangi, maka kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum law enforcement juga meningkat. Dengan mengurangi korupsi dapat juga
secara tidak langsung mengurangi kejahatan yang lain.
70
http:mgtabersaudara.blogspot.com201106dampak-korupsi-terhadap-eksistensi.html
71
Chetwynd, E., Chetwynd, F. and Spector, B, Corruption and Poverty: A Review of Recent Literature
2003
Universitas Sumatera Utara
Tingginya angka kriminalitas lanjutan idealnya, angka kejahatan akan berkurang jika timbul kesadaran masyarakat marginal detterence. Kondisi ini
hanya terwujud jika tingkat kesadaran hukum dan kesejahteraan masyarakat sudah memadahi sufficient. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa penegakan hukum di
suatu negara selain tergantung dari hukum itu sendiri, profesionalisme aparat, sarana dan prasarana, juga tergantung pada kesadaran hukum masyarakat. Kesejahteraan
yang memadahi mengandung arti bahwa kejahatan tidak terjadi oleh karena kesulitan ekonomi.
Pengaruh korupsi bagi pemerintah sendiri adalah demoralisasi korupsi yang merajalela di lingkungan pemerintah dalam penglihatan masyarakat umum akan
menurunkan kredibilitas pemerintah yang berkuasa. Jika pemerintah justru memakmurkan praktik korupsi, maka lenyap pula unsur hormat dan trust
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Praktik korupsi yang kronis menimbulkan demoralisasi di kalangan warga masyarakat. Menurut Bank Dunia,
korupsi merupakan ancaman dan duri bagi pembangunan. Korupsi mengabaikan aturan hukum dan juga menghancurkan pertumbuhan ekonomi. Lembaga
internasional menolak membantu negara-negara korup. Kehancuran birokrasi pemerintah
merupakan garda depan yang behubungan dengan pelayanan umum kepada masyarakat. Korupsi melemahkan birokrasi sebagai
tulang punggung negara. Korupsi menumbuhkan ketidakefisienan yang menyeluruh ke dalam birokrasi. Korupsi dalam birokrasi dapat dikategorikan dalam dua
kecenderungan umum yaiu; yang menjangkiti masyarakat dan yang dilakukan di
Universitas Sumatera Utara
kalangan mereka sendiri. Transparency International membagi kegiatan korupsi di sektor publik ke dalam dua jenis, yaitu korupsi administratif dan korupsi politik.
72
Kehancuran birokrasi lanjutan Menurut Indria Samego, korupsi menimbulkan empat kerusakan di tubuh birokrasi militer Indonesia: Secara formal,
material anggaran pemerintah untuk menopang kebutuhan angkatan bersenjata sangat terbatas, padahal pada kenyataannya, TNI memiliki sumber dana lain di luar
APBN. Perilaku bisnis perwira militer dan kolusi yang mereka lakukan dengan pengusaha menimbulkan ekonomi biaya tinggi yang lebih banyak mudaratnya
daripada manfaatnya bagi kesejahteraan rakyat dan prajurit secara keseluruhan. Orientasi komersial pada sebagian perwira militer pada gilirannya juga menimbulkan
rasa iri hati perwira militer lain yang tidak memiliki kesempatan yang sama. Orientasi komersial akan semakin melunturkan semangat profesionalisme militer
pada sebagian perwira militer yang mengenyam kenikmatan berbisnis, baik atas nama angkatan bersenjata maupun atas nama pribadi.
73
Turunnya kewibawaan pemerintah akan berdampak pada sistem politik dan sistem pemerintahan. Terganggunya Sistem Politik dan Fungsi Pemerintahan
Dampak negatif terhadap suatu sistem politik. Korupsi Mengganggu kinerja sistem politik yang berlaku. Publik cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu
lembaga yang diduga terkait dengan tindakan korupsi. Contohnya ; lembaga tinggi DPR yang sudah mulai kehilangan kepercayaan dari Masyarakat Lembaga Politik
72
Kuncoro,Op.Cit hal. 4
73
Indria Samego, TNI di Era Perubahan Jakarta: Erlangga, 2000 hal. 42-44
Universitas Sumatera Utara
diperalat untuk menopang terwujudnya berbagai kepentingan pribadi dan kelompok.
74
C. Kebijakan Hukum Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia.