Polimerisasi Antar Permukaan Dip-Coating

Pengendapan dengan perendaman Kebanyakan membran yang tersedia secara komersial dibuat dengan pengendapan terendam : larutan polimer polimer ditambah pelarut ditempatkan pada tempat yang sesuai dan direndam dalam bak koagulasi berisi nonsolvent. Pengendapan terjadi karena pertukaran solven dan nonsolven. Akhirnya struktur membran dihasilkan dari kombinasi transfer massa dan pemisahan fasa.

2.5.2 Polimerisasi Antar Permukaan

Polimerisasi antar permukaan memberikan metode lain untuk menempatkan lapisan tipis atas substart berpori. Dalam hal ini, reaksi polimerisasi terjadi antara dua monomer yang sangat reaktif atau satu pra-polimer pada antar permukaan dua pelarut saling larut. Hal ini ditunjukkan secara skematis pada Gambar 2.6. Gambar 2.6. Gambar skematis pembentukan komposit membran melalui polimerisasi antar permukaan Mulder, 1996 Lapisan substart, yang umumnya merupakan membran ultrafiltrasi atau mikrofiltrasi Gambar 2.6A, yang direndam dalam larutan air Gambar 2.6B mengandung monomer reaktif atau prapolimer, sering dari jenis amina. Film atau fiber kemudian direndam dalam kedua bak berisi pelarut bercampur air Gambar 2.6c di mana monomer lain reaktif, seringkali asam klorida, telah larut. Kedua monomer reaktif yaitu amina dan asam klorida bereaksi satu sama lain untuk membentuk toplayer polimer padat Gambar 2.6D. Penggunaan panas untuk melengkapi reaksi antar permukaan dan crosslink monomer yang larut dalam air atau pra-polimer. Keuntungan dari polimerisasi antar permukaan adalah bahwa reaksi ini dengan reaktan terbatas sudah terbentuk lapisan, menghasilkan film yang sangat tipis dengan ketebalan dalam rentang 50 nm.

2.5.3 Dip-Coating

Dip-coating adalah teknik yang sangat sederhana dan berguna untuk membuat membran komposit dengan toplayer sangat tipis tapi padat. Membran yang diperoleh dengan metoda ini digunakan pada reverse osmosis, pemisahan gas dan pervaporasi. Prinsip dari teknik ini secara skematis diperlihatkan pada Gambar 2.7. Gambar 2.7. Ilustrasi skematik dip-coating Mulder, 1996 Dalam hal ini, suatu membran asimetrik hallow fiber atau flat sheet, sering dari tipe yang digunakan di ultrafiltrasi, direndam dalam larutan coating berisi polimer, prapolimer atau monomer, konsentrasi zat terlarut dalam larutan rendah sering kurang dari 1. Ketika membran asimetrik akan dilepas dari bak yang mengandung bahan pelapis dan pelarut, lapisan tipis mengikuti larutan itu. Film ini kemudian dimasukkan ke dalam oven di mana pelarut menguap dan di mana crosslinking juga terjadi. Crosslinking tersebut mengarah ke lapisan tipis menjadi tetap ke sublapisan berpori. Crosslinking sering juga diperlukan karena lapisan pelapis tidak memiliki stabilitas mekanik atau kimia itu sendiri atau dry asymmetric hollow fiber or flat membrane coating bath oven Composite membrane kinerja pemisahan adalah tidak cukup tinggi pada keadaan uncrosslinked. Gambar 2.8 menggambarkan komposit serat berongga dengan toplayer di luar serat. Sublapisan di sini adalah hollow fiber poli ether imide yang diperoleh dengan teknik perendaman di mana suatu lapisan tipis polydimethylsiloxane diendapkan dengan cara dip-coating. Crosslinking dimethylsiloxane dicapai dengan pemanasan. Hal ini dapat dilihat bahwa toplayer sangat tipis sekitar 1 μm dapat diterapkan melalui teknik ini. Gambar 2.8. SEM komposit hollow fiber dengan sublapisan poli eter imida dan toplayer polydimethylsiloxane. Gambar di sebelah kiri memberikan pandangan keseluruhan penampang pembesaran 500 x: gambar di sebelah kanan memberikan penampang luar serat dengan toplayer karet silikon perbesaran 10.000 x Mulder, 1996

2.5.4 Polimerisasi Plasma