Metode Penyuluhan Penyuluhan Anti Narkoba

22 langsung dilakukan oleh penyuluh yang berhadapan dengan klien, sedangkan tidak langsung menggunakan perantara diaantara penyuluh dan klien. 2 Metode berdasarkan jumlah sasaran dan proses adopsi Metode ini dibedakan menjadi hubungan perseorangan, hubungan kelompok dan hubungan masal. Metode dengan hubungan perseorangan digunakan penyuluh untuk berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan masing – masing klien. Metode hubungan kelompok digunakan oleh penyuluh untuk menyampaikan pesan pada suatu kelompok. Metode ini sesuai dengan keadaan dan norma sosial dari masyarakat pedesaan Indonesia yang hidup berkelompok, bergotong – royong dan berjiwa musyawarah. Metode dengan hubungan masal digunakan penyuluh untuk menyampaikan pesan langsng maupun tidak langsung kepada banyak orang sekaligus pada waktu yang bersamaan. 3 Metode berdasarkan indera penerima Berdasarkan indera penerima pada sasaran metode penyuluhan digolongkan menjadi metode yang dapat dilihat, metode yang dapat didengar serta metode yang dapat dilihat dan didengar. d. Metode penyuluhan yang efektif dan efisien Menurut Martanegara 1993 dalam Syairul Alim 2010 suatu metode disebut efektif apabila dengan metode yang digunakan 23 dalam suatu kegiatan penyuluhan tujuan yang diinginkan tercapai. Dikatakan efektif apabila tercapainya tahap penerapan dalam proses adopsi.

3. Penyuluhan Anti Narkoba

Penyuluhan anti narkoba merupakan proses mempengaruhi seseorang yang memungkinkan melakukan penyalahgunaan narkoba sehingga orang tesebut memiliki sikap anti terhadap narkoba. Seseorang yang mengikuti penyuluhan tersebut akan mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai narkoba dan bahayanya. Sehinnga orang tersebut mampu memberikan perlindungan pada dirinya sendiri dan orang lain yang berada disekitarnya. Penyuluhan anti narkoba yang dilakukan dengan metode sosialisasi dimana mepresentasikan tentang pengertian narkoba, jenis dan bahayanya serta upaya yang harus dilakukan remaja untuk menghindarinya. Sosialisasi tersebut dilakukan dengan mengajak peran serta remaja untuk bisa menanamkan jiwa anti narkoba pada dirinya. Pada setiap sosialisasi penyuluhan, diberikan kesempatan untuk bertanya dan berpendapat oleh remaja. Sosialisasi penyuluhan diakhiri dengan memberikan kesempatan pada remaja yang ingin melakukan konseling atau pendampingan dengan menemui penyulun.

C. Penyusunan Desain Program

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kata penyusunan berasal dari kara dasar susun yang artinya kelompok atau kumpulan yang tidak beberapa banyak. Sedangkan pengertian dari penyusunan adalah suatu kegiatan atau 24 kegiatan memproses suatu data atau kumpulan data yang dilakukan oleh suatu organisasi atau perorangan secara baik dan teratur. Penyusunan pada penelitian ini mengacu pada evaluasi program yang telah dilakukan. Evaluasi program yang didapatkan dijadikan sebagai data untuk membuat desain penyuluhan. Desain merupakan gambaran, gambaran tentang pelaksanaan program penyuluhan anti narkoba. Konsep penyusunan program yang menekankan pada pentingnya penanaman pemahaman narkoba sejak dini, tentunya harus bersifat fleksibel. Fleksibel dalam artian dapat diterapkan pada kondisi anak yang sangat labil. Semua pelayanan anti narkoba mempertimbangkan metode penyampaian yang sesuai tanpa mendikte anak. Menurut soelaiman 2006 dalam BNNP DIY, 2010: 94 kontribusi pencegahan penyalahgunaan dapat dilakukan oleh 3 unsur, mulai dari individu, institusional, dan sosial lingkungan masyarakat. Munculnya “drugs industry” maka perkembangan tren masalah narkoba sudah tidak mampu lagi mengandalkan pendekatan indivual individual approach. Tetapi lebih efektif apabila digunakan mengedepankan pendekatan komunitas community approach atau melalui sosial lingkungan masyarakat. Pendekatan komunitas yang menanamkan pentingnya pencegahan dan pemberantasan narkoba pada masyarakat bisa mempersempit pasar gelap narkoba. Pada dasarnya masyarakat saat ini masih menganggap tabu narkoba, mereka hanya menganggap bahwa peredaran narkoba terjadi di kota – kota besar seperti yang mereka ketahui lewat media massa. Komunitas tidak hanya 25 pada masyarakat umum saja, tetapi juga termasuk didalamnya komunitas anak muda. Diharapkan adanya saling mengawasi dan support diantara anggotanya supaya mereka tetap dalam lingkaran aman dari jerat narkoba. Peredaran gelap narkoba yang semakin hari semakin menjamur, serta setiap periodenya selalu muncul modus peredaran yang berbeda membuktikan para pelaku kejahatan tersebut semakin berkembang. Menjadi kecemasan sendiri disemua instansi pemerintahan yang mengharapkan Negara ini segera terbebas dari jerat narkoba. Dalam berbagai kegiatan penyuluhan anti narkoba selalu diberikan suatu peta peredaran gelap narkoba dan modus baru yag diketahui supaya para generasi muda semakin waspada. Desain program yang akan dihasilkan dari adanya evaluasi pelaksanaan BNK Yogyakarta diharapkan mampu memberikan warna baru pada proses penyuluhan. Sehingga para remaja yang memiliki berbagai macam karakter tertarik mengikuti proses penyuluhan. Selain itu juga remaja dapat membentuk tameng diri sejak dini untuk menjauhi dan menolak apabila narkoba mendekatinya. Penyusunan diawali dengan membuat perencanaan. Perencanaan dibuat sebagai suatu pedoman langkah melakukan penyusunan program. Langkah – langkah dalam membuat perencanaan menurut Colin N. Power UNESCO,1997:4 yaitu: 1. Needs assessment Penilaian kebutuhan digunakan untuk mencari tau kebutuhan saat ini. Sebagai dasar akuntabilitas dan untuk mengembangkan suatu program. 26 Setiap program dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan. Menentukan kebutuhan ini penting untuk keberhasilan sebuah program. Penilaian kebutuhan dibuat untuk menentukan tujuan sebuah program. Ketika melakukan penilaian kebutuhan, mempertimbangkan masukan dan keluaran karena saling berpengaruh. 2. Goals and objectives Goals merupakan tujuan utama dari suatu program, sedangkan objectives merupakan tujuan khusus untuk mencapai tujuan utama. Objectives penting untuk menilai situasi saat ini berkenaan dengan tujuan utama. 3. Alternative Procedures to Meet Objectives Menentukan langkah alternatif untuk mencapai tujuan program. Langkah - langkah dibuat untuk mempermudah dalam mencapai tujuan program. Berisi isu – isu strategis yang didapat dari hasil analisis data melihat kajian lingkungan dan eksternal. 4. Monitoring of Implementation Membuat rencana pengamatan pelaksanaan program. Bertujuan untuk mengetahui apakah proses berjalan sesuai dengan rencana. Dalam melakukan pengamatan, seorang pengamat harus mengetahui tujuan dari program. 5. Evaluation of Outcomes Melakukan evaluasi keluaran untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan program. Evaluasi keluaran dilakukan dengan cara pengamatan langsung