Konsepsi Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

pandangan, sikap-sikap dan falsafah yang secara menyeluruh mendasari jalannya sistem peradilan pidana. Persoalan dalam menetapkan sanksi dalam hukum pidana, apapun jenis dan bentuk sanksinya harus didasarkan dan diorientasikan pada tujuan pemidanaan. Setelah tujuan pemidanaan ditetapkan, barulah jenis dan bentuk sanksi apa yang paling tepat bagi pelaku kejahatan ditentukan. 30

2. Konsepsi

Konsepsi berasal dari bahasa Latin, conceptus yang memiliki arti sebagai suatu kegiatan atau proses berfikir, daya berfikir khususnya penalaran dan pertimbangan. 31 Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi, antara abstraksi dan realitas. 32 Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan defenisi operasional. 33 Pentingnya defenisi adalah untuk menghindarkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari satu istilah yang dipakai. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dirumuskan serangkaian defenisi sebagai berikut: a. Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun 30 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Op. Cit, hal 95. 31 Komaruddin dan Yooke Tjuparmah Komaruddin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, hal. 122. 32 Masri Singarimbun dan Sifian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1989, hal. 34. 33 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1998, hal. 3. Universitas Sumatera Utara berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. 34 b. Kerugian negara adalah berkurangnya uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai. 35 c. Uang pengganti merupakan suatu bentuk hukuman pidana tambahan dalam perkara korupsi. Pidana pembayaran uang pengganti merupakan konsekuensi dari akibat tindak pidana korupsi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, sehingga untuk mengembalikan kerugian tersebut diperlukan sarana yuridis yakni dalam bentuk pembayaran uang pengganti. 36 d. Tindak pidana korupsi adalah perbuatan yang tercantum pada Pasal 2 sd Pasal 16 Undang-Undang ini, yang meliputi: delik merugikan keuangan Negara Pasal 2 dan Pasal 3; delik penyuapan Pasal 5, 6, dan 11; delik penggelapan dalam jabatan Pasal 8, 9, dan 10; delik pemerasan dalam jabatan Pasal 12; delik yang berkaitan dengan pemborongan Pasal 7; dan delik gratifikasi Pasal 12 B, 12 C dan Pasal 13. 34 Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pasal 1 angka 1 35 Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pasal 1 angka 22 36 Uang Pengganti, http:jdih.bpk.go.idwp-contentuploads201103UangPengganti.pdf. Diakses tanggal 27 Februari 2012. Universitas Sumatera Utara

G. Metode Penelitian