Clay Tanah Liat Primer

2.8 Clay

Tanah liat clay merupakan bahan plastis yang dapat berubah menjadi keras dan tahan terhadap air setelah mengalami proses pengeringan dan pembakaran. Hampir semua tanah liat yang ada di Indonesia disebut “lempung”. Lempung merupakan produk alam, yaitu hasil pelapukan kulit bumi yang sebagian besar terdiri dari batuan feldspatik, berupa batuan granit dan batuan beku. Gambar 2.13 beberapa contoh clay. Gambar 2.13. Clay PPPPTK Seni dan Budaya Jogjakarta, studiokeramik.org Tanah liat dalam ilmu kimia termasuk Hidrosilikat Alumina, yang dalam keadaan murni mempunyai rumus Al 2 O 3 2SiO 2 2H 2 O. Satu partikel tanah liat dibuat dari satu molekul aluminium 2 atom Alumina dan 3 atom Oksigen, dua molekul Silikat 2 atom Silika dan 2 atom Oksigen, dan dua molekul Air 2 atom Hidrogen dan 1 atom Oksigen. Formula tersebut terdiri dari: 39 Oksida Alumina 47 Oksida Silika 14 Air Perubahan secara alamiah yang berlangsung terus menerus menyebabkan terbentuknya tanah liat primer dan sekunder, yang juga menyebabkan perbedaan tempat ditemukan pengendapan tanah liat tersebut, secara sederhana asal-usul tanah liat dapat digambarkan seperti gambar berikut ini. Gambar 2.14. Asal usul tanah liat secara sederhana Budiyanto dkk., 2008. Berdasarkan tempat pengendapannya, tanah liat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu Budiyanto dkk., 2008 :

a.Tanah Liat Primer

Yang disebut tanah liat primer residu adalah jenis tanah liat yang dihasilkan dari pelapukan batuan feldspatik oleh tenaga endogen yang tidak berpindah dari batuan induk batuan asalnya, karena tanah liat tidak berpindah tempat sehingga sifatnya lebih murni dibandingkan dengan tanah liat sekunder. Selain tenaga air, tenaga uap panas yang keluar dari dalam bumi mempunyai andil dalam pembentukan tanah liat primer. Karena tidak terbawa arus air dan tidak tercampur dengan bahan organik seperti humus, ranting, atau daun busuk dan sebagainya, maka tanah liat berwarna putih atau putih kusam. Suhu matang berkisar antara 1300 C–1400 C, bahkan ada yang mencapai 1750 C. Yang termasuk tanah liat primer antara lain: kaolin, bentonite, feldspatik, kwarsa dan dolomite, biasanya terdapat di tempat- tempat yang lebih tinggi daripada letak tanah sekunder. Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan memberikan lempung merah sedangkan granit akan memberikan lempung putih. Mineral kwarsa dan alumina dapat digolongkan sebagai jenis tanah liat primer karena merupakan hasil samping pelapukan batuan feldspatik yang menghasilkan tanah liat kaolinit. Tanah liat primer memiliki ciri-ciri: • warna putih sampai putih kusam • cenderung berbutir kasar, • tidak plastis, • daya lebur tinggi, • daya susut kecil • bersifat tahan api Dalam keadaan kering, tanah liat primer sangat rapuh sehingga mudah ditumbuk menjadi tepung. Hal ini disebabkan partikelnya yang terbentuk tidak simetris dan bersudut-sudut tidak seperti partikel tanah liat sekunder yang berupa lempengan sejajar. Secara sederhana dapat dijelaskan melalui gambar penampang irisan partikel kwarsa yang telah dibesarkan beberapa ribu kali. Dalam gambar di bawah ini tampak kedua partikel dilapisi lapisan air water film, tetapi karena bentuknya tidak datarasimetris, lapisan air tidak saling bersambungan, akibatnya partikel- partikel tidak saling menggelincir. Gambar 2.15. Dua partikel kwarsa dengan lapisan air Budiyanto dkk., 2008

b. Tanah Liat Sekunder