50
B. Hasil Penelitian
Penyuluhan anti narkoba yang telah dilaksanakan oleh Badan Narkotika Kota Yogyakarta sejak tahun 2008 tentunya memberikan manfaat
untuk pelajar sekolah menengah di Kota Yogyakarta. Agenda yang dilaksanakan berupa pencegahan mulai dari penyuluhan dan pendampingan
para kader serta kegiatan yang dilakukan pada event – event tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program penyuluhan anti narkoba yang
dilakukan oleh Badan Narkotika Kota memunculkan sikap awas para pelajar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba yang sudah menjamur di Kota
Yogyakarta Khususnya. Badan Narkotika Kota Yogyakarta melakukan tindakan pembinaan yang bertahap pada pelajar dan kader sesuai misi yang
ditetapkan yaitu melaksanakan kegiatan dalam rangka ketersediaan informasi, pembinaan, pengawasan.
Badan Narkotika Kota Yogyakarta sebagai lembaga koordinatif berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta No 21 Tahun 2012 yang
berfungsi melakukan pencegahan di dua segmentasi masyarakat dan sekolah. Segmentasi di masyarakat, terdapat lembaga nonprofit yaitu CBNCegah
Brantas Narkoba yang terdiri dari perwakilan karang taruna masing–masing dusun di Kota Yogyakarta. CBN pada awalnya melakukan upaya pencegahan
dengan sosialisasi bahaya narkoba di karang taruna dan masyarakat umum di Kota Yogyakarta. Setelah terbentuknya Badan Narkotika Kota Yogyakarta,
CBN melebur kedalamnya dan bekerja dalam pengawasan Badan Narkotika Kota Yogyakarta. Sedangkan segmentasi pada sekolah, Badan Narkotika
51
Kota Yogyakarta memiliki Napza Crisis Center yang telah melakukan upaya pencegahan sejak tahun 2004. Upaya Pencegahan yang dilakukan yaitu
melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba di sekolah mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah akhir di Kota
Yogyakarta Khususnya baik secara bertatap muka langsung maupun melakukan siaran lewat radio.Sama seperti CBN, setelah terbentuknya Badan
Narkotia Kota Yogyakarta NCC diminta untuk meleburkan kedalamnya. Penyuluhan anti narkoba yang dilakukan oleh Badan Narkotika Kota
Yogyakarta sejak tahun 2008 bertujuan untuk mengurangi penyebaran penyalahgunaan narkoba yang dilakukan pelajar SMP dan SMA di Kota
Yogyakarta pada khususnya. Oleh karena itu dalam setiap periodenya Badan Narotika Kota Yogyakarta melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan
untuk terus memperbaiki programnya. Penyuluhan anti narkoba yang dilakukan Badan Narkotika Kota Yogyakarta berbeda dengan lembaga
lainnya, karena selalu menyertakan kader dari Sekolah. Sehingga diperoleh kedekatan antara peserta didik dan penyuluh karena merasa belajar bersama
dengan teman sebaya.
1. Evaluasi Pelaksanaan Program Penyuluhan Anti Narkoba Yang
Dilaksanakan Oleh Badan Nakotika Kota Yogyakarta
Evaluasi program penyuluhan anti narkoba bertujuan untuk mengetahui apakah proses sesuai dengan perencanaan. Evaluasi yang
dilakukan meliputi input, proses, output dan outcome. Sehingga
52
didapatkan kesimpulan tentang gambaran hasil penyuluhan anti narkoba yang telah dilakukan.
a. Komponen Input
Evaluasi pada komponen input pertama adalah melihat Raw input. Dalam penelitian ini raw input yaitu peserta didik dalam program
penyuluhan anti narkoba. Dalam hal ini peserta didik raw input merupakan siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas
baik negeri maupun swasta yang ada di Kota Yogyakarta. Seperti yang di ungkapkan oleh FM, yaitu:
“sasaran kita semua siswa SMA, SMK, SMP baik Negeri dan Swasta yang berada di Kota Yogyakarta dan yang sudah bekerja
sama dengan kita”
L3,147:17
Sependapat dengan FM, NH menyatakan bahwa: “peserta didiknya itu semua siswa pelajar SMA sama SMP Negeri
sama Swasta di Kota Yogya”
L3,147:15
Siswa yang terhitung sebagai pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah akhir Kota Yogyakarta adalah sasaran penyuluhan
anti narkoba oleh Badan Narkotika Kota Yogyakarta. Karena Badan Narkotika Kota Yogyakarta telah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan
Kota Yogyakarta untuk bisa masuk ke semua sekolah di Kota Yogyakarta.
Pada penyuluhan anti narkoba yang dilakukan oleh Badan Narkotika Kota Yogyakarta tidak ada kriteria khusus untuk pemilihan
peserta didik. Seperti yang diungkapkan oleh EZ: “enggak ada syarat khusus, yang penting masih pelajar dan mau
atau ada permintaan dari sekolah ke kita”
L3,147:26
53
Sama halnya yang di ungkapkan oleh M selaku penyuluh pada penyuluhan anti narkoba:
“tidak ada kriteria karena fokus pada pelajar Kota Yogyakarta dan membagikan ilmu kesemua orang”
L3,147:28
Dari pernyataan tersebut tidak ada kriteria khusus untuk peserta didik yang akan mengikuti penyuluhan anti narkoba oleh Badan
Narkotika Kota Yogyakarta. Peserta didik berasal dari semua siswa yang masih terhitung sebagai pelajar Kota Yogyakarta serta adanya
permintaan khusus dari sekolah, Badan Narkotika Kota akan segera menindaklanjutinya. Penyuluhan anti narkoba sifatnya membagikan ilmu
untuk semua orang, jadi dalam prakteknya tidak membedakan siapa saja yang ikut.
Peserta didik pada penyuluhan anti narkoba yang dilakukan oleh Badan Narkotika Kota Yogyakarta tidak dibatasi jumlah kuota peserta.
Seperti pendapat yang diungkapkan oleh FM selaku pengelola Badan Narkotika Kota Yogyakarta, yaitu:
“kita tidak membatasi kuota peserta, berapapun jumlah peserta yang diajukan sekolah pada kita, kita akan sanggupi. Hanya saja
nanti untuk pelaksanaan akan menyesuaikan.”
L3,147:37
Sependapat dengan pernyataan dari NH selaku Kader BNK Yogyakarta:
“sepertinya tidak pernah ada batas jumlah peserta gitu”
L3,147:41
Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa penyuluhan anti narkoba yang dilakukan oleh Badan Narkotika Kota Yogyakarta tidak
membatasi kuota peserta didiknya. Dalam pelaksanaannya, Badan Narkotika Kota Yogyakarta selalu siap berapapun jumlah peserta didik.