Biaya Tata niaga, DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

tradisional sehigga konsumen akan dengan mudah memperoleh sawi untuk kebutuhan sehari-hari.

5.2 Biaya Tata niaga,

price spreed, persentase margi share maegin dan saluran Tata niaga Sawi di Daerah Penelitian Dalam sistem tata niaga ini,fungsi-fungsi tata niaga yang dilakukan oleh lembaga tataniaga sawi menimbulkan biaya-biaya tata niaga dari setiap lembaga tata niaga yang terlibat dalam saluran tata niaga dapat dianalsis untuk melihat besarnya bagian yang diterima setiap lembaga tata niaga. Analisis lembaga tataniaga dapat digunakan untuk melihat ccdistribusi margin tata niaga yang terdiri dari biaya dan keuntungan. Untuk menganalis biaya tataniaga, sebaran haraga price spread, persentase margin share margin. Dan akan di hitung berapa berapa besar biaya tata niaga yang akan di keluarkan masing-masing lembaga tata niaga sawi yang ada didaerah penelitian Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Biaya Tata niaga, price spreed, persentase margi share maegin Petani Sawi di Daerah Penelitian No Komponen Biaya Sebaran Harga price spread Persentae Margin share margin 1 Petani Harga jual 3500 63,63 Biaya Produksi 1622 29,49 Biaya tata niaga 52 0,94 Daun pisang 41 0,74 Tali 11 0,20 Keuntungan profit 1826 2 Lembaga kelompok pedagang pengumpul Herga beli 3500 harga jual 4500 Biaya tata niaga 225 4,09 Transportasi 125 2,27 Bongkar muat 100 1,81 Keuntungan profit 725 3 Pengecer Harga beli 4500 Harga jual 5500 Biaya tata niaga 212 3,85 Transportasi 162 2,94 Kantong plastic 50 0,90 Keuntungan profit 788 4 Harga Beli Konsumen 5500 100 Sumber :3,4,5,6,8,9 Pada tabel 11 petani menjual hasil panen sawi persatu kilogram seharga Rp. 3.500 dan petani mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp. 1.622Kg sawi. Biaya tata niaga yaitu daun pisang yaitu sebesar Rp. 41Kg dan tali sebesar Rp. 11Kg. Total biaya tata niaga yaitu daun pisang, tali sebesar Rp. 52Kg sawi. Dan petani sawi Universitas Sumatera Utara menjual hasil panen kepada pedagang pengumpul seharga Rp. 3500Kg. Sehingga keuntungan profit yang didapat oleh petani sebesar Rp. 1.826Kg sawi. Pedagang pegumpul membeli sawi dari petani seharga Rp. 3.500 dan pedagang pengumpul langsung membawa sayuran sawi tersebut kepasar atau daerah perkumpulan para pedagang sayuran yang ada di pasar IV marelan untuk melakukan jual beli sayuran. Biaya pengangkutan yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul yaitu sebesar Rp. 125Kg. Dan biaya bongkar muat adalah sebesar Rp.100Kg. Jadi total biaya tata niaga yang dikeluarkan oleh pedangang pengumpul adalah sebesar Rp. 225Kg. Pedagang pengumpul lalu menjual sayuran sawi kepada pedagang penegecer seharga Rp. 4.500Kg. Dengan demikian pedagang pengumpul memperoleh keuntungan profit sebesar Rp. 725Kg sawi. Pedangang pengecer lalau memebeli sayuran sawi tersebut dari pedagang pengumpul seharga Rp. 4.500Kg sawi. Untuk mendapatkan sayuran sawi tersebut pedagang pengecer harus mengeluarkan biaya antara lain transportasi yaitu sebesar Rp. 162Kg sawi. Dan biaya kantong plastik untuk melakukan transaksi jual beli yaitu sebesar Rp. 50Kg sawi. Jadi biaya tata niaga yang harus dikeluarkan pedagang pengecer adalah sebesar Rp. 212Kg sawi. Pedagang pengecer menjual sawi kepada konsumen seharga Rp. 5.500Kg sawi. Sehingga pedagang pengecer memperoleh keuntungan profit sebesar Rp. 788Kg sawi.

5.3 Tingkat Efisiensi Tataniaga Usahatani Sawi di Daerah Penelitian