peneliti sudah mendapatkan atau mempunyai gambaran yang berupa awal tentang permasalahan yang akan diteliti.
42
Penelitian bersifat deskriptif analisis adalah “suatu penelitian yang berusaha menggambarkan fakta dan data-data mengenai tugas dan
tanggung jawab Pengurus, kemudian melakukan penyusunan, pengolahan dan penilaian terhadap data-data yang ditemukan sehingga diperoleh gambaran lengkap
dan menyeluruh mengenai permasalahan yang diteliti”.
43
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Pendekatan normatif yaitu penelitian yang difokuskan untuk mengkaji
penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif, serta kemudian dihubungkan dengan perkembangan yang ada di tengah masyarakat.
44
2. Sumber Data
a. Bahan Hukum Primer
Yaitu dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
45
42
Ibid, hal 63.
Dalam tulisan ini di antaranya Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
jo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahannya, Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang No. 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait.
43
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, Hal. 36
44
Johnny Ibrahim, “Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif”, Jakarta: Banyumedia, 2007, Hal. 295
45
Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Jakarta: Liberty, 2002, hal. 19.
Universitas Sumatera Utara
b. Bahan Hukum Sekunder
Yaitu semua dokumen yang merupakan informasi, atau kajian yang berkaitan dengan akibat hukum terhadap pembayaran uang pengganti sebagai salah satu bentuk
pengembalian kerugian keuangan negara, seperti: seminar-seminar, jurnal-jurnal hukum, majalah-majalah, koran-koran, karya tulis ilmiah, dan beberapa sumber dari
internet yang berkaitan dengan persoalan di atas. c.
Bahan Hukum Tertier Yaitu semua dokumen yang berisi konsep-konsep dan keterangan yang
mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti: kamus, ensiklopedia dan lain-lain.
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan Library Research, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain berasal dari buku-buku baik koleksi
pribadi maupun dari perpustakaan, artikel-artikel baik yang diambil dari media cetak maupun media elektronik, dokumen-dokumen pemerintah, termasuk peraturan
perundang-undangan. 4. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, yaitu suatu analisis data yang menggunakan dan memahami kebenaran yang diperoleh dari hasil penelitian dan
Universitas Sumatera Utara
jawaban-jawaban dari informan yaitu hakim dan jaksa, yang dicari hubungan antara data yang satu dengan data yang lain kemudian disusun secara sistematis.
“Metode analisis data kualitatif dilakukan dengan cara menyeleksi data yang telah terkumpul dan memberikan penafsiran terhadap data-data itu kemudian
menarik kesimpulan”.
46
46
Winarno Surakhman, Paper, Skripsi, Disertasi, Bandung: Tarsito, 1998, hal. 16
Universitas Sumatera Utara
BAB II LATAR BELAKANG PENGATURAN TENTANG UANG PENGGANTI
DALAM KEBIJAKAN HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI
A. Perkembangan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia Sejak Reformasi 1998
Pemberantasan korupsi di Indonesia sebenarnya telah berjalan cukup lama, bahkan nyaris setua umur Republik ini berdiri. Berbagai upaya represif dilakukan
terhadap para pejabat publik atau penyelenggara negara yang terbukti melakukan korupsi. Sudah tidak terhitung telah berapa banyak pejabat negara yang merasakan
getirnya hidup di hotel prodeo.
47
Berdasarkan sejarah, selain KPK yang terbentuk di tahun 2003, terdapat 6 lembaga pemberantasan korupsi yang sudah dibentuk di negara ini yakni; i Operasi
Militer di tahun 1957, ii Tim Pemberantasan Korupsi di tahun 1967, iii Operasi Tertib pada tahun 1977, iv tahun 1987 dengan Tim Optimalisasi Penerimaan
Negara dari sektor pajak, v dibentuknya Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi TKPTPK pada tahun 1999, dan vi tahun 2005 dibentuk Tim
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Timtas Tipikor.
48
Kebijakan pencegahan juga telah diupayakan oleh pemerintah. Peningkatan transparansi dari penyelenggara negara telah menjadi perhatian pemerintah bahkan
sejak tahun 1957. Pemerintah Indonesia sejak tahun 1957 melalui Kepres No.
47
Sugianto, Sejarah Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia Jakarta : Pusat Kajian Kepolisian dan Keamanan , 2009 hal.1
48
Ibid .hal. 4
Universitas Sumatera Utara